Selamat menikmati syahdunya malam wahai saudaraku dan sahabatku. Mari kita saling berdoa untuk kebaikan dan kemuliaan kita. Jangan pernah bosan memojon kebaikan, berniat kebaikan dan melakukan kebaikan. Mari kita selalu bersemangat meneladani  orang-orang shalih hingga kelak dikumpulkan dengan mereka dalam naungan ridla dan rahmat  Allah.

Sahabat dan saudaraku, jarum jam di jam dinding dan atau di jam tangan kita, terus berjalan mengitari angka-angka sampai baterainya kehabisan daya. Demikian pula kehidupan kita, terus berjalan mengitari setiap pojok takdir yang memang ditetapkan untuk kita sampai “baterai kehidupan” kita yang bernama ruh  kehilangan nafas penggeraknya. Tak akan pernah berhenti rizki kita sebelum kita mati, tak kan terputus cerita hidup kita sebelum kita meninggal dunia.

Kita seringkali rajin mengatur kegiatan kita menyesuaikan jarum jam yang kita miliki. Jam 6 pagi berangkat ke kantor, jam 5 sore pulang dari kantor. Pagi sampai sore sibuk untuk bekerja. Lalu, malam hari beristirahat untuk esok paginya berangkat lagi bekerja. Apakah kita juga rajin mengarahkan pekerjaan kita untuk tak melupakan Sang Pemilik Waktu, Allah Yang Mahamenentukan? Membiarkan waktu kehidupan mengelilingi angka-angka jam yang kita miliki dengan mengosongkannya dari nilai-nilai keakhiratan sungguh hanya akan mengantarkan pada kesia-siaan, bahkan kehinaan.

Ibnu Qayyim berkata: “Sedzalim-dzalimnya orang dan sebodoh-bodohnya manusia adalah mereka yang meminta mulia dan dimuliakan, agung dan diagungkan, hormat dan dihormati sementara dirinya tak pernah memuliakan, mengagungkan dan menghormati Allah SWT.” Sungguh kata-kata ini menjadi pukulan dahsyat bagi mereka yang meremehkan dan menghinakan urusan agama Allah dan menjadi penyemangat bagi mereka yang setia berada di jalan Allah. Lihat kembali jam dinding dan jam tangan milik kita dan tanyakan kepada diri kita sendiri berapa persenkah yang sudah kita persembahkan untuk Allah? Jangan menjadi orang dzalim atau orang bodoh seperti disampaikan oleh Ibnu Qayyim tersebut di atas. Selamat berjuang dan bekerja untuk agama Allah. Kemulian tak usah dicari dan dikejar-kejar. Ia akan datang sendiri ketika kita memuliakan Allah dan agama Allah.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *