Oleh: Al Ikhlasi Shaqina dan Ardina Vania (fakultas Psikologi, program studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA).
Di zaman teknologi yang terus berkembang, banyak orang mengalami
kecemasan yang menganggu segala aktivitasnya. Untuk mengatasi dan mengobati hal
tersebut, beberapa psikolog menganjurkan tindakan menurut ajaran islam.
Al-Quran memiliki banyak ayat yang merujuk pada dinamika jiwa manusia dan
secara teoritis dapat menjadi dasar psikoterapi untuk mengatasi kecemasan. Al-Quran
merupakan solusi bagi jiwa-jiwa yang gelisah untuk mencari ketenangan dengan
membaca dan menulis teks Al-Quran. Banyak ayat dalam Al-Quran yang memuat
petunjuk bagaimana menghadapi permasalahan hidup tanpa rasa takut. Salah satu
metodenya adalah psikoterapi dzikir. Efek dari terapi dzikir dapat menurunkan tingkat
kecemasan seseorang.
Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang terdiri dari berbagai emosi
yang terjadi ketika seseorang terkena tekanan mental (frustrasi) atau konflik internal.
Menurut Freud, kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang
diikuti dengan sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang akan
datang. Perasaan tidak nyaman ini seringkali tidak jelas dan sulit didefinisikan, namun
orang selalu merasakannya. Penyebab utama kecemasan memerlukan pendekatan
psikologis dalam menangani pasien. Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa mengendalikan kecemasan sangatlah penting. Dan hal ini bisa
dilakukan melalui dzikir.
Kecemasan diwujudkan dengan gejala tidak berfungsinya organ-organ dalam
tubuh yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Menurut Dadang Hawari (2005)
gejala kecemasan ditandai oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Overthingking
d. Baperan
e. Sulit makan
f. Insomnia
g. Jantung berdebar debar dan sesak napas
h. Gangguan percernaan
Dzikir merupakan salah satu bentuk bimbingan spiritual yang dapat membantu
mengatasi kecemasan. Dzikir berasal dari bahasa Arab, tepatnya asal kata dzakara,
yadzkuru, dzikran yang artinya berbicara dan mengingat. Dzikir juga berarti
mengingat, mengucapkan dan mengajar.
Manfaat dzikir :
a. Hati menjadi tentram
b. Diberikan pahala
c. Diberi ampunan oleh Allah SWT.
d. Dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT.
e. Menguatkan iman
f. Dapat terhindar dari marabahaya
g. Mengembangkan energi moral
Proses psikoterapi dzikir :
a. Membaca istigfar
b. Membaca doa keselamatan
Allahumma antas salaaam, wa minkas salam, tabaarakta ya dzal jalaali wal
ikraam (1x)
Allahumma antas salaam, wa minkassalaam, tabaraktarabbana ya dzaljalaali
wal ikram (1x)
c. Membaca tasbih (33x)
d. Membaca tahmid (33x)
e. Membaca takbir (33x)
f. Membaca kalimat
Lailaahaillallahu wahdahu laa syarikala, lahul mulku walahulhamdu wahuwa
‘ala kulli syaiin qadir (1x)
g. Doa dengan sesuai apa yang diharapkan.
Melalui dzikir, seseorang dapat mencapai efek menenangkan, penyerahan diri yang
mendalam kepada Allah SWT atas kekuasaan dan kasih sayang-Nya, yang tersirat dari
ungkapan Thayyibah yang diulang-ulang saat melakukan aktivitas dzikir agar tidak ada
seorang pun yang merasa takut, cemas dan khawatir menjalani hari tua. Selain itu,
melalui dzikir dibangkitkan pikiran positif yang membantu terciptanya rasa percaya
diri, kekuatan dan optimis dalam diri seseorang untuk menghadapi masa tua dengan
lebih baik dan berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Aisyatin Kamila. (2022). Psikoterapi Dzikir Dalam Menangani Kecemasan. Happiness, Journal
of Psychology and Islamic Science, 4(1), 40–49.
https://doi.org/10.30762/happiness.v4i1.363
Sartini, N. T. (2021). Dzikir Sebagai Psikoterapi Islam Dalam Mengatasi Kecemasan Menurut
Dadang Hawari. IAIN Bengkulu, vi–108.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/6581
No responses yet