Kontributor : Silvia Harisa (Mahasiswa UIN Jakarta)
Tak sedikit kitab kuno atau manuskrip berbahasa arab Jawi yang kertasnya terlihat lusuh dan berubah warna menjadi hitam dan kecokelatan. Tapi siapa sangka jika di dalam nya terdapat berbagai macam pengetahuan , termasuk sejarah kejayaan dan perkembangan Islam di nusantara. Salah satu nya seperti yang tertuang di manuskrip Tuhfat At Thullab.
Manuskrip yang memuat ilmu fiqih ini di sebut jadi salah satu kitab favorit di seluruh lembaga pendidikan tradisional di nusantara . manuskrip yang merupakan bagian dari 400-an naskah kuno koleksi Tramizi ini tergolong spesial, karna ditulis dengan tinta merah dan hitam. Kondisi naskah telah di restorasi dan dalam keadaan baik . Di bagian akhir manuskrip ini tertulis sisilah tarekat syattariyah.
Ada juga manuskrip Ash Shirat Al Mustaqim karya nurudin Ar Raniry . Karya ini merupakan karya fenomenal, karya di tulis dalam waktu cukup lama mencapai 9 tahun. Kitab ini di tulis pada tahun 1052 H (1642 M).
Naskah Akbarul Akhirah merupakan salah satu karya perdana Nurudin di awal periode Sultanah Tajul Alam Shafiyatuddin Syah ( 1641- 1675M) teks tulisan menggunakan tinta hitam yang terbuat dari rendaman biji besi yang di panaskan sehingga tulisan huruf arab Jawi nya masih terlihat jelas dan bertahan hingga kini.
Karya-karya Nuruddin ar-Raniry yang di buru oleh Negara Malaysia, Jerman dan Inggris adalah manuskrip Bustan as-salatin fi Zikr al-awwalin wal Akhirin (Bustan as-salatin) dan Durar al Aqaid.
Sedangkan Durar al Aqaid merupakan satu satunya manuskrip kuno yang baru di temukan sampai saat ini. di dalam nya bahas ‘’ sifat sifat 20’’ pada Allah swt. Dalam kolofon teks naskah kitab ini di peroleh informasi bahwa kitab di tulis pada tahun 2 Jumadil Awal 1079 Hijriah ( Ahad , 8 Oktober 1668 M) di periode Sultanah Safiyatuddin Tajul Alam yang memerintah tahun 1641-1675 Masehi.
Manuskrip lainnya adalah Dalail al khairat. Manuskrip yang diproduksikan diatas kertas buatan Eropa abad ke-17 masehi karangan oleh imam Abu Abdillah al Jami’sayyid Muhammad ibn Sulaiman ibn abi bakr al Jazuli (w.870 H/ 1465M).
Yang menarik jika di terawang , pada bagian dalam kertas kitab ini terdapat semacam watermark (tanda air) yang menjadi kode penerbit saat itu. Teks dan naskah Dalail al Khairat hingga saat ini masih eksis dibaca dan di dengarkan oleh masyarakat Aceh, terutama pada acara seremonial seperti Maulid Nabi Muhammad SAW.
Manuskrip berukuran tebal di tulis dengan tinta berwarna hitam, di padukan warna merah. Untuk membatasi teks dalam naskah, kitab ini di tandai dengan garis pinggir yang berbentuk persegi. Sedangkan di halaman tengah naskah tergambar mimbar Masjid nabawi dan letak makam nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya. Kitab di penuhi dengan pujian pujian kepada penghulu nabi, doa doa, serta kisah kehidupan nabi.
Selain guratan guratan tinta yang mengisahkan para nabi, ada juga kitab al-fiqh. Manuskrip ini memuat berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia sepanjang zaman
Karya lain yang paling ternama serta dicari oleh kolektor manuskrip adalah kitab Taudhih. Kitab ini berisikan tentang tata bahasa ( nahwu) yang di karang oleh Khalid ibn Abdullah ibn abi bakr Al azhari (w. 905H / 1500M).
Kitab Alifah syarh al-Masalik karya ibnu Hisyam ( w. 761 H / 1359 M) manuskrip ini berisikan kumpulan karangan yang memiliki tema yg sama di bidang nahwu dan membahas tentang tata bahasa dan menjadi salah satu utama para santri dalam mempelajari kaidah-kaidah bahasa arab.
Itulah beberapa kitab kuno dan manuskrip peninggalan para ulama dan intelektual Nusantara pada masa awal perkembangan islam di tanah air yang hingga sekarang.
Foto tersebut di ambil dari https://lektur.kemenag.go.id/manuskrip/web/koleksi-zoom/13819.html
No responses yet