Kontributor: Aqrobi Aunillah (Mahasiswa UIN Jakarta)
Dalam agama pasti diajarkan tetang kebaikan dan keburukan, mengajarkan pula tentag hal-hal yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala atau hal-hal yang apabila dikerjakan akan mendapatkan sebaliknya yaitu dosa. Khsusnya agama Islam, yang memiliki pokok ajarannya yang datang dari Allah SWT yaitu Al-Qur’an (wahyu matlu) dan yang datang dari Nabi Muhammad SAW. yaitu As-Sunnah (wahyu ghairu matlu).
Kita semua telah mengetahui bahwa setiap bani Adam AS. itu tak lepas dari yang namanya kesalahan (dosa), entah kesalahan itu disengaja atau tidak disengaja. Saya, anda, dan kalian semua pasti pernah melakukan kesalahan kecil maupun besar, karena kita semua sejatinya adalah keturunan dari Nabi Adam AS. Hal ini telah disampaikan oleh Nabi kita, Nabi Muhammd SAW. dalam hadisnya, beliau bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ “كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَابُوْنَ”
Bahwa sanya Nabi SAW. bersabda: “Semua anak cucu Adam pasti bersalah (berbuat dosa) dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat”. (HR. At-Tirmidzi, No. 2499 Maktabutu al-Ma’arif Riyadh)
Keutamaan Ta’miin (Mengucapkan Aamiin) dalam Shalat Berjamaah
Tahukah kalian? Bahwa terdapat sebuah amalan sunnah atau pekerjaan yang sering kita lakukan di dalam shalat lima waktu khususnya shalat berjamaah, yang mana dapat menghapuskan dosa yang telah berlalu bagi orang yang mengerjakannya atau mengamalkannya. Amalan sunnah itu adalah Ta’miin (mengucapkan “Aamiin”) setelah imam shalat mengucapkan “Ghairil maghdluubi ‘alaihim wa laadl-dlaliin”.
Hal ini terdapat pada salah satu hadis yang tertulis di dalam sebuah manuskrip yang ditulis oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya serta tulisannya yang tidak diberikan judul olehnya, akan tetapi manuskrip tersebut sudah diidentifikasi oleh Khasanah Pustaka Nusantara yang diberikan judul Al-Jami’ As-Sahih li Al-Burkariyy, karena isi manuskrip tersebut adalah kumpulan hadis-hadis Bukhari dan manuskrip tersebut sekarang tersimpan rapi di perpustakaan nasional RI. Manuskrip itu sendiri adalah menurut M. Nida’ Fadlan, dia adalah salah satu dosen filologi UIN Jakarta mengakatan, bahwa “manuskrip itu adalah tulisan tangan seseorang yang ditulis berabad-abad silam yang di masa itu masih belum ada mesin cetak”. Setelah saya membaca manuskrip tersebut yang memiliki 424 halaman, di dalamnya terdapat hadis-hadis Bukhari tentang sahabat-sahabat Nabi SAW, perang pada zaman Nabi SAW, Al-Qur’an beserta keutamaannya, dan masalah-masalah seputar fikih munakahat.
Berikut salah satu hadis yang menjelaskan tentang amalan tersebut di dalam manuskrip Al-Jami’ As-Sahih li Al-Bukhariyy:
بـَــــــــــابُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ حدثنا عَبْدُ اللهِ بنُ يُوسُفَ انا مَالِك عَنْ سُميٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى اللهُ عليهِ وَ سلم قالَ إِذَا قَالَ الإِمَامُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ فَقُولُوا آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَآيكةِ غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Di atas adalah tulisan hadis yang terdapat di dalam manuskrip. Mengenai tulisan hadisnya, terdapat sebuah kata بـَــــــــــابُ yang berwarna merah, yang menandakan permulaan bab pembahasan baru dan terdapat satu symbol kata yaitu انا yang merupakan singkatan dari kata أَخْبَرَنَا beserta terdapat satu kesalahan pada kata الْمَلَآيكةِ. Jadi, jika tulisannya diperbaiki sehingga menjadi bacaan yang benar maka akan menjadi seperti berikut:
بَابُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الإِمَامُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ فَقُولُوا آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَآئِكَةِ غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Bab tentang Ghairil Maghdluubi ‘Alaihim Wa Laadl-dlalliin. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf terlah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Bila imam mengucapkan ghairil maghdluubi ‘alaihim wa laadl-dlalliin (bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat), maka ucapkanlah “Aamiin”, barang siapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan diampuni dosanya telah lalu”.
Hadis di atas ingin memberitahukan kita beberapa hal keutamaan dari amalan sunnah ini, di antaranya adalah Pertama, di dalam kitab Fath Al-Bary karya Ibnu Hajar Al-Asqalany jilid II, halaman ke 265. Dijelaskan bahwa, adanya sebagian malaikat yang diizinkan untuk mengucapkan “Aamiin” bersamaan dengan iman dan makmum. Kedua, bagi siapa saja yang mengucapkan “Aamiin” bersamaan dengan ucapan aamiin malaikat, akan mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan Ketiga, Allah mengabulkan doa mereka.
Dari hal ini kita bisa ketahui dan sadari, bahwa bagaimana amalan sunnah ini yaitu sebuah ucapan yang ringan dan tidak menghabiskan banyak tenaga, bisa memberikan sejumlah keutamaan. Dan keutamaan yang paling penting dari amalan sunnah ini adalah ampunan dosa dan terkabulnya doa. Ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya karunia dan nikmat dari Allah SWT.
No responses yet