Oleh Ade Tiya Putri

Pagi hari saat semua anak bergegas menuju ke sekolahnya, ada seorang siswi SMA yang masih santai duduk di pinggir jalan. Siswi tersebut bernama Alifa Maharani. Tujuan Alifa duduk di pinggir jalan bukan untuk menunggu angkutan umum, tetapi untuk menunggu kekasihnya yang mengendarai motor vespa yang antik, orang itu bernama Aliba Maheswara. Kedua pelajar tersebut sudah berpacaran sejak mereka masih SMP dan sekarang juga berada di SMA yang sama.

Sebelum sampai di sekolah, mereka mampir ke gerobak di pinggir jalan yang menjual bubur ayam. Tempat tersebut merupakan bubur ayam terlaris dan langganan mereka berdua sebelum berangkat sekolah. Sambil menunggu bubur ayam dihidangkan Alifa menyampaikan sesuatu kepada kekasihnya itu. “Ba, ayahku dipindahtugaskan ke Surabaya dan aku sama Ibu juga harus ikut” ujar Alifa sambil menundukkan kepala dan memainkan jari-jarinya. Ayah Alifa merupakan seorang kepala sekolah, sehingga tugasnya sering berpindah-pindah. “Ya, ngga papa fa kamu harus nurut sama orang tua kamu” ucap Aliba sambil tersenyum. “Tapi nanti kita gimana?” kata Alifa setelah menelan bubur ayamnya. Aliba menjawab “Udah itu gampang, cepet makan buburnya bentar lagi bel masuk bunyi”. Pembicaraan mereka terjeda dan mereka harus segera menuju ke sekolah karena sudah pukul 06.50 WIB.

Sesampainya di sekolah mereka masuk ke kelasnya masing-masing. Alifa merupakan siswi kelas XI MIPA 1 dan Aliba siswa kelas XI MIPA 3. Setelah Bu Amel seorang guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas dan dia mengumumkan bahwa  puisi Alifa masuk ke dalam koran dan ada penerbit yang menawarkan untuk puisi-puisinya diterbitkan menjadi sebuah buku. Ya Alifa merupakan salah satu murid yang berprestasi dan mempunyai hobi menulis puisi. Semua teman-temannya bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat kepada Alifa. Selanjutnya Bu Amel mulai menjelaskan materinya tentang cerita pendek.

Alifa melakukan hobinya dalam menulis puisi ketika dia sedang sendiri dan tidak ada tugas sekolah. Puisi-puisi yang ditulisnya merupakan curhatan tentang dirinya dan  juga fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Selain hobi menulis puisi, Alifa juga hobi menyanyi. Tetapi hobinya dalam menyanyi hanya untuk hiburan saja tidak ia tekuni. Karena menurut dia suaranya tidak enak untuk didengar.

Bel Istirahat berbunyi dan Alifa bersama sahabatnya yang bernama Khalila menuju ke kantin. Di kantin, Alifa bengong sambil mengaduk-aduk es tehnya dengan sedotan. “Hey…kenapa fa kok bengong terus dari tadi?” tanya Khalila. Alifa menjelaskan semuanya kepada Khalila dan menyarankannya untuk mendiskusikan lagi hal tersebut dengan ibunya. “Tapi kamu harus ngomong baik-baik loh sama ibu kamu” ujar Khalila dengan terus menyeruput es teh manisnya.

Setengah jam berlalu dan para siswa harus masuk ke kelas lagi melanjutkan pembelajaran. Di kelas Khalila dan Alifa sedang melaksanakan pembelajaran mata pelajaran Matematika. Bu Atik menjelaskan materi tentang Trigonometri dan setelah selesai menjelaskan, dia memberikan soal kepada muridnya. “Yok, siapa yang bisa mengerjakan soal ini bisa maju, dan Ibu ambil sebagai nilai keaktifan ya” ujar Bu Atik sambil tersenyum.

Tidak hanya pandai dalam menulis puisi, Alifa juga sering mendapatkan juara 1 di kelasnya. Oleh karena itu, ia merupakan salah satu siswa yang aktif dan juga berprestasi. Tidak hanya aktif di dalam kelas, Alifa juga mengikuti banyak organisasi di sekolahnya, salah satunya OSIS dan dia merupakan wakil ketua OSIS yang sebentar lagi masa jabatannya akan selesai.

