Categories:

Oleh: Ade Tiya Putri

Pada suatu hari di suatu ruang tamu ada sebuah keluarga yang sedang berdiskusi untuk menggelar acara pernikahan anaknya. Diskusi diawali dengan mencari hari kapam dilangsungkannya akad nikah. Tiba-tiba si nenek menyuruh keluarganya tersebut untuk diadakannya kegiatan resik kubur terlebih dahulu sebelum menggelar acara pernikahan. Sesuai dengan perintah nenek, diskusi dilanjutkan dengan membahas mengenai kegiatan resik kubur, tiba-tiba Bu Ani bergabung dan ikut nimbrung pembicaraan. Bu Ani bercerita dulu ia juga melakukan kegiatan resik kubur sebelum anaknya sunatan. Cucu dari si nenek yang bernama Hafiz bingung apa itu resik kubur dan ia meminta neneknya untuk menjelaskan lebih detail tentang apa itu resik kubur.

Dalam bahasa jawa “resik” artinya bersih. Berarti kegiatan resik kubur itu membersihkan makam. Resik kubur sebelum menggelar acara pernikahan ataupun sunatan adalah sebuah kegiatan membersihkan makam sebelum digelarnya akad nikah ataupun sunatan. Kegiatan resik kubur merupakan suatu adat yang sering dilakukan oleh orang Jawa. Kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan 2 hari sebelum acara akad nikah dan sunatan.

Rangkaian kegiatan resik kubur biasanya diawali dengan membersihkan makam, setelah itu orang-orang yang mengikuti kegiatan tersebut biasanya akan melakukan kegiatan kepungan/slametan terlebih dahulu. Kegiatan kepungan / slametan dilaksanakan di rumah orang yang sedang melaksanakan hajatan. Kepungan/slametan adalah kegiatan memakan nasi tumpeng beserta lauk yang beraneka ragam. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan orang-orang yang mengikutinya duduk bersila melingkari (mengepung) nasi beserta lauk pauk yang ada. Nasi dan lauk pauk tersebut didoakan terlebih dahulu. Setelah selesai didoakan kemudian dimakan oleh orang-orang atau sanak saudara dari yang menggelar hajatan. Apabila nasi tumpeng beserta lauk pauknya tidak habis, maka akan dibawa pulang oleh orang-orang dengan memasukkan makanan tersebut ke dalam plastik kresek dan itu dinamakan nasi berkat

Kegiatan resik kubur pada acara pernikahan biasanya diikuti oleh anggota keluarga, ustadz atau orang yang dituakan di tempat tersebut. Sedangkan untuk acara sunatan biasanya diikuti oleh keluarga, ustadz atau orang yang dituakan, dan juga teman-teman dari anak yang akan disunat. Biasanya teman-teman dari anak yang akan disunat akan mendapatkan bingkisan yang berisi jajan dan alat tulis sebagai bentuk terima kasih karena telah mengikuti kegiatan resik kubur.

Pada zaman dahulu orang-orang melakukan kegiatan resik kubur bertujuan untuk meminta doa kepada keluarga mereka yang sudah meninggal, padahal orang yang sudah meninggal itu harusnya didoakan bukan dimintai doa. Tetapi sekarang tujuan dilaksanakannya kegiatan resik kubur hanya untuk melestarikan suatu adat dan juga agar makam keluarganya terlihat bersih serta mendoakan keluarga yang sudah meninggal.

Setelah dijelaskan oleh neneknya, Hafiz sudah paham mengenai resik kubur. Seminggu kemudian kakaknya Hafiz yang bernama Dina akan menikah dengan pujaan hatinya dan sebelum menggelar acara pernikahan keluarga mereka melaksanakan kegiatan resik kubur terlebih dahulu sesuai dengan anjuran nenek. Karena neneklah yang mengerti berbagai adat yang harus dilakukan sebelum menggelar suatu hajatan, baik itu pernikahan ataupun sunatan.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh neneknya Dina dan Hafiz, kegiatan resik kubur dilaksanakan dengan membersihkan makam. Lokasi makan letaknya agak jauh dari rumah mereka, sehingga orang-orang yang akan mengikuti kegiatan resik kubur menaiki mobil bak terbuka agar cepat sampai di sana. Setelah sampai di makam, keluarga dan tetangga Dina serta Hafiz langsung bergegas membersihkan makam, setelah itu mereka bersama-sama mendoakan keluarga dari Hafiz dan Dina yang sudah meninggal.

Setelah bersih-bersih makam selesai, dilanjutkan dengan kegiatan slametan/kepungan dengan memakan nasi tumpeng beserta lauk pauk yang sudah didoakan. Ya, sebelum dimakan nasi tumpeng beserta lauk pauknya itu didoakan terlebih dahulu. Pada kegiatan tersebut, makanan yang ada masih tersisa sangat banyak, dan nenek Hafiz menyuruh orang-orang untuk membawa makanan tersebut (berkat). Kegiatan slametan bertujuan untuk meminta agar keluarga yang menggelar acara tersebut diberikan kesehatan dan keselamatan baik di dunia maupun diakhirat. Kegiatan slametan itu diikuti oleh keluarga dari orang tua Dina dan Hafiz beserta tetangga mereka.

*) Cerita rakyat ini berasal dari Desa Karanganyar, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Biodata

*) Ade Tiya Putri, lahir di Banjarnegara 16 Januari 2000. Mahasiswa program sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mauhammadiyah Purwokerto. Ia saat ini dinggal di Karanganyar, Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Ia dapat dihubungi melalui ig: ade_tiya16

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *