Pasal Cara Tertawa Kanjeng Nabi Muhammad SAW, 

A. Hadits riwayat Sayyidina Abdullah bin Al Harits bin Juz RA

ما رأيت أحدا أكثر تبسما من رسول الله ﷺ

“Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling murah senyum selain Kanjeng Nabi Muhammad SAW”

Penjelasan :

Kanjeng Nabi itu selama hidup, dalam batin beliau selalu merasa iba dan kasihan pada nasib umat beliau. Walau begitu, alih-alih memasang muka sedih dan cemberut, beliau selalu memasang muka riang dan berseri. Dengan wajah riang, umat yang sedang sedih akan terobati dan tidak putus asa.

Dari sini, banyak faidah yg bisa diambil :

1. Hal penting yang harus dilakukan seseorang saat bertemu orang lain yang perlu bicara dengan kita atau butuh bantuan adalah menunjukkan keramahan dan hati yang riang. Dengan begitu, orang gak merasa sumpek dan putus asa bertatap muka dengan kita.

2. Menyembunyikan kesedihan di depan umum adalah perbuatan mulia. Walau hal itu berarti harus berpura-pura. Karena hal itu satu sikap menghargai keberadaan orang lain dan menghindari sifat thomak akan perhatian 

3. Memasang muka suram dapat menghalangi barokah dan kebaikan datang pada kita. Entah itu berupa rejeki duit, ilmu, jaringan dan lain-lain.

B. Hadits riwayat Abdullah bin Al Harits RA

ما كان ضحك رسول الله ﷺ إلا تبسما

“Kanjeng Nabi Muhammad SAW saat tertawa hanya terlihat tersenyum”

Penjelasan :

Biasanya kalau sedang berbicara atau ada hal yang menyenangkan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW umumnya hanya tersenyum. Kecuali saat-saat tertentu di mana ada cerita yang sangat lucu atau guyon dengan para sahabat, beliau kadang tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.

3. Hadits riwayat Sayyidina Jarir bin Abdullah RA

ما حجبنى رسول الله ﷺ منذ أسلمت ولا رآنى إلا ضحك

“Sejak aku masuk Islam (1), Kanjeng Nabi Muhammad SAW tidak pernah menghalangiku (2) dan saat memandangku, beliau selalu tersenyum (3)”

Penjelasan :

1. Sayyidina Jarir bin Abdullah masuk Islam di saat 40 hari sebelum wafatnya Kanjeng Nabi SAW. Ada pula yang berpendapat lain dari itu.

2. Kanjeng Nabi selalu membuka lebar pintu rumahnya bagi Sayyidina Jarir. Dan saat ingin bertemu, Kanjeng Nabi SAW selalu meluangkan waktu buat Sayyidina Jarir RA. Tidak ada protokoler yang bikin ribet.

3. Ketika Sayyidina Jarir sudah masuk Islam, Kanjeng Nabi selalu menampakkan senyumannya pada Sayyidina Jarir sebagai tanda keramahan dan welas asih. Bahkan berkenan Kanjeng Nabi Muhammad SAW mendoakan Sayyidina Jarir dengan cara menempelkan tangan beliau ke dada Sayyidina Jarir, kemudian berdoa :

اللهم ثبته، واجعله هاديا مهديا

“Duh Gusti Allah, aku mohon ketetapan iman, Islam dsn ihsan bagi Jarir bin Abdullah, dan aku mohon jadikan baginya petujuk yang mencerahkan”

Ini sangat berkesan sekali bagi Sayyidina Jarir RA dan beliau sangat beruntung menjadi sahabat yang didoakan secara khusus oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *