Aku sering melihat Gus Dur di mana-mana. Dan aku menemukannya sebagai seorang sufi. Hari-harinya dihabiskan untuk mengabdi kepada dunia kemanusiaan. Ia memandang manusia di manapun dilahirkan, dengan identitas apapapun ia adalah ciptaan Tuhan. Tuhan dalam kitab suci al-Qur’an amat sangat menghormati manusia. “Aku sungguh memuliakan anak Adam”.

Gus Dur, seperti sufi yang lain hidup sepanjang zaman. Namanya terpatri di dalam jantung dan hati manusia. 

“Siapakah sufi itu”, tanya seorang teman, suatu saat. Aku menjawab dengan mengutip kata-kata Sa’di Syirazi, seorang sufi besar dari Persia. 

Di bawah pandangan ruh kemanusiaan (al-Ruh al-Insaniyyah) itu Sa’di menatap para bijakbestari (al-Arifin), sambil mengatakan : 

أَنَّ الْعَارِفَ اَوْ الصُّوفِى هُوَ الَّذِى يَخْدُمُ النَّاسَ, لاَ الَّذِى يَخْتَار الْعُزْلَةَ وَالْاِعْتِكَافَ. وَاَنَّهُ لَا بُدَّ لَهُ اَنْ يَتَزَوَّدَ بِالْعِلْمِ. وَيَطْلُبُ مِنْ كُلِّ النَّاسِ حَتَّى الْحُكَّامِ اَنْ يَتَخَلَّقُوا بِأَخْلاَقِ الدَّرْوِيشِ.

“Seorang bijakbestari adalah dia yang mengabdi kepada dunia manusia, bukan yang memilih menepi dalam sepi dan berdiam diri di atas sajadah. Untuk pengabdian itu dia harus berbekal ilmu pengetahuan. Dia meminta semua manusia dan para pejabat negara, agar mengenakan etika Darwisy. 

Katanya lagi :

لَيْسَتِ الْعِبَادَةُ سِوَى خِدْمَةِ النَّاسِ 

لَيْسَتْ بِالتَّسْبِيحِ وَالسَّجَادَةِ وَارْتِدَآءِ الدَّلِق 

أَبْقَ أَنْتَ عَلَى عَرْشِ سُلْطَانَتِكَ 

بِأَخْلَاقٍ طاهِرَةٍ وَكُنْ دَرْوِيشاً

Pengabdian kepada Tuhan

Adalah pelayanan kepada manusia

Bukan hanya dan semata memutar biji tasbih

Menggelar sajadah dan menyandang kain sorban

Duduklah kau di atas singgasana kekuasaan

Dengan etika yang bersih

Jadilah kau seorang Darwisy 

Sa’di Shirazi (Sa’di dari Shiraz, Persia), adalah seorang penyair, penulis prosa, pemikir besar dan sufi. Dia dilahirkan di Shiraz antara tahun 1184-1210 dan meninggal antara tahun 1291 atau 1292.

Sa’di menulis sejumlah karya sastra nan megah, antara lain: Bustan (Kebun Buah) dan Gulistan (Taman Mawar).

Lahumul Fatihah

Sumber: FB Nunu Isco

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *