Oleh : Najwa Alina Putri Alamsyah (2308015061)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Abstrak:
Interaksi sosial anak dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu banyak anak muda yang masih bermain dengan teman-teman sebayanya dan berprilaku sesuai dengan umurnya, namun anak zaman sekarang teman yang selalu ada dideket mereka adalah gadget yang isinya ada berbagai macam informasi positif dan negative yang secara instan dapat mereka jelajahi. Buruknya sosialisasi ini dapat dijumpai pada pergaulan anak atau pertemanan anak yang menurut anak mungkin baik namun ternyata berdampak buruk pada dirinya. Buruknya sosialisasi ini mungkin juga terdapat dari orang tua yang sangat membebaskan anaknya tanpa memberi Batasan Batasan yang harus anak lakukan, hal ini dapat membuat anak melakukan suatu hal tanpa pengawasan orang tua dan dapat melakukan sesuatu diluar dari batasannya. Dalam perkembangan sosial remaja jika orang tua tidak memiliki peran maka menurut mereka teman sebayalah yang sangat berperan penting untuk membentuk sikap berbicara, penampilan, dan prilaku karna menurut mereka contoh yang paling sering mereka liat adalah teman, Remaja sering kali menilai bahwa pakaian atau perilaku temannya menunjukkan bahwa orang itu sangatlah populer maka dari itu dia mecontohnya agar dapat bergabung kedalam kelompok orang-orang populer. Namun dari situ terkadang anak dapat mencontoh sesuatu yang dapat dibilang kurang baik, yaitu seperti minum alkohol, merokok, dan lainnya maka dari sini remaja hanya mengikuti untuk menjadi popularitas tanpa memikirkan akibat yang iya akan dapat didalam tubuhnya.
Kata kunci: Remaja, lingkungan sosial, Perilaku
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak muda dari zaman dahulu dan sekarang, mengetahui dampak negatif terhadap interaksi sosial dan kesejahteraan mental mereka. Seiring perkembangan teknologi dan perubahan budaya seiring perubahan zaman, perlu untuk kita tau masalah yang mungkin muncul dalam proses sosialisasi generasi muda saat ini.
Namun buruknya sosialisasi anak muda ini juga bisa jadi berdampak pada pergaulan dan keluarga pula. Salah dalam bergaul dapat membuat anak muda menjadi mengikuti tidak baik pula namun jika pergaulan yang anak muda ikuti itu dapat menjadi jalan yang baik maka dapat pula kita ikuti. Namun dampak keluarga juga dapat merubah sosialisasi karna kurangnya perhatian atau rumah yang harusnya menjadi rumah ternyaman dalam keluarga malah menjadi rumah yang membuat seorang anak tidak mengetahui rumah itu sendiri dan akhirnya mencari tempat lain yang mingkin menurutnya baik namun ternyata belum tentu baik.
buruknya sosialisasi anak muda zaman sekarang dapat diketahui melalui beberapa faktor. Pertama, media sosial dan teknologi lainnya telah menggantikan interaksi sosial langsung antara anak muda dan kalangannya, dan dapat menyebabkan kemunduran keterampilan komunikasi.Kedua, tekanan dan ekspektasi sosial yang tinggi dapat menciptakan kecemasan dan kurangnya percaya diri, menghambat kemampuan anak muda untuk berinteraksi dengan sekitarnya. Selain itu, perubahan nilai budaya juga dapat menjadi menurunkan kualitas sosialisasi, dengan fokus yang lebih besar pada individualisme dan kurangnya nilai solidaritas sosial. Semua faktor ini dapat menjadikan lingkungan di mana anak muda mungkin menghadapi kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dan bermakna.
Menurut DPRD Surabaya tawuran antar pelajar dini hari di kota Pahlawan mencerminkan buruknya sosialisasi antar masyarakat akibat pandemi yang telat berlangsung selama dua tahun.
” Fenomena ini kami temukan semakin meluas dan hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Surabaya perlu menyesesuaikan Kembali pola sosialisasi antar masyarakat,” kata Komisi DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto di Surabaya, Minggu (17/4).
