Sayyidina Hasan kerap disebut “minkah” atau “senang nikah”. Imam Ghazali menyebut, istrinya Sayyidina Hasan ini hampir 200. “Boleh jadi ia mentalak empat istrinya, dan seketika menambahkan empat lagi.” 

Karena kegemaran “senang nikah” inilah, ayahnya, Ali bin Abi Thalib merasa sangat susah, sampai-sampai ia meminta maaf saat berkhutbah. Bahasa di kampung saya, “anak polah bapak kepradak” (anaknya berbuat masalah, pasti bapak juga yang kerepotan). Ia mengatakan, “Hasan ini ‘mithlak’ (senang mentalak istrinya), jangan nikahkah anak kalian dengan dia”.

Seorang lelaki dari Hamadan yang kebetulan menghadiri khutbahnya menjawab: 

“Demi Allah, wahai Amirul Mukminin! Kami tetap akan menikahkan dengan anak gadis kami sebagaimana yang ia (Hasan) kehendaki. Jika ia suka, ia boleh tetap bersamanya. Dan jika tidak suka, ia boleh melepasnya.”

Sayyidina Ali sangat bahagia mendengarnya. Sampai ia bersyair: 

لو كنت بوابا علي باب جنة # لقلت لهمدان ادخلي بسلام 

“Jika aku penjaga gerbang sorga # aku akan katakan pada lelaki Hamadan: masuklah dengan dengan sejahtera lagi selamat” .

#Pelajaranpenting: senakal nakalnya anak, jika ia dibela, orang tuanya akan senang. Dan jika ia dihujat, orang tuanya akan sedih.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *