Berikut ini adalah Kitab Hidayah Almuhtaj Fi Ma’rifati Al-Ihtilaj: petunjuk bagi orang yang ingin mengetahui tanda-tanda kukuruyudan (kenad kenud) semua badan, yang di tulis oleh KH Muhammad Juwaeni Bin Haji Abdurrahman. Beliau adalah salah satu ulama yang produktif pada masa itu dan banyak sekali tulisan-tulisan yang beliau karang diantaranya adalah kitab diatas yang akan penulis tulis, adapun mengenai perihal tentang keadaannya banyak orang yang belum mengetahui secara pasti, apalagi mengenai asal-usul kedua orang tuanya, karena ketika penulis telusuri perihal itu baik ke keluarga atau masyarakat sekitar hanya sebatas mengenai nasab orang tuanya saja. Sedangkan untuk menanyakan perihal karangan atau kitab-kitab yang Kiai Haji Juwaeni tulis banyak orang-orang yang tidak tahu mengenai hal itu. Padahal banak sekali karangan kitab yang beliau tulis mulai dari percatakan lokal dan percetakan yang diterbitkan oleh Istanbul Turki.
Ketika saat haul yang ke sekian? Ada salah satu ulama atau dai kondang dari Sukabumi tepatnya di daerah Keluarahan Cibadak kec. Cibadak Kab Sukabumi yang merangkan perihal mengenai riwayat KH Juwaeni. Dari mulai beliau menimbal ilmu sampai beliau pergi ke Mekkah untuk mencari ilmu sekaligus menunaikan rukun Islam yang kelima. Adapun guru yang pertama kali beliau menimba ilmu agama adalah ke salah satu Kiai yang mashur pada masa itu yaitu Syaikh Abdullah atau yang dikenal sebagai Mama Khilafah atau Mama Abdullah, yaitu bentuk panggilan orang Sunda (Sukabumi) kepada seorang yang paling alim dalam agama. Semasa beliau belajar di Syaikh Abdullah, mengenai berapa lama mondoknya dan tahunnya penulis tidak mengetahui secara pasti. Akan tetapi menurut pemaran dari Kiai Haji Imam Cibadak beliau Kiai Haji Juwaeni sudah mengusai dan hapal kitab diantaranya adalah kitab Jurumiyah, Nadhom Maksud dan Uqudul Juman.
Adapun kitab jurumiyah adalah kitab kecil tentang bahasa Arab yang di tulis pada abad ke 7 H atau abasd ke 13 M yang disusun oleh ulama terkemuka ahli bahasa dari maroko yang bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji alias Syaikh Ibnu Ajurrum (w. 1324 M), merupakan sebuah kitab yang membahas mengenai rumus-rumus dasar mengenai pelajaran bahasa Arab. Adapun dikalangan pondok pesantren yang ada di Nusantara khususnya Pondok pesantren Tradisional merupakan kitab textbook tentang ilmu gramatika bahasa Arab yang sangat terkenal. Karena kitab ini merupakan kitab standar yang merupakan dasar bagi pemula untuk mempelajari bahasa Arab.
Adapun kitab Nadhom Maksud adalah kitab kecil tentang bahasa Arab yang memuat syair atau nazam karangan Syaikh Ahmad bin Abdurrahman al-Thahthawi yang memuat sekitar 113 syair. Yaitu kitab yang membahas mengenai perubahan bentuk kata atau kalimat di dalam bahasa Arab. Dari kitab kita kita dapat mengetahui mengenai nama-nama fiil dalam tata bahasa Arab, umumnya untuk kalangan santri yang sudah paham ilmu sharaf, tidaklah sulit untuk membahas atau mempelajari syair-syair dalam nazam maqshud.
Setelah beliau memahami betul mengenai kitab-kitab tersebut Kiai Haji Juwaeni berangkat ke tanah suci Mekkah untuk memenuhi hasratnya mencari ilmu sekaligus menunaikan ibadah haji, di usia beliau yang ke 22 tahun, tepatnya pada tahun 1919 – 1926. Kurang lebih beliau mukim menimba ilmu selama 7 tahun. Selama dimekah beliau bertemu dengan Kiai asal Sukabumi yaitu Kiai Haji Ahmad Sanusi dan Syaikh Mahfudz bin Abdullah Manan Dipomenggolo at-Tarmasi.
Sebenarnya mengenai kepulangan beliau pada tahun 1926 itu merupakan perpulangan yang tidak diinginkan karena sebelumnya pada tahun 1924 di Mekkah itu sendiri ada insiden yang mengakibatkan ulama-ulama di Nusantara untuk pulang ke tanah asalnya, karena faktor keadaan yang tidak aman, akhirnya dengan berat hati dan terpaksa beliau meninggalkan kota Mekkah yang beliau cintai itu. Dengan adanya insiden atau pertempuran Mekkah usai jatuhnya taif ke tangan Raja Abdul Aziz ibn Saud.
Setelah beliau pulang dari mekkah beliau mendirikan pesantren dan masjid untuk menyebarkan pemahaman mengenai perihal agama, setelah keberadaan beliau di tanah Nusantra yaitu tepatnya di daerah Parakansalak, maka lambat laut daerah tersebut menjadi ramai dan banyak sekali orang-orang yang berbondong-bondong mempelajari ilmu agama kepadanya, dilain hal daerah Parakansalak sendiri merupakan daerah perkebunan teh yang sangat besar yang dimiliki oleh belanda. Maka tidak heran dengan sekita daerah tersebut dijadikan sebagai tempat orang berbondong-bondong dari berbagai wilayah di Pasundan untuk mencari pekerjaan, dan ada pula yang mencari ilmu agama. Karena dengan kedalam keilmuan dan kemashurannya tidak menjadi heran banyak sekali orang-orang yang berbondong-bondong mencari ilmu kepada beliau.
Setelah sekian lama dan waktu berjalan beliau di sela-sela kesibukannya menulis berbabagai kitab tentang perihal agama, baik dalam fan ilmu fikih, tauhid, hikmah, dan masih banyak lagi kitan yang dikarang oleh beliau. Sementara hak penerbitnya dipegang oleh Sayyid Ali Al-Idrus yangsaat pertama kali terbit beralamat di Kramat no 38, Batavia Centrum. Dan ada salah satu kitab dicetak di Istanbul Turki kemungkinan hemat penulis kitab tersebut ditulis semasa beliau masih tinggak di kota Mekkah.
Dalam kitab ini di halaman pertama dimulai dengan permulaan Bismillah dan dilanjutkan denga pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi beserta keluarga, sahabat, dan dilanjut dengan perkataan beliau yang berbahasa Sunda. Adapun kitab ini ditulis dengan menggunakan Arab Sunda pegon adapun isi kitabnya sebagai berikut:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله وكف والصلاة والسلام على رسوله المصطف وعلى اله واصحابه اهل الصدق والوفى امابعد.
Sok seuring nguping tah lengen teh geus kukuruyudan deui, sasarina mah sok menang rijki, aya deui nu nyarioskeun: lah ieu nyeuri panon teh ngan kukuruyudan bae sok picerikeun sasarina mah. Malih sok aya anu naroskeun ka baturna: ari kukuruyudan bibir katuhu belah luhur pinaoenen nya? (Suka sering mendengar ini tangan sudah cendat cendut lagi, nanti dirimu akan mendapatkan rijki. Dan ada lagi yang bilang: alaaaah ini sakit mata ini cendat cendut keseringan itu tandanya akan mendapatkan hal yang sedih).
Sihoreng eta teh aya oge tidituna, tegesna dicarioskeun kusapalihna ulama mung hente berhubung sareng hadist dalil, margi ieu mah samata-mata pependakan nana ahli ngulik kana ilmu hikmah, sapertos anu di wada’ ku Iskandar Dzulkarnaen hiji-hiji na anggota dina badan urang upama dititeunan sok mere ibar ka urang kitu rejeng kieu. (ternyata itu semua ada disananya, yaitu diceritakan oleh sebagian ualama akan tetapi ini sama sekali tida ada hubunggannya dengan hadist dan dalil, karena ini semata-samata penemuannya ahli dalam bidang meneliti ilmu hikmah).
Nanging sing emut ieu teh sabagi hukum a’dat atanapi percobian anu sah sulayana tea. Ari didieu ditukil tina kitab Kifayat al-Muhtaj fi Ma’rifati al-Ihkhtilaj karangan imam Almujtahid Abdul ar-Rahman as-Syuti Napa’a Allahu bi U’lumihi Amin. Nembean dina luhur sirah dongkap kana ramo suku manawi aya anu sudi ningali: upama kukuruyudan, embun-embunan alamat menang kahadean, uapama sirah belah tukang kaluar tina bingung. (namun harus ingat ini adalah sebagian hukum adat atau percobaan yang sah. Adapun kitab ini ditulis dari tulisan dari kitab Kifayat al-Muhtaj fi Ma’rifati al-Ihkhtilaj karangan imam Almujtahid Abdul ar-Rahman as-Syuti Napa’a Allahu bi U’lumihi Amin).
Adapaun dalam bagian akhir kitab ini membahas mengenai Tanbihun upami aya kukuruyudan a’lamat sae suhunkeun ka gusti Allah Swt tangtu muga-muga sing kajadian. Upaama aya kukuruyudan a’alamat awon suhunken ka gusti Allah Swt muga-muga ulah kajadian. ( Peringatan kalau ada cendat cendut itu alamat baik maka segera pinta ke Allah Swt semoga itu terjadi. Adapun ada cendat cendut alamat buruk pinta ke Allah Swt semoga itu jangan terjadi.)
Mengenai perihal kitab tidak disertakan tahunnya hanya saja disertakan pengarangnya dan pencetak kitabnya. Adapun mengenai kitab ini saya penulis dapatkan dari santri yang mondok di Pesantren Al-Atiqiyah Cipanengah Kec. Bojonggenteng Kab Sukabumi. Yaitu kakanda Muhammad Rifki Faujan yang sekarang duduk di kelas 12 Sekolah Menengah Atas Al-Atiqiyah, dan saya berterima kasih banyak kepada kakanda beserta keluarganya khsuusnya kakeknya sudah diperkenankan membongkar lemari tempat dimana kitab tersebut ditemukan. Semoga amal kebaikan menjadikan ladang pahala dikemudian kelak nanti amiin ya Allah ya Rabbal Alamin.
Sukabumi 28 September 2020.
No responses yet