Secara bahasa, istighotsah berarti meminta tolong. Sedangkan secara istilah istighotsah berarti memohon pertolongan kepada ALLAH  dengan berdzikir baik dilakukan secara sendiri maupun berjama’ah.

Pada dasarnya istighotsah adalah penegasan jati diri manusia yang diciptakan dalam keadaan lemah, faqir (selalu membutuhkan pertolongan Tuhannya), bodoh, dan terbatas. Ketika manusia dilahirkan ke alam dunia, ia begitu lemah tak berdaya, makan dan minumnya disuapi, mandinya dimandikan, saat kencing atau berak diceboki, bahkan untuk mengusir nyamuk yang menggigitnya pun masih perlu dibantu oleh orangtuanya. ALLAH Ta’ala berfirman:

Selain itu, manusia pun memiliki ketergantungan yang tinggi kepada ALLAH, di mana ia selalu merasa membutuhkan Tuhannya Yang Maha Kaya lagi Maha Dermawan, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha Besar dan Maha Luas rahmatNya. Apalagi manusia terlahir dalam keadaan fakir, tidak memiliki apapun, tidak membawa apapun, sampai-sampai namanya saja belum punya hingga orangtuanya sendiri yang menentukan. Tidak ada bayi yang lahir sudah berkalung emas atau membawa duit “gepokan” di tangan. ALLAH Ta’ala menjelaskan dalam firmanNya: 

Ditambah lagi dengan status asal manusia yang bodoh, di mana saat lahir, ia belum mengetahui apapun dan siapapun termasuk siapa ayah dan ibunya baru diketahuinya kemudian hari. Setelah dibimbing oleh kedua orangtuanya, maka seorang anak kecil baru mengetahui banyak nama benda dan orang-orang di sekitarnya. Kemudian ia bersekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, di situlah seseorang baru benar-benar mampu menguasai berbagai disiplin ilmu. Firman ALLAH ta’ala menegaskan sebagai berikut:

Karena itulah praktek istighotsah merupakan realisasi penghambaan manusia yang selalu butuh kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Terlebih lagi ALLAH yang telah menjamin terkabulnya segala do’a yang dipanjatkan hamba-hambaNya. Bahkan Dia sangat senang bila sering dipinta. Sebaliknya orang yang tidak mau meminta atau berdoa justeru dibenci olehNya, karena mencerminkan kesombongan seseorang yang seolah-olah tidak butuh kepada Sang Pencipta.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *