Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab adalah seorang Habib atau Sayyid dengan klan Syihab (merujuk kepada sosok Syihabuddin Aal bin Syaikh) yang silsilahnya dapat ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui jalur Imam Ahmad al-Muhajir. Sementara itu, istrinya yang bernama Syarifah Fadhlun juga merupakan keluarga Sayyid dari klan Aal bin Yahya.
Nasab beliau adalah Muhammad Riziq bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Syaikh bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Syahabudin bin Abdurrahman (Al-Qodhi) bin Syahabudin (Al-Akbar) bin Abdurrahman bin Ali (Sohib Al-Wird Al-Sakran) bin Syaikh Abu Bakar (Assakran) bin Abdurrahman (Assegaf) bin Muhammad (Al-Mawladdawilah) bin Ali bin Alwi (al-Ghayur) bin Muhammad (Al-Faqih Al-Muqaddam) bin Ali bin Muhammad (Shohib Marbath) bin Sayyidina Ali (Al-Imam Kholi Qosam) bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina (Al-Imam) Muhammad (Shohib As- Shouma’ah) bin Sayyidina (Al-Imam) Alwi Alawiyyin (Shohib Saml) bin Sayyidina (Al-Imam) Ubaidillah (Shohibul Aradh) bin Sayyidina (Al-Imam Al- Muhajir) Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa (Ar-Rumi) bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al- Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina (Al-Imam) Ali Zainal Abidin bin (Al-Imam As-Syahid Sayyidi Syabab Ahlil Jannah) Sayyidina Al-Husein Rodiyallahu bin Sayyidah Fatihmah Az- Zahra binti Sayyidina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Habib Muhammad Riziq bin Husein Shihab atau yang lebih dikenal dengan sebutan Habib Rizieq Syihab (disingkat HRS) adalah sosok habib yang fenomenal sejak sepuluh tahun terakhir ini. Habib yang diberi julukan Imam Besar FPI ini namanya menjadi sangat popular setelah beberapa kali terjadi demo besar-besaran umat Islam Indonesia yang menuntut hukuman pasca tindak penistaan agama yang dilakukan oleh gubernur DKI saat itu, Basuki Tjahaya Purnama (BTP). Habib Rizieq Syihab adalah sosok yang sangat berperan dibalik demo 411 dan 212 yang mampu menggerakkan jutaan umat Islam dari seluruh Indonesia.
Habib Rizieq Syihab adalah sosok pendakwah yang sangat lantang menyuarakan perlawanan terhadap tindak kemaksiatan (nahi mungkar). Melalui organisasi masyarakat yang didirikannya, Habib Rizieq Syihab mulai bergerak dengan gerakan yang nyata untuk melawan tindak kemaksiatan dalam bentuk apapun. Beliau sangat fasih berdalil dengan ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw yang menjelaskan bahwasanya jika tindak kemaksiatan di suatu negeri dibiarkan tanpa ada teguran dan perlawanan, maka bersiaplah penduduk negeri tersebut menunggu kehancuran dengan ditimpakannya azab Allah Swt.
Habib Rizieq Syihab adalah anak kelima dari lima bersaudara, dia lahir di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1965 dari pasangan Habib Husein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah Alatas. Kedua orangtuanya merupakan warga Betawi keturunan Arab Hadhrami. Ayahnya, Habib Husein Shihab (lahir sekitar 1920) adalah salah seorang pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-temannya pada tahun 1937. Pandu Arab Indonesia adalah sebuah perkumpulan kepanduan yang didirikan oleh orang Indonesia berketurunan Arab yang berada di Jakarta, yang selanjutnya berganti nama menjadi Pandu Islam Indonesia (PII).
Habib Rizieq Syihab adalah sosok anak yatim yang sejak kecil ditinggal oleh sang Ayah. Ketika usianya baru memasuki 11 bulan, Ayahnya, Habib Husein Shihab wafat pada tahun 1966, dan Habib Rizieq Syihab kemudian diasuh oleh sang Ibu, Syarifah Sidah. Sebagai orang tua tunggal, ibunya yang bekerja sebagai penjahit pakaian dan perias pengantin, tetap sangat memperhatikan pendidikan Habib Rizieq Shihab serta membimbingnya dengan pendidikan agama. Walau tidak mengenyam pendidikan di pesantren, namun sejak usia empat tahun Habib sudah mulai rajin mengaji di masjid dekat rumahnya.
Setelah lulus sekolah dasar pada tahun 1975 di SDN 1 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Habib Rizieq Syihab melanjutkan sekolah menengahnya ke SMP 40 Pejompongan, Jakarta Pusat. Namun karena jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan terlalu jauh, dia kemudian dipindahkan ke sekolah yang relatif lebih dekat, yaitu SMP Kristen Bethel Petamburan, dan lulus tahun 1979. Habib Rizieq Syihab melanjutkan sekolah akhirnya ke SMA Negeri 4 Jakarta Gambir, namun dia akhirnya lulus di SMA Islamic Village Tangerang pada tahun 1982.
Pada tahun 1983, Rizieq mengambil kelas bahasa Arab di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Namun setelah satu tahun menempuh studi, dia mendapat tawaran beasiswa dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk kuliah di Arab Saudi. Habib Rizieq Syihab pun melanjutkan program sarjana jurusan Studi Agama Islam (Fiqih dan Ushul Fiqh) ke King Saud University yang ditempuhnya selama empat tahun. Pada tahun 1990, Habib Rizieq Syihab dinyatakan lulus, lengkap dengan predikat Cum Laude.
Setelah sekian lama tamat dari King Saud University, Habib Rizieq kemudian sempat mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Internasional Malaysia selama satu tahun, setelah itu dia kembali ke Indonesia sebelum magisternya selesai karena alasan biaya. Setelah beberapa tahun, akhirnya dia mampu melanjutkan pendidikannya di bidang Syari’ah dan meraih gelar Master of Arts (M.A.) pada tahun 2008 di Universitas Malaya dengan tesisnya yang berjudul, “Pengaruh Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia”.
Pada tahun 2012, Habib Rizieq Syihab kembali ke Malaysia dan melanjutkan program Pendidikan doktoral dalam program Dakwah dan Manajemen di Fakultas Kepemimpinan dan Pengurusan Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Saat ini dia sedang menyelesaikan disertasinya yang berjudul “ةعامجلاو ةنسلا لهأ دنع عورفلاو لوصلأا نيب زيمتلا جهانم” (Perbedaan Asal dan Cabang Ahlussunah Wal Jama’ah) di bawah pengawasan Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni dan Dr. Ahmed Abdul Malek dari Nigeria.
Habib Rizieq Syihab memiliki banyak karya intelektual karya sosial. Di antara karya intelektualnya adalah dua karya tulis ilmiyah; tesis berjudul “Pengaruh Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia” dan disertasi berjudul “Perbedaan Asal dan Cabang menurut Ahlussunah Wal Jama’ah”, keduanya belum diterbitkan. Adapun buku-buku yang telah diterbitkan adalah “Hancurkan Liberalisme, Tegakkan Syariat Islam” tahun 2011, “Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariat” tahun 2012, “Dialog FPI: Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, “Piagam Jakarta”, dan buku panduan Zikir Amaliyah Santri Markaz Syari’ah.
Selain karya ilmiyah dan buku-buku, Habib Rizieq Syihab juga banyak menciptakan bait syair atau lirik shalawat dan mars/hymne, beberapa bait syair yang terkenal adalah “Rohatil, Kisah Sang Rasul”, “Sunnah Berjuang”, “Medan Juang Islam”, dan mars FPI serta hymne FPI. Terkait karya sosial, Habib Rizieq Syihab mendirikan FPI, ormas Islam yang menyuarakan perjuangan Islam, yang di bawahnya lahir lembaga sosial kemanusiaan, yaitu Hilal Merah Indonesia (HILMI FPI) yang sudah banyak bergerak untuk bantu korban bencana, santunan yatim, fakir miskin, perbaikan rumah, di berbagai wilayah Indonesia, bahkan untuk korban Muslim Palestina84.
Habib Rizieq Syihab menikah pada tanggal 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun binti Yahya. Dari pernikahan tersebut Habib Rizieq Syihab dikaruniai seorang putra dan enam orang putri: Rufaidah binti Rizieq Syihab, Humaira binti Rizieq Syihab, Zulfa binti Rizieq Syihab, Najwa binti Rizieq Syihab, Mumtaz binti Rizieq Syihab, Fairuz binti Rizieq Syihab, dan Zahra binti Rizieq Syihab. Putri yang pertama menikah dengan Habib Muhammad Alathos (sumber wawancara), putri yang kedua menikah dengan Habib Muhammad Alwi bin Hasan Alaydrus, dan putri yang ketiga menikah dengan Habib Muhammad Hanif Al-Athos.
Sumber : Buku 27 HABAIB BERPENGARUH DI BETAWI: Kajian Karya Intelektual dan Karya Sosial Habaib Betawi dari Abad ke-17 hingga Abad ke-21, Editor: H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM, diterbitkan oleh : JAKARTA ISLAMIC CENTRES [Periset : Adithiya Warman, S.Si
No responses yet