Pulang sekolah Alifa diantar lagi oleh Aliba, dan mereka kembali melanjutkan pembicaraan pagi tadi yang sempat terjeda. Di perjalanan Aliba terus menasehatinya. “Fa ngga papa loh kalo kamu pindah ke Surabaya, kan kita tetep bisa saling berkabar lewat media sosial. Toh, sekarang jamannya sudah canggih. Aku di sini akan menjaga diri baik-baik kok dan kamu di sana juga baik-baik ya. Aku yakin suatu saat kita pasti akan kembali bersama lagi” ucap Aliba sambil terus mengendarai vespa antiknya.

Sesampainya di rumah, Alifa langsung masuk ke kamar dengan memasang muka cemberutnya di depan sang Ibu yang sedang berada di ruang keluarga. Karena khawatir dengan anaknya, sang Ibu langsung menghampirinya. “Fa, kamu kenapa kok pulang sekolah malah cemberut gitu?” tanya sang Ibu dengan wajah penasaran. Alifa langsung menjelaskan alasan kenapa dia cemberut. “Bu, kenapa aku harus ikut ke Surabaya si, kan aku bisa tinggal di sini sama nenek” ujar Alifa sambil memasang muka memelas. Ibunya Alifa tetap tidak setuju kalo Alifa tetap tinggal bersama neneknya. Dia tidak mau karena nanti akan kesepian, Alifa merupakan anak tunggal dan kalau Alifa bersama neneknya dia takut akan merepotkan Ibu dari suaminya itu. Tiba-tiba Ayah Alifa masuk ke kamar dan ikut nimbrung pembicaraan. “Kamu ikut Ayah sama Ibu aja fa ke Surabaya, lagian di sana juga banyak sekolah yang bagus kok” ujar sang Ayah sambil mengelus kepala Alifa.

Alifa tidak berani berterus terang kepada Ayah dan Ibunya kalau alasan dia tidak mau pindah ke Surabaya karena takut berpisah dengan Aliba. Dan pastinya orang tuanya itu akan tetap kekeh membawanya ke Surabaya. Di sore yang agak mendung Alifa meminta Aliba untuk menemuinya di taman dekat rumah. Setelah beberapa menit menunggu, Aliba akhirnya datang. “Kenapa fa, kok ngajak ketemuan di sini?” tanya Aliba dengan raut muka penasaran. “Aku akan ikut pindah bersama Ayah dan Ibuku ke Surabaya, maaf ya kalo aku kesannya ninggalin kamu, tapi aku di sana akan jaga diri baik-baik kok, sekali lagi maafin aku yah” sahut Alifa dengan menundukkan kepalanya. Mendengar jawaban tersebut Aliba tetap mendukung keputusan kekasihnya tersebut, ya walaupun dengan berat hati. Tapi dia percaya bahwa suatu saat pasti mereka bisa bersama lagi.

Sebelum kamu pindah ke Surabaya, aku ingin meminta satu permintaan. “Permintaan apa? ” sahut Alifa dengan raut muka penasaran. “ Aku ingin pergi seharian sama kamu, nanti kita pergi ke tempat yang bagus dan asik. Gimana kamu mau?” ujar Aliba dengan kembali melemparkan pertanyaan kepada Alifa. “Tapiii….” Jawab Alifa dengan ragu-ragu. Aliba langsung menjelaskan kepadanya bahwa dia akan meminta izin secara langsung kepada orang tuanya dan Alifa langsung menyetujuinya.

Pulang dari taman, Aliba mengantarkan Alifa ke rumah. Tidak hanya itu, Aliba juga akan meninta izin kepada Ayah dan Ibunya Alifa tentang rencananya untuk mengajak Alifa liburan singkat dalam waktu satu hari. Karena orang tua Alifa mengetahui hubungan mereka berdua dan selama ini mereka berpacaran masih dalam batas yang wajar serta tidak menggangu kegiatan sekolah, orang tua Alifa pun langsung menyetujui rencana Aliba.

Keeseokan harinya, dan kebetulan hari weekend mereka pergi ke sebuah tempat wisata yang memiliki air terjun yang indah. Tempat tersebut banyak memiliki spot foto yang instagramable dan sangat cocok untuk mereka berdua. Mereka sangat menikmati hari tersebut dengan selalu mengabadikan momen berdua. Setelah selesai mengambil foto dan menikmati indahnya air terjun, mereka langsung menuju ke tempat makan yang berada di tempat wisata tersebut. “Makasih ya ba untuk waktunya hari ini, aku sangat senang bisa jalan-jalan sama kamu walaupun dalam waktu yang sesingkat ini. Semoga hubungan kita ke depannya baik-baik walaupun kita berada di tempat yang berbeda” ungkap Alifa sambil tersenyum lebar. “Iya fa sama-sama, aku juga senang kok jalan bareng sama kamu dan kamu di sana belajar yang baik yah, jangan begadang dan jangan lupa makan” sahut Aliba dengan memegang tangan Alifa.

Setelah Ulangan Akhir Semester selesai, Alifa dan keluarganya langsung pindah ke Surabaya. Keluarga besar Ayahnya Alifa ikut mengantar ke bandara. Tidak hanya itu, Aliba juga ikut mengantarkan kekasihnya itu. Selama perjalanan, Alifa dan Aliba berada di satu mobil yang sama dan mereka tidak banyak bicara, hanya sesekali bertukar pandangan.

Setelah kepindahan Alifa ke Surabaya, Aliba dan Alifa hanya berkabar lewat media sosial. Hari-hari mereka sangat sepi karena biasanya mereka selalu berdua, mulai dari berangkat sekolah hingga pulang sekolah. Walaupun hati sedang galau, mereka tidak melupakan kewajibannya sebagai pelajar dengan tetap belajar dan mempertahankan prestasinya.

Di Surabaya, Alifa bersekolah di tempat Ayahnya ditugaskan. Karena menurutnya, dia hanya akan bersekolah satu tahun sebelum ia melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Jadi Alifa tidak akan menghabiskan waktunya untuk mencari sekolah yang terfavorit di Surabaya, karena menurut dia sekolah dimanapun akan tetap bisa berprestasi. Walaupun pindah sekolah, Alifa tetap menjadi siswi yang berprestasi di kelas barunya itu. Teman-teman barunya itu juga menerimanya dengan baik.

Tidak terasa Ujian Nasional sebentar lagi dan Aliba telah menjalani hubungan jarak jauh hampir setahun lebih. Setelan lulus nanti, ia ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sepulang sekolah, Ayah Aliba yang mempunyai bisnis restoran memberitahu Aliba bahwa ia akan membuka cabang restoran di Surabaya dan juga pindah ke sana. Tanpa pikir panjang Aliba langsung menyetujuinya.

Setelah Ujian Nasional selesai, Aliba langsung pindah ke Surabaya dan sesampainya di sana Aliba belum memberitahu Alifa bahwa ia telah pindah ke Surabaya, karena ia ingin memberikan kejutan nantinya. Sambil menunggu kelulusan, Aliba mencari Universitas yang cocok untuknya. Aliba memilih untuk kuliah di Universitas Negeri Surabaya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah mengambil formulir di ruang pendaftaran, Aliba keluar dari ruangan tersebut. Dan pada saat membuka pintu tiba-tiba ada seseorang yang Aliba kenal. Seseorang itu adalah Alifa, kekasihnya yang selama 1 tahun ini menjalani hubungan jarak jauh dengannya. Alifa langsung menggandeng tangan Aliba dan membawanya ke taman kampus.

Alifa meminta penjelasan kepada Aliba kenapa dia berada di Surabaya. Perasaan Alifa sangat senang karena setelah sekian lama ia bertemu juga dengan kekasihnya itu. Selanjutnya Aliba menjelaskan kepada Alifa tentang semua alasan kenapa dia berada di Surabaya. Dan ternyata mereka memilih program studi yang sama, yang artinya mereka akan kembali bersama, lebih dekat, lebih sering bertemu dan tidak menjalani hubungan jarak jauh lagi.

Biodata

*) Ade Tiya Putri, lahir di Banjarnegara 16 Januari 2000. Mahasiswa program sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mauhammadiyah Purwokerto. Ia saat ini dinggal di Karanganyar, Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Ia dapat dihubungi melalui ig: ade_tiya16

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *