Oleh: Lativa Nur Santy ( Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta)
Islam Dari segi etimologi, etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos yang berarti watak Kesusilaan atau adat (Achmad Charris Zubair, 1980:13). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu Pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral) (W.J.S Poerwadarminta, 1991: 278).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “etika” berarti ilmu tentang apa yang baik Dan apa yang buruk dan tentang hak dan Kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas Atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut Suatu golongan atau masyarakat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:237).
Dari pengertian pengetahuan kebahasaan Ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan Upaya menentukan tingkah laku manusia.
Sementara itu, dalam Encyclopedia Britanica (1982:976), etika didefinisikan sebagai Berikut: “Ethics is the branch of philosophy that is Concerned with what ismorally good on bad, right And wrong, a synonym for it is moral philosophy.” Artinya, etika adalah cabang filsafat Mengenai kesusilaan baik dan buruk, benar Dan salah, etika merupakan sinonim dari Filsafat moral.
Adapun arti etika dari segi terminologi (istilah) yaitu sebagaimana yang telah Dikemukakan oleh para ahli dengan Ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan Sudut pandangnya masing-masing. Ahmad Amin (dalam Abudin Nata, 2010:90), Misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang Menjelaskan arti baik dan buruk, Menerangkan apa yang seharusnya dilaKukan oleh manusia, menyatakan tujuan Yang harus dituju oleh manusia di dalam Perbuatan mereka dan menunjukkan jalan Untuk melakukan apa yang seharusnya Diperbuat. Sedangkan Menurut Soegarda Poerbakawatja (dalam Zaenal Muti’in Bahaf, 2009:219) etika adalah filsafat nilai, Pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang Mempelajari soal kebaikan dan keburukan di Dalam hidup manusia semuanya, terutama Mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang Merupakan pertimbangan dan perasaan Sampai mengenai tujuannya bentuk Perbuatan. Sementara itu, penger-tian etika Menurut Ki Hajar Dewantara adalah ilmu Yang mempelajari soal kebaikan dan Keburukan dalam kehidupan manusia, Terutama yang berkaitan dengan gerak-gerik Pikiran dan rasa yang merupakan Pertimbangan dan perasaan, sehingga dapat Mencapai tujuannya dalam bentuk perbuatan(Abudinn Nata, 1996:88).
Jadi yang dimaksud dengan Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan Perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat Dipahami oleh pikiran manusia atau tidak Lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan Manusia dalam pergaulan antara sesamanya Dan menegaskan mana yang benar dan mana Yang buruk.
Selanjutnya komunikasi yaitu berasal dari Bahasa Inggris yaitu “communication” yang Berarti : perhubungan, kabar, perkabaran (S. Wojowarsito dan W.J.S. Poerwadarminta, 1974:25). Istilah tersebut, menurut Anwar Arifin, (1984:14) berasal dari bahasa latin Yaitu “communicatio” artinya pemberitahuan, Memberi bahagian, pertukaran dimana si Pembicara mengharapkan pertimbangan atau Jawaban dari pendengarnya. Kata sifatnya Yaitu communis yang berarti “bersifat umum dan Terbuka, bersama-sama”. Sedangkan kata Kerjanya adalah “communicara” yang berarti “bermusya-warah”, berunding dan Berdialog”.
Komunikasi pada hakekatnya adalah Kesamaan makna terhadap apa yang diperbincangkan.Dimana kesamaan bahasa Yang digunakan dalam sebuah percakapan Belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain mengerti bahasanya saja Belum tentu mengerti makna yang Dibawakan oleh bahasa itu. Artinya Komunikasi efektif itu minimal harus Mengandung kesamaan makna antara dua Pihak yang terlibat, dan yang terpenting lagi Adalah orang lain bersedia menerima paham Atau keyakinan, melakukan sesuatu Perbuatan atau kegiatan lain dari hasil Komunikasi tersebut.
Sedangkan pengertian komunikasi Menurut istilah, beberapa ahli memberikan Batasan-batasan sebagai berikut: Pertama, James A.F. Stones (dalam H.A.W. Widjaja, 1997:8) menyebutkan bahwa komunikasi Adalah proses dimana seseorang berusaha Memberikan pengertian dengan cara Pemindahan pesan. Kedua, John R. Schemerhorn Cs, (dalam H.A.W. Widjaja, 1997:9) mengatakan bahwa komunikasi Dapat diartikan sebagai proses antar pribadi Dalam mengirim dan menerima simbol-Simbol yang berarti bagi kepentingan Mereka.
Menurut Onong Uchjana Effendi (1992:4-5) komunikasi adalah proses penyampaian Suatu pesan oleh seseorang kepada orang Lain untuk memberitahu atau untuk Mengubah sikap, pendapat atau perilaku, Baik langsung secaraq lisan, ataupun tidak Langsung secara media. Dari pengertian Tersebut Onong Uchjana (1992: 18) Kemudian menyimpulkan tentang Komunikasi sebagai berikut :
- Pesan (massage)
- Pengiriman pesan
- Penyampaian pesan
- Pemilihan sarana atau media
- Penerimaan pesan
- Respons, efek atau pengaruh.
Dari beberapa pengertian terebut diatas, Dapat dipahami bahwa komunikasi Merupakan suatu proses sosial yang sangat Mendasar dan vital dalam kehidupan Manusia. Dikatakan mendasar karena setiap Manusia baik yang primitif maupun modern Berkeinginan mempertahankan suatu Persetujuan mengenai berbagai aturan sosial Melalui komunikasi karena setiap individu Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi Dengan individu-individu lainnya yang Dengan demikian dapat menetapkan Kredibilitasnya dalam melangsungkan Kehidupannya.
Komunikasi Islam adalah proses Penyampaian pesan-pesan keislaman dengan Menggunakan prinsip-prinsip komunikasi Dalam Islam. Maka komunikasi Islam Menekankan pada unsur pesan (message), Yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan Penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan Keislaman yang disampaikan dalam Komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), Dan akhlak (ihsan). Pesan-pesan keislaman Keislaman yang disampaikan tersebut disebut Sebagai dakwah. Dakwah adalah pekerjaan Atau ucapan untuk mempengaruhi manusia Mengikuti Islam (Ahmad Ghulusy, 1987:9).
Dalam konteks komunikasi di Masyarakat, ada dua kata yang dirasa perlu Untuk dibicarakan disini yaitu etika dan Komunikasi. Kata etika diartikan sebagai; 1). Himpunan asas-asas nilai atau moral (Onong Uchjana Efendi, 2000:64). 2). Kumpulan Asas: Nilai yang berkenaan dengan akhlak, 3). Nilai mengenai benar dan salah yang dianut Golongan ataumasyarakat, 4). Norma, nilai, Kaidah atau ukuran tingkah laku yang baik (Wursanto, 1991:27). Etika menyangkut Persoalan tatasusila, tetapi ia tidak membuat Seseorang lebih baik.etika hanya Menunjukkan baik buruknya perbuatan Seseorang.
Ketika etika digabungkan dengan Komunikasi, maka etika itu menjadi dasar Pondasi dalam berkomunikasi, etika Memberikan landasan moral dalam Membangun tata susila terhadap semua Sikap dan perilaku seseorang dalam Komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika Komunikasi itu tidak etis.
Abuddin Nata menilai etika komunikasi Berusaha membahasperbuatan yang Dilakukanoleh manusia yang bersumber pada Akal pikiran danfilsafat,yang berfungsi untuk Menilai, menentukan, dan menetapkan Terhadap suatu perbuatan yang dilakukan Oleh manusia (apakah perbuatan manusia Tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, Terhormat, dan sebagainya) yangberkaitan dengan proses penyampaian dan penerima Pesan dari seseorangkepada orang lain (A.W Widjaja, 1988:90).
Berdasarkan pengertian yang Dikemukakan diatas, dapat disimpulkan Bahwa etika komunikasi islam adalah tata Cara berkomunikasi yang sesuai dengan nilai Moral dalam menilai benar atau salah Perilaku seseorang disampaikan dengan Mengandung unsur islami mengarahKan manusia kepada kemaslahatan dunia dan akhirat dalam bentuk hubungan Manusia dengan tuhan (iman), sesama Manusia dan alam semesta.
Konsep Etika Komunikasi Perspektif Islam
Teori komunikasi menurut ajaran Islam Selalu terikat kepada perintah dan larangan Allah swt atau Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw Pada dasarnya agama Sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah Pesan (informasi) kepada warga masyarakat Agar berperilaku sesuai dengan perintah dan Larangan Tuhan. Dengan kata lain Komunikasi menurut ajaran agama sangat Memuliakan etika yang dibarengi sanksi Akhirat (Muis dan Abdul Andi, 2001:5-9).
Al-Qur’an juga menyebut komunikasi Sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk Mengetahui bagaimana manusia seharusya Berkomunikasi. Al-Qur’an memberikan kata Kunci (key concept) yag berhubungan dengan Hal itu. Al-Syaukani (dalam Rahmat, 1999:71) Misalnya mengartikan kata kunci al-bayan Sebagai kemampuan berkomuni-kasi. Selain Itu, kata kunci yang diperguna-kan Al-Qur’an untuk komunikasi ialah al-qaul. Dari Al-qaul ini, Jalaluddin Rakhmat menguraikan Prinsip, qaulan sadidan yakni kemampuan Berkata benar atau berkomuni-kasi dengan Baik (Rahmat, 1999:71).
Dengan komunikasi, manusia Mengekspresikan dirinya, membentuk Jaringan interaksi sosial, dan mengembang-Kan kepribadiannya. Para pakar komunikasi Sepakat dengan para psikolog bahwa Kegagalan komunikasi berakibat fatal baik Secara individual maupun sosial. Secara Sosial, kegagalan komunikasi menghambat Saling pengertian, menghambat kerja sama, Menghambat toleransi, dan merintangi Pelaksanaan norma-norma sosial Al-Qur’an Menyebut komunikasi sebagai salah satu Fitrah manusia. Dalam QS. Al-Rahman : ayat 1 – 4.
(Tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah Mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan Manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (QS. Al-Rahman : 1 – 4)
Al-Syaukani (t.th:251) dalam Tafsir Fath Al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai Kemampuan berkomunikasi. Untuk Mengetahui bagaimana orang-orang Seharusnya berkomunikasi secara benar (qaulan sadidan), harus dilacak kata kunci (key-Concept) yang dipergunakan Al-Qur’an untuk Komunikasi. Selain al-bayan, kata kunci untuk Komunikasi yang banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah “al-qaul” dalam konteks Perintah (amr), dapat disimpulkan bahwa adaEnam prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an.
Dalametika komunikasi islam ada 6 Prinsip gaya bicara atau pembicaraan (qaulan),Salah satunya yaitu:
Qaulan Sadidan (perkataan benar,lurus,jujur)
Kata “qaulan sadidan” disebut dua kali Dalam Al-Qur’an. Pertama Allah menyuruh Manusia menyampaikan qaulan sadidan (perkataan benar) dalam urusan anak yatim Dan keturunan, yakni (QS. An-Nisa: Ayat :9)
Artinya: Danhendaklah takut kepada Allah Orang-orang yang seandainya meninggalkan Dibelakang mereka anak-anak yang lemah, Yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah Dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (QS. An-Nisa: 9).
Kedua, Allah memerintahkan qaulan Sesudah takwa, sebagaimana firman Allah Dalam QS. Al-Ahzab: Ayat:70
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS. Al-Ahzab:70).
Wahbah al-Zuhaily (1991:260) Mengartikan qaulan sadidan pada ayat ini Dengan ucapan yang tepat dan bertanggung Jawab, yakni ucapan yang tidak bertentangan Dengan ajaran agama. Selanjutnya ia berkata Bahwa surah al-Ahzab ayat 70 merupakan Perintah Allah terhadap dua hal: Pertama, Perintah untuk melaksana kan ketaatan dan Ketaqwaan dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, Allah memerintahkan kepada orang-Orang yang beriman untuk berbicara dengan Qaulan sadidan, yaitu perkataan yang sopan Tidak kurang ajar, perkataan yang benar Bukan yang batil. Jadi, Allah SWT memerintahkan Manusia untuk senantiasa bertakwa yang Dibarengi dengan perkataan yang benar. Nanti Allah akan membalikkan amal-amal Kamu, mengampuni dosa kamu, siapa yang Taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya ia Akan mencapai keberuntungan yang besar. Jadi, perkataan yang benar merupakan Prinsip komunikasi yang terkandung dalam Al- Qur’an dan mengandung beberapa Makna dari pengertian benar.
Ada beberapa cara menutupi kebenaran dengan komunikasi,salah satu nya yaitu :
Menutupi kebenaran dengan Menggunakan kata-kata yang abstrak, Ambigu atau menimbulkan penafsiran Yang sangat berlainan apabila anda tidak Setuju dengan pandangan kawan anda, Kemudian anda segera menyebut dia “tidak pancasilais”. Anda sebetulnya tidak Tahan dikritik,tetapi tidak enak Menyebutkannya lalu anda akan berkata, “saya sangat menghar-gai kritik, tetapi Kritik itu harus disampaikan secara bebas Dan bertanggung jawab”. Kata “bebas” Dan “bertanggung jawab” adalah kata Abstrak untuk menghindari kritikan. Ketika seorang mubalig menemukan Pendapat Muballig lain dan pendapatnya Tidak logis, iya akan berkata, “akal harus Tunduk dengan agama”. Dia sebetulnya Mau mengatakan bahwa logika orang lain Itu harus tunduk dengan pemahamannya Tentang agama. Akal dan agama adalah Dua kata abstrak. Oleh karena itu, Menasehatkan agar kita berhati-hati Menggunakan abstrak.
Kesimpulan
Berdasarkan bahasan di atas dapat Diketahui bahwa komunikasi mendapat Perhatian sangat besar dalam agama Islam Dan mengarahkannya agar setiap muslim Memakai etika islami dalam berkomunikasi. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya Ayat-ayat yang berkaitan dengan etika Komunikasi, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Islam sebagai wahyu yang diberikan Oleh Allah mengajarkan kepada umatnya Agar mampu berkomunikasi dengan baik Sesuai dengan akidah yang telah diajarkanyaDengan pedoman Al Qur’an sebagai Sandaran. Sebab hanya manusialah satu-Satunya makhluk yang oleh Allah diberikan Karunia untuk mampu berbicara. Dengan Kemampuan tersebut manusia mampu dan Memungkinkan untuk dapat membangun Suatu hubungan social dengan Berkomunikasi. Dalam berkomunikasi Allah telah Memberikan petunjuk bagi hambanya, agar Dalam berkomunikasi mereka mampu Menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi Yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dengan Segenap prinsip-prinsip didalamnya dan Dengan etika-etika tertentu akan menjadikan Komunikasi dapat membuat komunikasi Berjalan sesuai dengan yang diharapkan, Tujuan dalam berkomunkasi dapat tercapai, Sehingga komunikasi dapat dikatakan baik. Dalam menjalankan kehidupannya, Manusia memerlukan komunikasi agar Proses kehidupan mereka dapat berlangsung. Manusia tidak hanya bisa berkomunikasi Dengan sesamanya, namun manusia juga Perlu berkomunikasi dengan tuhannya dan Berkomunikasi dengan alam semesta.
No responses yet