Hampir setiap hari, saat merapat pada tugas,aku melewati Tugu Yogya ini. Ia simbol tentang Sang Maha Satu. Dalam dunia batin manusia Jawa, ia merupakan titik berangkat tentang sangkan paraning dumadi. Episentrum dari seluruh penjuru arah mata angin.

Hidup mestinya dimulai dengan kesadaran tentang Sang Maha Satu itu. Sosrokartono menyebutnya sebagai Sang Alif. Yang Tegak, Satu, dan Awal dari segala yang ada. Kesadaran yang melahirkan keajaiban dan gagasan yang hebat. Dalam imaji spiritual manusia Jawa, eksistensi simbolik Tugu Yogya ini juga yang kemudian diadopsi oleh Soekarno ketika membangun Monas. 

Kesadaran laku utomo secara simbolik juga dimulai dari  Tugu ini. Itulah sebabnya, jalan di sebelah selatan Tugu diberi nama Marga Utama (jalan keutamaan),  Marga Mulyo (jalan kemuliaan), dan Malioboro (kekasih Tuhan yang mengabdi pada kehidupan). Setelah menapaki jalan jalan semacam itu, diperolehlah Siti Hinggil (eksistensi dan kekuasaan).

Simbol lelaku ini merupakan pelahiran dari yang batin. Wujud nyata dan bisa dirasakan dari hakikat iman. Sebagai hal yang batin,  Iman itu progresif dalam kehidupan nyata, mengubah, mendayagunakan serta memberikan rahmat dan manfaat bagi semesta.

Alam, manusia, dan Tuhan oleh manusia Jawa disatukan dalam jejaring kesadaran mengenenai hakikat kehidupan. Ia bersifat eko-teo-antroposentris. Dan dalam konsep ini pula yang diyakini oleh komunitas Sedulur Sikep di Pati. Mereka mengkritik tajam iman yang dalam level tindakan justru mengeksploitasi alam dan mengingkari pesan utama kekhalifahan manusia. Iman yang demikian bukan iman yang sejati. 

Dalam bait-bait yang menggetarkan rasa kemanusiaan, komunitas Sedulur Sikep merapalkan:

“Ibu bumi wis maringi

Ibu bumi dilarani

ibu bumi kang ngadili

la ilaha illallah

muhammadurrasulullah”

Tapi tampaknya, kini kesadaran mengenai paseduluran, kekancan, dan pasikepan antar manusia dan ala

Wong jowo wis ilang jawane.

Pasar ilang kumandange.

Gung liwang liwung.

Sing ono mung kuwoso nuruti karepe dewe. []

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *