Oleh : Raffie Muhammad Fauzan, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
“Orang yang menginfakkan harta di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan 70 tangkai pada setiap tangkainya terdapat 100 biji. Allah melipatgandakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)
Sedekah lebih luas dari infaq, zakat dan wakaf. Karena sedekah tidak hanya memberikan harta, namun sedekah itu segala perbuatan yang menjadi manfaat bagi penerimanya. Sedekah atau berbagi disebutkan 39 kali di dalam Al-Quran. Hal ini mengisyaratkan bahwa sedekah itu merupakan perbuatan yang sangat mulia di hadapan Allah. Rasulullah bersabda seperti yang diriwayatkan dalam HR Thabrani bahwa sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur. Selain itu, dosa-dosa juga akan terhapuskan agar menjauhkan manusia dari neraka jahanam. Dari berbagai kebaikan dari bersedekah, sering kita dengar bahwa sedekah itu merupakan investasi akhirat. Mengapa demikian? Sedekah menjadi investasi yang sangat menjanjikan bukan atas dasar rekomendasi manusia, namun langsung direkomendasikan Allah di dalam Al-Quran.
Rasulullah SAW memberikan kiat jitu untuk umatnya bahwa kematian bukanlah akhir dari sebuah investasi. Bahkan kematian bagi seorang investor akhirat merupakan petikan keuntungan dari investasinya di dunia. Pahala yang berkepanjangan dan terus mengalir menjadi buah dari kelebihan hartanya di dunia. Dalam Islam, investasi akhirat itu disebut shodaqoh jaariyatun, investasi abadi. Harta yang diinfakkan dan dikeluarkan di jalan Allah dalam bentuk zakat dan infak sedekah , hibah, hadiah, serta wakaf, akan mengalir menjadi multimanfaat. Sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi,“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan orangtuanya.”
Dengan melakukan investasi akhirat sesungguhnya ia meraih dua keberuntungan. Keberuntungan dunia, ia merasakan sentuhan kepedulian berbagi bersama orang lain, baik dengan harta, ilmu atau keahlian. Sedang keuntungan akhirat, ia merasakan pahala yang berlipat dan tidak terputus sampai hari kiamat. Jika ingin investasi terbaik sebenarnya bukan di dalam tempat-tempat mewah tapi justru di dalam gang-gang kecil, rumah yang hampir rubuh, lansia atau anak yatim piatu yang sebatang kara. Itulah yang menjadi perhatian kita untuk melihat orang-orang di sekitar, dan kaidah hubungan kemanusiaan jangan dicukupkan hanya kepada muslim, kalau ada tatangga yang non muslim tetap berikan bagiannya. Jika ditanya “kenapa baik sekali?” jelaskan bahwa Allah memerintahkan saya berbuat baik, berbagi karena ini adalah rezeki yang Allah titipkan, itulah keindahan islam.”
Abdullah bin Mubarak Rahimahullah, beliau pernah kumpulkan sedekah-sedekahnya lalu diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan begitu selesai dibagikan, orang-orang itu pulang dari rumah beliau, beliau tersenyum lebar. Kemudian orang disebelah beliau bertanya “kenapa anda tersenyum, padahal harta anda habis dibagikan kepada mereka?”, lihatlah orang-orang ini mereka sedang membawa amal-amalku ke timbangan hari kiamat tanpa upah, secara duniawi seakan-akan mereka yang mendapat manfaat tapi secara ukhrawi kita yang mendapatkan manfaat. Maka ketika bersedekah jangan merasa kita yang memberi kepada mereka tapi kita yang harus bersyukur. Karena kita yang perlu mengumpulkan amal. Sehingga perlu diingat ketika memberikan sedekah berharaplah hanya untuk ridho Allah.
Jika ingin beramal jangan selalu ditarik ke dalam urusan dunia, kalau ada motivasi amalan Alhamdulillah, ya sedekah saja, karena pemberian Allah itu tidak harus balasan langsung dalam bentuk yang kita pikirkan. Tidak perlu menghitung jika memberi 5.000 akan diganti menjadi 50.000. Karena 50.000 pemberian Allah belum tentu dalam bentuk uang, bisa dengan kesehatan, kenyamanan, ketenangan, atau tiba-tiba dikirimkan orang-orang baik, terkadang itu yang lebih penting dan kita butuhkan, daripada dapat 1 juta tapi sakit-sakitan harus beli obat ini itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak” (QS. Al-Hadid: 18)
No responses yet