Sebagai seorang Muslim kita diharuskan mencurahkan kepeduliaan terhadap sesama Muslim dengan cara sederhana sekalipun seperti membacakan istighfar dan mendo’akan aneka kebaikan untuk mereka. Janganlah pelit untuk mendoakan sesama Muslim karena hakekatnya sama saja kita mendo’akan diri kita sendiri.
Jika kita mendoakan orang lain agar dilancarkan segala urusannya,dihasilkan semua hajatnya, dianugerahi kesehatan, panjang umur, rezeki yang berlimpah lagi berkah, maka do’a-do’a tersebut akan memantul juga kepada kita. Begitu pula jika kita memintakan ampun untuk orang tua setiap selesai sholat fardhu, berarti kita sudah menunjukkan rasa syukur kita atas jasa-jasa mereka serta umur kita akan dipanjangkan oleh ALLAH Ta’ala.
Di sisi lain, membacakan istighfar, memintakan ampun untuk sesama Muslim baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal duniia, dapat menjadi sebab do’a-do’a kita selalu dikabulkan, dilimpahkan rezeki yang lapang dan berkah, diturunkan hujan jika terjadi kemarau panjang, mendapat pahala sebanyak Muslimin-Muslimat yang dido’akan oleh kita,, serta akan dijadikan kekasih ALLAH SWT.
Habib Abdullah bin ‘Alawy al-Haddad dalam salah satu karyanya Risalatul Mu’awanah berpesan: “Mestilah Kita sekalian memperbanyak do’a dan istighfar untuk diri kita, kedua orangtua kita, para kerabat dan sahabat-sahabat kita khususnya, dan seluruh kaum Muslimin-Muslimat, Mukminin-Mukminat pada umumnya. Karena sesungguhnya do’a seorang Muslim kepada saudaranya yang berjauhan itu sangat Mustajab. Rasulullah s.a.w. bersabda :
دَعَوَاتٌ لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسْلِمِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ
“Ada beberapa do’a yang tidak ada penghalang antara do’a itu dengan ALLAH SWT yaitu do’a orang yang dizholimi/teraniaya, dan do’a seorang Muslim kepada saudaranya.”
Dan sabda beliau lagi :
اِذَا دَعَا الْمُسْلِمُ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِهِ
“Apabila seorang Muslim berdo’a untuk saudaranya yang Muslim yang berjauhan atau tanpa sepengetahuannya, maka malaikat akan mengaminkan do’anya dan berkata “Untukmu do’a seperti apa yang engkau panjatkan untuk saudaramu.”
Maimun bin Mahran rahimahullah berkata :
“Barangsiapa yang membacakan istighfar untuk kedua orang tuanya setiap selesai sholat fardhu, maka ia telah menegakkan rasa syukur kepada kedua orangtuanya itu sebagaimana yang telah diperintahkan ALLAH Ta’ala dalam firman suciNya :
اَنِ اشْكُرْلِيْ وَلِوَالِدَيْكَ
“Hendaklah engkau bersyukur kepadaKU dan kepada kedua orang tuaMU.” (Q.S.Luqman : 14)
Dan ia berkata pula : “Barangsiapa yang membacakan istighfar untuk Mukminin-Mukminat dalam setiap harinya sebanyak 27x maka ia termasuk orang yang do’a-do’anya pasti dikabulkan, serta dikaruniai rezeki yang berlimpah lagi berkah dan menjadi sebab diturunkannya hujan (bila terjadi kemarau panjang). Dan perbuatan ini termasuk kepada sifat para kekasih ALLAH (Awliya). Adapun contoh istighfar untuk Mukminin-Mukminat yang direkomendasikan oleh para ulama, minimalnya sebagai berikut :
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
ALLOHUMMAGHFIR LIL MUKMINIINA WAL MUKMINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUKMINAAT AL-AHYAA’I MINHUM WAL AMWAAT (27X)
“Ya ALLAH, ampunilah Mukminin-Mukminat, Muslimin-Muslimat baik yang masih hidup maupun yang telah matI.”
Atau lafadz istighfar yang lebih lengkap sebagaimana yang diajarkan oleh Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki dalam kitab “Abwabul Faraj” sebagai berikut :
َللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ حَيِّهِمْ وَ مَيِّتِهِمْ وَ شَاهِدِهِمْ وَ غَائِبِهِمْ وَ قَرِيْبِهِمْ وَ بَعِيْدِهِمْ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَثْوَاهُمْ وَ مُتَقَلَّبَهُمْ
ALLOHUMMAGHFIR LIL MUKMINIINA WAL MUKMINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUKMINAAT HAYYIHIM WA MAYYITIHIM WA SYAAHIDIHIM WA GHOOIBIHIM WA QORIIBIHIM WA BA’IIDIHIM INNAKA TA’LAMU MATSWAAHUM WA MUTAQOLLABAHUM (27x)
“Ya ALLAH, ampunilah Mukminin-Mukminat, Muslimin-Muslimat baik yang masih hidup maupun yang telah mati, baik yang nampak maupun yang gaib, baik yang dekat maupun yang jauh. Sesungguhnya Engkau mengetahui kediaman mereka dan gerak-gerik mereka.”
No responses yet