Jakarta, jaringansantri.com – Di tengah keringnya pemikiran di tahun-tahun politik ini, Islam Nusantara perlu hadir untuk memberikan warna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Situasi politik yang kering kerontang inilah ada Islam Nusantara Center (INC) yang menyiraminya,” kata A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Hal ini disampaikan dalam kajian Islam Nusantara Center (INC) yang digelar di rumah dinasnya, Jl. Widya Chandra IV No. 23 Senayan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Jum’at 15 FEB 2019.

Akhir-akhir ini Islam menjadi wacana yang berkembang di politik sekarang ini. Tapi Islam yang muncul di tengah dialektika politik kita menjadi sangat artifisial.

Cak Imin mengatakan “bagi saya dinamika ini biasa dan baik baik saja. Meskipun yang kita khawatir adalah pendakalan dan kekeringan di dalam dialektika politik nasional kita. Di tengah dialektika seperti itu, yang paling rawan yaitu ancaman perpecahan.”

“tidak siap kalah dan tidak siap menang. Sampai hal yang paling privat, seperti shalat, harus menjadi konsumsi publik. Islam menjadi artifisial,” tambahnya.

Menurut Wakil Ketua MPR RI ini, ancaman perpecahan inilah yang membuat tema kajian INC menjadi sangat relevan. Kita gali kembali peran ulama santri dalam menyatukan bangsa. Jejak politik santri bisa dilihat dari zaman penjajahan. Khazanah politik ulama Nusantara perlu digali lagi. Bagaimana konsep persatuan dalam politik kebangsaan ulama Nusantara.

“Jejak-jejak pemersatu bangsa dari kaum santri telah berhasil mensepakati tatanan negara bangsa dalam ikatan persatuan.
Ini menjadi relevan menjadi rujukan negara negara Islam di Eropa,” pungkas ketua umum PKB ini.

Semara itu, Jazilul Fawaid, menambahkan bahwa zaman ini ditandai berbagai kemajuan yang didasari oleh runtutan pemikiran. “Anak anak muda sekarang ini lebjh suka mengkani yang praktis dan pragmatis, jarang yang suka kajian sejarah dan peradaban,” kata inisiator INC ini.

INC ini akan menjadi pilar untuk melanjutkan
agar kita semua sadar bahwa Nusantara ini memiliki sesuatu yang besar di masa lalu. Nanti di masa depan kita akan menghadirkan sesuatu yang besar itu.

INC harus melahirkan banyak para pemikir muslim, INC harus ditantang untuk melahirkan para sejarawan yang memilih pandangan visioner terhadap bangsa ini.  “Saya berharap INC menjadi ceruk yang diikuti anak anak muda, khususnya para peminat pemikiran islam di Indonesia. Yang memiliki paradigmatik sejarah sekaligus punya visi yang tajam ke depan,” pungkas anggota DPR RI fraksi PKB ini.

Hadir sebagai pemateri dalam kajian Islam Nusantara Center tersebut adalah Zainul Milal Bizawie (sejarawan NU dan penulis buku Masterpiece Islam Nusantara) dan Ah. Ginanjar Sya’ban (Direktur INC/ penulis buku Mahakarya Islam Nusantara). (Zainul Wafa)

11 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *