Kenapa agama tak bisa mengubah perut lapar menjadi kenyang. Tidak bisa mengubah orang miskin menjadi kaya. Tidak bisa mengubah orang susah menjadi senang ? Agama juga tak bisa menjamin kerumunan menjadi tertib. 

*^^^*

Kenapa Agama juga tak bisa menjamin umatnya lebih manusiawi, tidak membunuh, tidak menzalimi, bahkan beberapa kasus agama malah mendorong melakukan pembunuhan atas nama kebenaran agama. 

Benarkah Agama tak menjamin apapun— kecuali janji hidup enak, janji surga yang diraihnya juga amat susah. Bahkan kebaikan-kebaikan yang dilakukan masih diverifikasi tentang banyak aspek mulai dari niat hingga ke iklasan. Betapa susahnya beragama itu ? 

Jadi siapa paling bertanggungjawab atas tragedi reduksi agama-agama ? Kenapa agama berubah dan tidak bisa menjamin apapun? Jadi apa saja yang sudah dilakukan oleh agamawan ulama agar agama bermanfaat? Bagaimana jiika agamawan atau ulama menjadikan agama hanya sebagai sumber kehidupan ? 

*^^^^*

Patadoks, agama direduksi. Dizalimi oleh umatnya sendiri. Agama telah dijadikan alat propaganda masuk surga. Dijadikan alat kampanye sektarian— keras dan terus menyalahkan yang tidak sepemikiran. Agama dijadikan alat kekuasaan, meraih dan mempertahankan. Agama dijadikan pembenaran atas kehendak-kehendak pemgikut dengan banyak mau. Agama diusung sebagai ruang pelarian dari kenyataan. Ruang ilusi dari hidup susah, karena doa-doa yang belum di ijabah. Agama dijadikan penghibur atas banyak kegagalan dan keputus-asaan akut. 

Krisis iman ini harus segera diubah — jangan dirawat apalagi dikembangkan dalam kehidupan umat. Kenapa ada krisis iman ? karena pemimpin agama berpolitik — menjadikan agama sebagai alat perjuangan bukan sebaliknja. Mereka tidak memikirkan agama tapi dirinya. 

Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 11-12). 

Ketika Tuhan bicara kerusakan ia tengok orang lain, padahal yang berbuat rusak dirinya, ketika Tuhan berfirman tentang kezaliman, ketidak adilan, kemunafikan kita tengok orang lain padahal Tuhan sedang bicara tentang kita . Kita yang zalim, kita yang rusak, kita yang tidak adil bukan orang lain. Agama itu untuk kita ! Dan Tuhan sedang bicara kepada kita, bukan kepada orang lain. 

*^^^^*

Agama perlu dilindungi dari para perusak. Kelihatanya membangun tapi merusak. Kelihatanya menegakkan syariat padahal merobohkan. Yang terlihat menjaga marwah padahal menistakan. Ngakunya berjuang untuk agama padahal menjadikan agama sebagai alat perjuangan —agama perlu dilindungi dari musuh-musuh agama yang mengaku sebagai pengikut —-yang terus ribut karena urusan masing-masing yang diberi packaging agama. 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *