Kisah-kisah yang ditampilkan dalam buku ini sangat menarik. Bahkan, ada beberapa yang merupakan kisah istimewa, karena belum pernah dipublikasikan dalam buku ataupun media massa. Kisah-kisah rahasia itu, hasil wawancara pribadi maupun perbincangan penulis dengan warga Nahdliyyin selama perjalanan.
Kisah-kisah tentang tokoh NU yang menjadi kunci dalam beberapa kebijakan strategis negara, jarang terdengar dalam perbincangan publik. Peran tokoh NU di lingkaran intelijen juga menjadi penting dipahami.
Misalkan, sebuah kisah tentang bagaimana Gus Dur berdialog dengan Ali Moertopo, Ketua Operasi Khusus (Opsus) yang kemudian menjadi Ketua Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN). Ketika itu, Gus Dur baru pulang dari belajar di Mesir, Irak dan perjalanan berkeliling Eropa. Kedatangan Gus Dur berhasil menggebrak jagad intelektual Indonesia, dengan argumentasi yang jernih dan cemerlang.
Gus Dur berhasil membuat Ali Moertopo simpatik dengan pikiran jernihnya.
Ketika Gus Dur mulai menuliskan pemikirannya, banyak tokoh yang merasa putra Kiai Wahid Hasyim ini akan menjadi intelektual cemerlang. Ali Moertopo, sebagai petinggi intelijen tertarik dengan sosok Gus Dur. Ia mengundang Gus Dur dalam diskusi terbatas di bawah koordinasi BAKIN.
Menghadapi Ali Moertopo, Gus Dur mampu berdebat dan melempar argumentasi secara tajam, jernih serta tidak mudah dipatahkan. Singkatnya, Gus Dur berhasil membuat Ali Moertopo simpatik dengan pikiran jernihnya.
Dari jaringan intelijen, Gus Dur berkenalan dengan Benny Moerdani dan orang-orang penting dalam jajaran intelijen negara (hal. 211-213).
Review oleh Munawir Aziz
No responses yet