Habib Ja’far Shodiq bin Muhammad bin Hamid Al Kaaf dikenal sangat dekat dengan para pejabat dari tingkat pusat hingga daerah. Semua pejabat selalu meminta nasehat pada Habib. Dan Habib Ja’far selalu memberikan nasehat, doa dan memonitor kinerja, pengabdian serta keikhlasan para pejabat yang sowan ke beliau.
Habib Ja’far merasa bahwa tugas menjaga negara juga ada di pundak beliau juga. “Al Kaaf itu tugasnya menjaga negara, mengamankan negara” kata Habib Ja’far. Jadi dari kejauhan, Habib memantau bagaimana tugas-tugas para pejabat itu benar-benar baik, dirasakan rakyat, sesuai aturan hukum dan cinta pada anak-cucu Rasulullah (muhibbin).
Suatu ketika, ada salah satu pejabat yang sedang terkena kasus. Kemudian diminta hadir ke Habib Ja’far. Namun sampai beberapa waktu, ia tidak hadir dan tidak memberi tau alasan ketidakhadirannya.
Habib Ja’far sudah tau bahwa kasusnya bukan kasus biasa. Dan harus ditangani dengan baik, termasuk jika ingin kasusnya selesai perlu dinasehati dan dido’akan–agar ke depan lebih baik dan taat hukum.
Setelah melihat tidak hadir, Habib menunjuk foto pejabat itu yang kebetulan ada di atas. Foto itu kemudian diturunkan dan dimasukkan di tempat lain. Tidak lama setelah itu, jabatan orang itu hilang dan lengser karena kasusnya terbongkar.
Salah satu santrinya diminta mengambil foto “seseorang” yang akan menggantikan posisi pejabat itu. Dan foto itu dipasang di atas. “Ini orang baik, muhibbin dan akan menggantikan orang tadi” kata Habib.
Padahal saat itu belum ada kabar apapun tentang penggantian jabatan itu. Tapi Habib Ja’far sudah tau, bahwa ada masalah yang akan terungkap hingga pejabat lama lengser dan akan digantikan orang lain.
Subhanallah. Ternyata benar apa yang disampaikan Habib Ja’far, semuanya terjadi beberapa bulan setelah itu: pejabatnya lengser dan digantikan orang lain.*