Oleh: Muhammad Aminullah
Berkah hadirnya ustadz Arrazy Hasyim, bagi saya, (atau mungkin anda) kita semua menjadi ketegur. Bahwa selama ini kita (mungkin) mengabaikan sifat wajib 20 bagi Allah sebagaimana diserat oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ariyah Rahimahullah. Atau jangan-jangan kita sudah lupa dengan hafalan 20 sifat wajib bagi Allah ini. Aqoid yang 20 inilah yang diyakini oleh para ulama Ahlussunnah Waljamaah dunia. Begitu pun di Indonesia. Para Habaib dan Kiai-kiai pesantren, surau, dayah Ahlussunnah Waljamaah pun meyakini sifat wajib 20 bagi Allah ini. Allah wujud, qidam, bawah, mukholafatuhu lil hawaditsi dan seterusnya. Dari dahulu hingga hari ini, para ulama Ahlussunnah Waljamaah masih meyakini 20 sifat wajib bagi Allah ini.
Nah, dalam setiap kesempatan dakwahnya, ustadz Arrazy Hasyim selalu mengingatkan jamaahnya akan pentingnya memahami sifat wajib 20 bagi Allah azza wajalla sebagaimana dicetuskan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Secara tidak langsung, saya yang (maaf) hampir mulai melupakan hafalan sifat wajib 20 bagi Allah ini jadi “kesinggung”. Karena seringnya disinggung dalam setiap ceramah, akhirnya mau tidak mau, alam bawah sadar saya (mungkin juga jamaah beliau yang lain) jadi greget kembali memahami Aqoid 20 bagi Allah ini. Minimal hafal, lah!
Eh, belakangan, muncul sekelompok orang yang mengidentifikasi diri mereka dengan penganut manhaj salaf, tetapi kemudian menyesatkan Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Pun juga dengan 20 sifat wajib bagi Allah tak luput mereka hujat. Subhanallah.. Ulama sekaliber Imam Abu Hasan Al-Asy’ari wal Maturidi saja berani mereka sesatkan, apalagi kita-kita yang ceceremehe ini. Muhaddits abad ini, Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani misalnya, juga berani mereka sebut sebagai Thagutnya Mekkah. Anda tahu apa itu Thagut dalam Al-Qur’an? Duh, saya ndak tega mau nulis arti dari kata Thagut ini. Terlalu sadis.. Karenanya, sebagai pecinta Sayyid/Habaib, jujur, pertama kali mendengar kata Thagut yang dialamatkan kepada Sayyid Al-Maliki, darah muda saya menggelegak. Rasanya seperti mendidih.
Beruntung, baginda Nabi SAW selalu mengultimatum ummatnya agar senantiasa mengedepankan akhlak. Pun juga demikian dengan al-Qur’an; Kalamullah sebagai representasi dari akhlak Nabi itu sendiri, juga menekankan pentingnya mengedepankan akhlak. Jika ingin melihat isi dari al-Qur’an, lihat kehidupan Nabi SAW. Perhatikan akhlak baginda nabiyyuna Muhammad SAW. Karenanya, dalam menghadapi mereka yang menamakan diri sebagai salafi, kita juga harus mengedepankan akhlak dan ilmu. Jangan menggunakan kekerasan verbal, apalagi fisik. Hindari celaan, hinaan dan hujatan. Tetapi hadapi mereka dengan ilmu, dan terutama akhlak.
Yuk.. Kita hafalkan dan pahami kembali Aqoid yang 20, agar tidak mudah terkesima, terpiyu-piyu, lalu keseret dengan paham-paham anyaran yang sok belagu nyalah-nyalahin akidah Ahlussunnah Waljamaah Asy’ariyah wal Maturidiyyah yang sudah diyakini dari zaman baheula. Sejak berabad-abad lamanya akidah Asy’ariyah ini sudah diamalkan oleh para ulama Ahlussunnah Waljamaah dunia dan Indonesia (Nusantara).
No responses yet