Pelanggaran ini berupa lampu kuning menuju lampu merah. Aspek psikososial mereka perlu dipertajam, dan hal ini juga bisa dilakukan ditingkat sekolah,” kata Herlina.
hal ini diperkuat oleh aparat pemerintah seperti Satpol PP, TNI dan Polri melalui penggerebekan di wilayah yang mungkin menjadi pertempuran.
PEMBAHASAN
Buruknya sosialisasi anak zaman sekarang karena jarangnya anak berkomunikasi dengan orang tua yang dapat menyebabkan anak menjadi mencari teman diluar sana yang menurut mereka dapat mendengarkan keluh kesah mereka dan dapat menjadi tempat ternyaman untuk mereka. Anak akan dapat meniru pergerakan atau cara tonton dan main temannya karna otak mereka sudah di isi oleh hal-hal yang temannya lakukan, karna menurut mereka itu suatu yang baik. Namun pada saat anak menjadi remaja dia akan mencari jati dirinya agar mengenal siapa dirinya sebenarnya.
- Peran pendidikan dan keluarga dalam membentuk sosialisasi
Keluarga merupakan tempat paling nyaman dan tempat tumbuh kembang anak sejak dini. Ketika orang tua memiliki hubungan yang hangat dan bersedia memperhatikan perilaku anak secara keseluruhan, anak akan merasa dihargai dan mengembangkan kercaya diri terhadap keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain itu, anak juga dapat terhindari dari hal-hal negative seperti salah dalam bergaul, depresi, dan perasaan kesepian. ( Nabila Husna 2021 )
Peran lingkungan keluarga dalam tumbuh kembang anak sangat penting dalam mengembangkan perilaku etika, akhlak yang baik serta membangun kepercayaan anak terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Hal ini juga mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak.
Saat ini perkembangan moral anak terhadap orang tua dan orang lain sudah sangat menurun, sehingga peran lingkungan rumah dalam Pendidikan karakter anak, termasuk pengembangan moral anak sangatlah penting. Saat ini, kita juga melihat banyak kerusakan moral dikalangan anak-anak di Masyarakat kita. Artinya terjadinya kejahatan seperti pencurian, penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan. Contoh kasus di lingkungan keluarga, orang tua sering kali menuruti kemauan anaknya, ada yang berani membentak, menggunakan kata-kata kasar, tidak mempunyai sikap sopan santun terhadap orang tua, atau melanggar perintah orang tua.
Ruang tempat organisme berada bersama dengan unsur hidup dan unsur mati lainnya disebut sebagai lingkungan hidup organisme tersebut. Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yang mencakup segala objek, kekuatan, kondisi, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan aktivitasnya yang memengaruhi kelangsungan keberadaan alam dan kehidupan. Lingkungan merujuk pada kondisi sekitar yang memengaruhi pertumbuhan dan perilaku makhluk hidup.
Keluarga memiliki peran utama dalam mempertahankan kebiasaan, sikap, perilaku, dan nilai-nilai melalui penciptaan kondisi yang mendukung interaksi dan sosialisasi positif antara individu anak dengan lingkungannya. Orang tua memegang peran kunci dalam keluarga, bertugas untuk mendukung, membimbing, dan membentuk kepribadian anak. Dalam konteks ini, pendidikan mengenai lingkungan hidup juga harus menjadi bagian dari pembelajaran. Sebuah lingkungan yang sehat merupakan tempat yang sesuai untuk anak bermain dan tinggal. Sebaliknya, lingkungan rumah yang tidak sehat dapat berdampak negatif pada kesehatan anak dan pertumbuhannya. Menciptakan lingkungan yang sehat memerlukan usaha dan perhatian, dan peran keluarga memiliki dampak signifikan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. (ida, 2023)
1.2 Pengaruh media sosial dan lingkungan
Buruk bersosialisasi dikalangan remaja saat ini merupakan fenomen yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utamanya adalah media sosial dan perubahan teknologi. Generasi saat ini lebih banyak terhubung dengan dunia maya dibandingkan interaksi sosial tatap muka. Pasalnya, Mereka terbiasa berkomunikasi melalui pesan teks tertulis, media sosial, dan platform digital lainnya, sehingga dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi secara langsung.
Perkembangan internet terus mengalami kemajuan terutama di kalangan remaja. Internet telah berkembang pesat dan kini tersedia bagi siapa saja, kapan saja, dimana saja. Perkembangan internet juga menyebabkan munculnya berbagai jenis media sosial baru, termasuk TikTok. Selama pandemi virus corona (covid-19), lockdown dan perintah bekerja dari rumah di wajibkan di sebagian besar negara di dunia untuk mencegah penyebaran virus ini, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia dan di seluruh dunia sangatlah buruk. TikTok merupakan aplikasi popular dan di gemari dikalangan remaja, orang dewasa, bahkan anak kecil karena kemudahan akses hiburan dan informasi.
Namun, kemudahan akses ini tidak selalu merupakan hal yang baik. Dari pembahasan diatas peneliti ingin mengkaji hal tersebut dengan judul “Pengaruh Media sosial Tiktok Terhadap Gaya Hidup Remaja”. Penelitian ini menggunakan Pendekatan kuantitatif dan metode survei. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2019 Universitas Negeri Jakarta yang berjumlah 83 mahasiswa dan jumlah sampel sebanyak 69 mahasiswa. Penelitian yang dilakukan mrngungkapkan bahwa terdapat pengaruh antara media sosial TikTok dengan gaya hidup remaja. (Putri, Kinkin 2022)
Ada beberapa dampak media sosial yang perlu mendapat perhatikan terhadap tumbuh kembangan anak, seperti:
1. Anak-anak berisiko menjadi korban cyberbullying. Angka kejadian perundungan (bullying) pada anak-anak di media sosial masih relatif tinggi. Akibatnya, anak kerap merasa takut sehingga berdampak pada kesehatan mentalnya.
2. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat membuat anak menjadi kecanduan media sosial. Jika seorang anak mempunyai keterikatan tertentu terhadap suatu hal yang dilakukannya, Sehingga, maka hal itu dikatakan sebagai kecanduan. Oleh karena itu, anak yang kecanduan media sosial berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat kurang istirahat dan kebiasaan makan yang tidak teratur.
3. Penggunakan media sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan anak anda dalam membentuk hubungan interpersonal yang kuat. Selain itu, tedapat kekawatiran bahwa banyak anak yang kecanduan media sosial menjadi kurang sadar akan lingkungan sekitarnya.
Berbagai media sosial telah menciptakan keyakinan bahwa pengikut dipandang sebagai ukuran kesuksesan sosial tanpa mempertimbangkan kualitas hubungan. Hubungan mungkin dangkal dan kurang memiliki pengalaman sosial yang mendalam. Seiring berjalannya waktu, kaum muda dapat mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang bermakna dan mengembangkan keterampilan komunikasi antar pribadi yang kuat.
Kejahan remaja tidak jarang terjadi akhir-akhir ini dan banyak anak muda yang melanggar peraturan. Ada beberapa yang menyababkan terjadinya kenakalan remaja, antara lain interaksi dengan teman sebaya, pengaruh lingkungan tempat anak sehari-hari terpapar, dan pengaruh anak itu sendiri. Pada masa ini generasi muda mengalami perubahan pertumbuhan dan perkembangan. Ada beberapa permasalah dalam perilaku remaja, misalnya kekerasan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas bagaimana lingkungan sekolah dan lingkungan sosial mempengaruhi perilaku remaja berlaku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 54 remaja di yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa kenakalan remaja cenderum memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan sekolah dan sosial. Masa remaja sebagai masa transisi mendorong remaja untuk menemukan jati dirinya melalui berbagai aktivitas di sekitarnya, dan perubahan perilaku, sikap, dan nilai-nilai pada masa remaja menunjukkan bahwa beberapa perubahan tidak hanya terjadi pada masa remaja awal saja, juga pada masa remaja akhir. Peneliti ingin remaja memahami bahwa Tindakan mereka merugikan diri sendiri dan orang lain. ( Bilal, dkk. 2023)
1.3 Tekanan, Ketakutan, dan perubahan budaya
Tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi juga dapat menjadi beban bagi generasi muda. Dorongan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh masyarakat dan media sering kali menimbulkan rasa puas diri dan kecemasan sosial. kaum muda merasa sulit untuk memenuhi harapan-harapan ini, yang dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri dan kesejahteraan psokologis mereka.
Namun, dampak rasa takut juga dapat dipengaruhi oleh gaya pengasuhan asuh orang tua, sama seperti dampak pola asuh otoriter pada anak yang menjadikan mereka lebih kaku dan sulit beradaptasi, perbedaan gaya pengasuhan juga munyababkan perbedaan dalam perkembangan sosial anak, kurang rasa percayaan diri dapat menghambat situasi sosial dan menimbulkan perilaku agresif terhadap teman, keluarga, dan masyrakat.
Perubahan nilai-nilai budaya juga memegang peranan penting, karna pergeseran ke arah individualisme dan penekanan pada pencapaian pribadi dapat mempengaruhi rasa solidaritas sosial dan kerjasama antar individu. Oleh karena itu, generasi muda jarang berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kurang terbiasa dengan situasi kelompok. Pendidikan juga berperan kualitas sosialisasi pada generasi muda. Sistem pendidikan yang selalu menekankan kemampuan akademik cenderung mengabaikan pengembangan keterampilan sosial. kurangnya penekanan dapat mengakibatkan lulusan yang cerdas secara akademis maupun kesulitan menghadapi situasi dunia nyata.
Ada banyak proses teknologi yang menghasilkan produk sampingan bagi perekonomian lokal, dan bahkan remaja dapat memanfaatkannya dengan bijak. Akhir-akhir banyak sekali perbincangan mengenai generasi milenial, mulai dari pendidikan, moral dan budaya, etos kerja, ketahanan mental, dan pemanfaatan teknologi. Kami menemukan bahwa teknologi selalu memainkan peran positif, tidak hanya bagi generasi millenial. Namun teknologi juga memberikan dampak negatif bagi generasi milenial. Dilihat dari kebiasaannya, generasi milenial sering dianggap tidak tertarik dengan urusan sosial. Faktanya, teknologi juga dapat mengubah budaya dengan cepat. Misalnya, orang pada umumnya perlu interaksi satu sama lain dan saling membutuhkan. Namun, teknologi dapat dengan cepat mengubah hal ini. Dengan berkembangnya teknologi, generasi milenial menjadi lebih individualistis dan cenderum mengikuti pola gaya hidup yang ada di media sosial. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, teknologi juga dapat memberikan hal-hal yang mustahil. Namun keberhasilan praktis sudah ada bertahun-tahun sebelum postmodernisme. Oleh karena itu, teknologi berpotensi megubah gaya hidup anak-anak milenial yang selama ini membina interaksi dengan lingkungan sekitar. (solin, 2018)
1.4 Dampak buruknya sosialisasi
Dampak buruknya sosialisasi pada kesejahteraan mental anak muda tidak dapat diabaikan. Kecenderungan untuk merasa kesepian, cemas, dan depresi dapat meningkat ketika interaksi sosial terbatas. Penting untuk mengidentifikasi solusi yang efektif, seperti meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterampilan sosialisasi, mengintegrasikan pembelajaran keterampilan interpersonal dalam kurikulum pendidikan, dan mendukung inisiatif yang mendorong interaksi sosial positif.
Bagi orang yang kecanduan media sosial, media sosial bisa menyenangkan, menarik, interaktif, dan menenangkan. Secara keseluruhan, para pecandu menikmati pengalaman bermedia sosial, dan kenikmatan tersebut mendorong mereka untuk menjadi kecanduan akan penggunaan media sosial (Utami & Nurhayati, 2019).
Dengan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan buruknya sosialisasi anak muda, langkah-langkah perbaikan dapat diambil untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan hubungan sosial yang sehat dan kesejahteraan mental yang baik bagi generasi muda.
Sepanjang perjalanan hidupnya, anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan di rumah, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan. Lingkungan rumah menjadi tempat pendidikan pertama dan paling vital bagi anak-anak, memberikan bimbingan dan contoh yang sangat berpengaruh bagi perkembangan mereka. Namun, kesadaran terhadap dampak lingkungan keluarga terhadap perkembangan sosial dan emosional anak masih belum merata di masyarakat. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengkaji secara lebih rinci pengaruh lingkungan rumah terhadap perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini. Metode penelitian melibatkan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak usia dini, serta berdampak pada perkembangan pribadi anak-anak tersebut, sebagaimana tercermin dalam kesenjangan prestasi akademik sebesar 0,06%. Oleh karena itu, peran lingkungan keluarga dan orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sosial dan emosional, terutama pada anak usia dini. (C and Novida, 2020)
1.5 Dampak Positif media sosial
Pengaruh dukungan sosial dari rekan sebaya memiliki dampak pada perubahan tersebut, dan remaja diharapkan untuk melakukan adaptasi terhadap diri mereka dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menjaga komunikasi dengan teman sebaya, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri terhadap penyesuaian diri remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, melibatkan partisipasi dari 183 siswa. Alat ukur yang digunakan mencakup Skala Regulasi Diri, Skala Dukungan Teman Sebaya, dan Skala Konsep Diri. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan PLS (partial least squares). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan teman sebaya dan konsep diri terhadap regulasi diri adalah signifikan, dengan koefisien regresi (β) sebesar 0.67 dan signifikansi dengan nilai P sebesar 0.01. Secara positif, peningkatan dukungan sosial dari teman sebaya dan konsep diri berkontribusi pada peningkatan regulasi diri remaja. (Yusup dan Rini, 2021)
Bertambahnya konektivitas dalam media sosial memungkinkan generasi muda untuk terkoneksi dengan rekan sebaya, anggota keluarga yang berada jauh, serta tergabung dalam komunitas minat yang serupa. Hal ini dapat memperluas jejaring sosial mereka dan memberikan rasa keterhubungan yang lebih mendalam. Akses mudah terhadap berbagai informasi dan sumber belajar menjadi salah satu keuntungan dari platform media sosial. Para remaja dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai topik, mengeksplorasi minat pribadi, dan berbagi informasi dengan orang lain. Selain itu, media sosial memberikan wadah bagi remaja untuk mengekspresikan kreativitas, berbagi pandangan, serta menampilkan bakat mereka melalui berbagai jenis konten seperti foto, video, dan tulisan. Ini dapat memberikan dorongan pada tingkat kepercayaan diri dan membantu dalam pengembangan identitas pribadi mereka.
Di kalangan generasi muda, penggunaan platform media sosial dapat memengaruhi pola hidup mereka. Berbagai fitur menarik dalam media sosial cenderung membuat mereka kurang produktif dan cenderung kecanduan. Hal ini menyebabkan banyaknya waktu yang terbuang dan gangguan terhadap kegiatan sehari-hari. Sosial media memberikan dampak positif pada remaja dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengembangkan diri melalui interaksi online dengan teman-teman, menyediakan sumber informasi pendidikan, menciptakan hubungan yang lebih bersahabat, serta memperkuat nilai perhatian dan empati melalui berbagi pengalaman. Di sisi lain, dampak negatif melibatkan potensi pembentukan sikap egois, penurunan motivasi belajar, kurangnya kesopanan, kesulitan dalam memisahkan komunikasi di media sosial dengan dunia nyata, dan potensi risiko fisik. Untuk mengatasi kecanduan media sosial pada remaja, peran orang tua sangat penting dalam mengontrol, mengawasi, dan mendidik anak-anak mereka. Selain itu, langkah-langkah seperti mengenali masalah, mengubah kebiasaan online, dan menata ulang jadwal rutinitas juga dapat membantu mengatasi masalah ini. (muhrin, 2021)
KESIMPULAN
Lingkungan sosial mencakup wilayah di mana seseorang tinggal untuk berinteraksi dan hidup bersama dengan sesama dalam sekitarnya. Komponen lingkungan sosial melibatkan lingkungan keluarga, pergaulan, dan lingkungan pendidikan. Pada tahap ini, para remaja dihadapkan pada berbagai tuntutan dan tekanan dari lingkungan mereka, yang dapat menimbulkan masalah yang harus dihadapi. Remaja yang sedang mencari identitasnya terkadang menganggap permasalahan sebagai suatu hal yang menakutkan, sehingga mereka berupaya untuk menghindari situasi yang justru dapat membuat mereka merasa gelisah.
Buruknya sosialisasi pada anak muda zaman sekarang dapat disebabkan orang tau yang kurang perhatian dengan anaknya dan menyebabkan sianak mencari tempat ternyamannya agar dia merasa bawah dirinya atau keberadaanya dianggap. Namun, disayangkan masih banyak anak muda yang kurang bersosialisasi baik itu dalam sebuah lingkungan ataupun mendia sosial, banyak sekali kita liat zaman sekarang ini anak muda lebih suka memaikan hpnya karna menurut mereka hp adalah segalanya. Namun, dengan dukungan teman keluarga yang memang mengarahkan sesuai jalan yang baik maka akan menciptakan kepositifan dalam lingkungan remaja karna terdapat support yang membuat remaja menjadi positif dan melalu melakukan hal yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sofia farzanah (2019). DAMPAK SOSIAL MEDIA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA: KAJIAN SISTEMATIK (Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol7)
Silviana Ishak ( 2021 ). “Pengaruh Komunikasi Orangtua – Anak terhadap Perkembangan Sosial Anak” (3)
Dyah Nur (2021). Konsep Pendidikan Karakter Perspektif Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara (Al-Asasiyya: Journal of Basic Education)[1]
C and Novida Aprilina Nisa Fitri, ‘Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini’, C, C, April (2020).
Yusup Adi Saputro and Rini Sugiarti, ‘Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Konsep Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Siswa SMA Kelas X’, PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 5.1 (2021) <https://doi.org/10.26623/philanthropy.v5i1.3270>.
Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, ‘PENGARUH SOSIAL MEDIA TIKTOK TERHADAP GAYA HIDUP REMAJAPutri, K. Y. S. (2022). PENGARUH SOSIAL MEDIA TIKTOK TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA. EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI. Https://Doi.Org/10.33822/Jep.V5i1.3939’, EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 2022 <https://doi.org/10.33822/jep.v5i1.3939>.
Bilal Hibatulloh, Hesti Chandra Kusuma Wati, and Nur Salimah, ‘Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Kenakalan Pada Remaja’, Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 4.1 (2023) <https://doi.org/10.31002/kalacakra.v4i1.5427>.
Muhrin, ‘UPAYA ORANG TUA MENANGGULANGI PENGARUH MEDIA SOSIAL DALAM PEMBINAAN AKHLAK REMAJA (PEMBINAAN TANPA SANKSI MELALUI AKHLAKUL KARIMAH)’, Syariah Darussalam, 6.2 (2021).
Ida Ayu Gde Yadnyawati and others, ‘PERANAN KELUARGA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEHAT BAGI ANAK’, JURNAL WIDYA BIOLOGI, 2023 <https://doi.org/10.32795/widyabiologi.v13i02.3568>.
Darisman Solin, ‘Generasi Millenial Lupa Kebudayaan’, Https://Www.Kompasiana.Com/Darismansolin/5a718565caf7db08a216c9d4/Generasi-Millenial-Lupa-Kebudayaan?Page=1, 2018.
No responses yet