Categories:

Oleh: Muhammad Fathi Rahmatullah (Fakultas Psikologi Program studi Psikologi Universitas Prof. Dr. Hamka(UHAMKA). 

Pendahuluan

Keluarga sakinah adalah istilah yang dipakai untuk merujuk pada suatu keadaan keluarga yang memiliki karakteristik kesejahteraan dunia dan akhirat (Afni Rasyid dan Hilal Ramadhan, 2013). Menikah  memang  tidaklah  sullit,  tetapi  membangun  keluarga sakinah bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului dengan adanya  gambar  yang  merupakan  konsep  dari  bangunan  yang  diinginkan.  Demikian  juga membangun keluarga sakinah, terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga sakinah. Al-Qur’an membangunkan sebuah keluarga yangsakinah dan kuat untuk membentuk suatu  tatanan  masyarakat  yang  memelihara  aturan-aturan  Allah  dalam  kehidupan.  Aturan yang ditawarkan oleh Islam menjamin terbinanya keluarga bahagia, lantaran nilai kebenaran yang dikandunginya, serta keselarasannya yang ada dalam fitrah manusia (Sofyan Basir, 2019).

Makna Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah terdiri atas dua suku kata, yakni kata keluarga dan kata sakinah. Keduanya merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa asing. Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta, kula = famili dan warga = anggota. Kata sakinah berasal dari kata Arab. Sakinah yang berarti ketenangan hati atau kehebatan dan sering ditafsirkan dengan bahagia dan sejahtera. Akar katanya adalah سكن yang berarti tenang, tidak bergerak, atau diam. (Afni Rasyid dan Hilal Ramadhan, 2013).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21).

Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan bertujuan untuk menciptakan ketenangan dan kedamaian antara suami dan istri. Dalam keluarga sakinah, hubungan antaranggota keluarga dilandasi oleh rasa cinta, kasih sayang, dan saling pengertian.

Prinsip-prinsip Keluarga Sakinah

Harus dipahami bahwa keluarga itu terdiri dari ayah dan ibu yang saling bekerja sama atau team work untuk mewujudkan Keluarga Sakinah. Peran orang tua terhadap keluarga dan sosialisasi posistif dari kedua orang tua terhadap keluarga dan lingkungan yang lebih luas dapat menjadi kunci yang mendukung untuk bisa menjadi Keluarga Sakinah. Untuk dapat mewujudkan Keluarga Sakinah memanglah tidak mudah, maka dari itu perlu adanya proses-proses yang harus di lewatkan oleh orang tua untuk dapat mewujudkan Keluarga Sakinah tersebut dan fungsi-fungsi manajemen dalam kehidupan rumah tangga yang berbeda dari keluarga-keluarga biasa, seperti tugas-tugas ibu tidak hanya hamil, melahirkan dan pemberian ASI, segala seusatu menyangkut tugas-tugas untuk menciptakan Keluarga Sakinah haruslah fleksibel, terbuka dan demokratis, tidak boleh terlalu kaku dan tertutup satu sama lain.

Ini berarti bahwa ayah dan ibu membuat suatu kesepakatan yang Dimana mereka tidak mersasa terpaksa dengan kesepakatan tersebut, misalnya menentukan siapa yang mengerjakan apa, hal-hal apa saja yang bisa dan tidak bisa diputuskan sendiri. Keduanya harus kompak, saling mendukung, saling melengkapi, saling peduli, dan berbagi tugas sesuai dengan kondisi asli dalam memenuhi prinsip-prinsip dan mewujudkan Keluarga Sakinah yang dicita-citakan.

Ciri-Ciri Keluarga Sakinah

  1. Keimanan yang Kuat Keluarga sakinah selalu menjadikan keimanan kepada Allah sebagai pondasi utama. Setiap anggota keluarga berusaha melaksanakan kewajiban agama seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan menjauhi larangan Allah.
  2. Komunikasi yang Baik Dalam keluarga yang harmonis, komunikasi menjadi kunci. Suami dan istri saling terbuka, mendengarkan dengan penuh empati, dan mencari solusi bersama saat menghadapi masalah.
  3. Pendidikan Anak yang Islami Orang tua dalam keluarga sakinah memberikan pendidikan yang baik, tidak hanya secara akademik tetapi juga spiritual. Nilai-nilai Islam ditanamkan sejak dini agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa.
  4. Kesetaraan dan Saling Menghormati Suami dan istri dalam keluarga sakinah tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain. Mereka menjalankan peran masing-masing dengan rasa saling menghormati dan bekerja sama.

Kriteria-kriteria Keluarga Sakinah

  • Keluarga Pra Sakinah
  • Keluarga Sakinah I
  • Keluarga Sakinah II
  • Keluarga Sakinah III
  • Keluarga Sakinah III Plus

Langkah-Langkah Membangun Keluarga Sakinah

  1. Menjadikan Allah SWT Sebagai Prioritas Semua keputusan dalam keluarga dibuat berdasarkan ajaran Islam. Dengan menjadikan Allah SWT sebagai pusat kehidupan, keluarga akan lebih mudah berjalan di jalan yang benar.
  2. Membangun Pernikahan yang Kokoh Pernikahan yang baik dimulai dengan niat untuk beribadah kepada Allah. Suami dan istri perlu saling memahami, menerima kelebihan, dan bersama-sama memperbaiki kekurangan.
  3. Belajar Sabar dan Ikhlas Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan mulus. Sabar dan ikhlas adalah kunci utama untuk menghadapi setiap ujian dan tantangan dengan tenang.
  4. Menjaga Keseimbangan dan Kebahagiaan Selain memenuhi kebutuhan materi, keluarga sakinah juga harus memperhatikan kebutuhan emosional dan spiritual. Luangkan waktu bersama, beri perhatian, dan saling mendukung untuk menjaga keharmonisan.

KESIMPULAN

Keluarga sakinah adalah impian bagi semua Muslim. Dengan iman yang kuat, komunikasi yang baik, dan pendidikan keluarga yang islami, keluarga bisa menjadi tempat yang penuh akan cinta dan keberkahan didalamnnya. Karena tujuan Keluarga Sakinah sendiri bertujuan menjadi keluarga yang mengikuti segala aturan yang berpedoman Al-qur’an, Hdist dan fiqih dan setiap anggota berperan untuk saling mendukung dalam mencapai kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *