Saya sungguh berbahagia dengan hadirnya buku ini, yang melengkapi khazanah tentang perjuangan kebangsaan dan kisah-kisah para pendiri bangsa yang selama ini terlupakan. Kisah-kisah para kiai pesantren di penjuru Nusantara yang bergerak bersama, membangun jaringan serta berjuang di medan pertempuran untuk merebut kemerdekaan, selama ini hanya tidak muncul dalam narasi besar (grand narration) sejarah dan pengetahuan di Indonesia. 

Buku “Pahlawan Santri” karya saudara Munawir Aziz ini, melengkapi kepingan puzzle tentang perjuangan pahlawan, khususnya dari komunitas pesantren. Bahwa, kiai-kiai pesantren juga memiliki peran strategis untuk perjuangan kemerdekaan, dengan membangun jejaring, menggerakkan pendidikan, melatih para santri di bidang militer hingga menginspirasi dengan visi kemerdekaan-kebangsaan. Peran para kiai inilah yang menjadi sangat penting dituliskan dalam buku “Pahlawan Santri” ini.

Dalam hal ini, saya menyambut hangat—baik sebagai pribadi dan sebagai Menteri Sosial—dengan kisah-kisah dan narasi perjuangan para kiai yang diungkapkan dalam buku ini. Setelah penetapan Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 lalu, kisah-kisah perjuangan kaum santri perlu dituliskan ulang dengan perspektif sejarah pengetahuan yang lebih mendalam, segar sekaligus terkoneksi dengan jaringan pejuang dari pelbagai kelompok; baik latar belakang politik, ideologi dan geografis.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 168 tokoh Pahlawan Nasional, sejak awal masa kemerdekaan hingga tahun 2015. Penetapan Pahlawan Nasional tentu dengan pertimbangan ketat dengan standar-standar yang disepakati, dengan rujukan kebijakan dari kementrian. Perjuangan kemerdekaan dari pelbagai tokoh dan pendiri bangsa, terekam dalam kisah-kisah yang telah dibukukan selama ini. Peran para pejuang dan pendiri bangsa, dapat kita lihat sebagai cermin untuk mengawal negara dan mempertahankan NKRI pada saat ini.

Buku ini, melengkapi khazanah pengetahuan bangsa Indonesia tentang perjuangan para kiai, jaringan ulama dan kontribusi kaum pesantren yang selama ini masih belum dipahami secara utuh. Keterbatasan sumber bacaan dan narasi sejarah menjadi instrumen utama dalam akses figur yang menjadi rujukan kisah perjuangan kemerdekaan. 

Buku ini, akan menjadi rujukan pembaca umum, institusi pemerintah dan kementrian untuk menimbang tokoh-tokoh bangsa yang layak diajukan sebagai pahlawan nasional.

Buku yang ditulis Saudara Munawir Aziz, mengisi peran untuk mengimbangi khazanah pengetahuan pada ranah biografi tokoh pendiri bangsa, khususnya dari komunitas pesantren.  Buku ini, akan menjadi rujukan pembaca umum, institusi pemerintah dan kementrian untuk menimbang tokoh-tokoh bangsa yang layak diajukan sebagai pahlawan nasional.

Peran kiai-santri yang selama ini telah berjuang gigih dan mengabdi secara ikhlas untuk bangsa, harus dipublikasikan secara luas agar menjadi teladan bersama. Inilah tugas pengetahuan, peran peradaban, yang menjadi tanggungjawab bersama. Semoga karya saudara Munawir Aziz ini menginspirasi pembaca dan menjadi rujukan pelbagai peneliti maupun institusi untuk melihat kontribusi strategis komunitas pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan, membangun bangsa dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Selamat atas terbitnya buku ini. Sebagai pribadi dan atas nama Menteri Sosial Republik Indonesia, saya berterima kasih atas kerja keras dan peran pengetahuan yang telah didedikasikan. 

Jakarta, April 2016
Dra. Hj. Chofifah Indar Parawansa (Menteri Sosil RI Periode 2014-2018)

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *