Perhelatan Akbar berskala dunia, KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia), telah usai. Tirai panggung nan megah telah diturunkan. Manakala burung dara dilepas ke udara satu-satu di bawah komando Menteri Agama Lukman Saifudin, dan lagu “Padamu Negeri” bergema dan gemuruh indah, semua hadirin terpukau, histeris, tersedu sedan dan berpelukan dalam suasana hati yang mengharu biru, penuh bahagia.  Aku melihat teman-teman yang duduk di belakang kursiku. Wajah mereka berderai-derai, meneteskan air bening hangat satu-satu pada pipi ranum mereka. Dan wajah-wajah itu memancarkan cahaya. Zainah Anwar, aktifis terkemuka dari Malaysia, terus bertepuk tangan sambil tertawa bahagia. “Ini wonderful. Realy Smart”. 

Di sudut lain, aku melihat sejumlah perempuan ulama dan aktivis itu saling berpelukan dengan mata basah, lalu secara reflektif saja memeluk sang komandan : Faqihuddin Abdul Kodir. 

Aku masih berdiri di samping Ny. Masriyah​ Amva, perempuan pemimpin pesantren Kebon Jambu. Aku menatapnya dan mengucapkan : “Selamat  Sukses luar biasa, peristiwa dunia yang memesona, menakjubkan dan ajaib. Ulama Perempuan “Bangkit dari terpuruk” telah sukses “Menggapai Impian”. Terimakasih”. 

Pak Menteri Lukman Saifuddin  masih berdiri tegan dalam riang melayani puluhan wartawan. Aku di sampingnya. Begitu selesai dia ingin pamit kepada teman karib sekaligus seniornya : K.H. Helmy Ali. Tetapi tak jadi.  Waktu telah sore. Dia bergegas menuju mobil dinas Menteri  yang sudah lama menunggu, lalu masuk. Para santri berebut menyalami beliau, meski jendela mobil telah menyempit. 

Aku kembali ke tempat semula untuk menemui dua orang kiyai guna menyampaikan terima kasih. Mereka bilang : “Hebat!, Mabruk”, sambil mengacungkan jempolnya. “Anda di belakang sukses ini”, kata mereka, memujiku. Aku segera bilang : “tidak, ini adalah hasil kerjasama panitia dan semua orang yang mencintai Keadilan. Mereka bekerja dengan seluruh cinta”.

Aku segera menulis di timeline FB ku : “Saat hati kita menginginkan dan memikirkan sukses, maka sukses itu menjadi nyata”.

Aku sudah lama menyimpan kagum pada banyak sekali teman. Aku menulis di catatanku : “Tak habis2nya aku mengagumi tokoh-tokoh perempuan ini : Nyai Masriah Amva, mbak Badriyah Fayyumi, mbak Ninik Rahayu, mbak Nur Rofiah, mbak Neng Dara, mbak Nana Kamala, mbak Dani, mbak Rubi, mbak Maria Ulfah, mbak Tati Krisnawati, mbak Masruha, Alif, Rozikoh, dll. Dan tentu saja teman-teman laki-laki : Faqihuddin Abd Kodir, Marzuki Wahid, Rosidin, dan terlampau banyak nama tokoh jika harus disebut. Mohon maaf. Salam hormat untuk mereka semua”.

Cirebon, 030517

Repost, 27.04.21

(Bersambung).

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *