Menyelami dua kalimat syahadat merupakan salah satu cara mengenali Pencipta. Dalam hal ini dijelaskan di beberapa ayat dalam al-Qur’an, bahwa seorang mukmin diwajibkan mengetahui bahwa tiada Tuhan selain Allah. Berita ini tertuang dalam Q.S. Muhammad Ayat 19 yang berbunyi;

“Ketauhilah bahwa tiada Tuhan selain Allah, lalu mohonlah ampunan atas dosamu serta dosa kaum mukmin, baik laki-laki maupun prempuan”

Dalam ayat ini, jika dicermati secara bersama Allah mendahulukan perintah untuk mengenali-Nya sebelum memohon ampunan atas dosa yang dilakukan. