Categories:

Kontributor : Adnand Wijaya  (Mahasiswa UIN Ssyarif Hidayatullah)

Kita sebagai masyarakat indonesia pernah dihebokan dengan ramalan kiamat dari suku maya   , kemudian film itu diangkat ke layar lebar dan sempat menggerkan bumi pertiwi  yang menandakan aktifitas dunia ini akan segera berakhir

Kita sebagai pemuda – pemudi muslim benar benar harus selektif dalam mengambil dan menangkap suatu isu yang berkembang entah itu dari media sosial ataupun di masyarakat

Bagi saya sebagai penulis itu adalah ujian bagi kita sebagai pemuda –pemudi muslim apakah dengan kabar yang seperti itu kita mengembalikan kepada petunjuk rasulullah saw yang sudah termaktub dalam hadis atau mengambil langkah dengan mempercayai ramalan itu ?

كا هنا او عرافا فصدفصدقه بم يقول فقد كفر بما انز ل على محمد من اتى

 Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532 )

Maka sebaiknya kita mengklafirasikan berita yang kita terima atau kita dengar supaya kita tidak terjerumus kedalam berita yang fasik dan merugikan diri sendiri dengan mengembalikan itu semua kepada hadis rasulullahu’ alaihi shallahu alaihi wasallam

Makaa apakah dengan suatu berita yang kita dengar atau kita terima dan sudah kita klarafikasi kebenarannya semakin meningkatkan iman dan amal ibadah kita atau kita semakin berlomba lomba dalam mengejar dunia

Seiiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di dunia ini serta dengan munculnya cendikiawan  muslim maka semakin banyak cendikiawan berusaha mencari bekas bekas peningalan   masa lalu seperti manuskrip ikut juga diteliti seperti apakah makna dan kandungan nya  padahal  yang dimaksud manuskrip  itu adalah tulisan  tangan yang umur nya lebih dari 50 tahun Naskah kuno pun, banyak merekam informasi dan pengetahuan

Naskah kuno pun banyak merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun dari dulu hingga sekarang warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam macam bentuknya dan tersebar di seluruh indonesia  ditulis dengan berbagai bahasa dan aksara bahasa yang dipergunakan terkadang identik dengan tempat naskah ditulis seperti bahasa sunda di wilayah jawa barat bahasa melayu di sekitar wilayah sumatera utara dan kalimantan utara dan bahasa lainnya yang disesuaikan dengan bahasa di wilayah masyarakatnya

 Dibawah ini akan saya sedikit jelaskan mengenai salah satu manuskrip yang berjudul

Hadis al mauta wa asyratu al – sa’ah 

Isi teks: Tanda kiamat lenyapnya amanah

Patut pula kiranya kita renungkan hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah ra. katanya, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan dua buah hadits, yang satu telah saya ketahui  dan yang satu masih saya tunggu . Beliau bersabda kepada kami bahwa amanat itu diturunkan  di lubuk hati manusia, lalu mereka mengetahuinya dari al-Qur’an, kemudian mereka ketahui dari as-Sunnah. Dan beliau juga menyampaikan kepada kami tentang akan hilangnya amanat itu sabdanya: “Seseorang tidur, lantas amant dicabut dari hatinya hingga tinggal bekasnya seperti bekas titik-titik yang berwarna. Lalu ia tidur lagi, kemudian amanat itu dicabut lagi hingga tinggal bekasnya seperti bekas yang terdapat pada telapak tangan karena digunakan bekerja, seperti bara api yang engkau gelincirkan di kakimu, lantas melepuh tapi tidak berisi apa-apa.

Kemudian mereka melakukan jual beli atau transaksi-transaksi, tetapi hampir tidak ada lagi orang yang menunaikan amanat. Maka orang itupun berkata, ‘Sesungguhnya di kalangan Bani Fulan terdapat orang kepercayaan (yang dapat dipercaya)’. Dan ada pula yang mengatakan kepada seseorang, ‘Alangkah pandainya, alangkah cerdasnya, alangkah tabahnya’, padahal di dalam hatinya tidak ada iman sama sekali meskipun hanya seberat biji sawi. Sungguh akan datang padaku suatu zaman dan aku tidak memperdulikan lagi siapa diantara kamu yang aku bai’at. Jika ia seorang muslim, hendaklah ia dikembalikan kepada Islam; jika ia seorang Nasrani maka ia akan dikembalikan kepadaku oleh orang-orang yang mengusahakannya. Adapun pada hari ini maka aku tidak akan membai’at kecuali kepada si Fulan dan si Fulan.” (HR. Bukhari, kitab ar-Riqaq dan kitab Fitan)

Jadi dapat saya simpulkan bahwa dari beberapa hadits diatas bahwa Diantara gambaran hilangnya itu ialah diserahkannya urusan orang banyak seperti urusan kepemimpinan, kekhalifahan, jabatan, peradilan dan sebagainya kepada orang-orang yang bukan ahlinya yang tidak mampu melaksanakan dan memeliharanya dengan baik. Sebab menyerahkan urusan tersebut kepada yang bukan ahlinya berarti menyia-nyiakan hak orang banyak , mengabaikan kemaslahatan mereka, menimbulkan sakit hati, dan dapat menyulut huru-hara diantara mereka. Wallahualam bissawab

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *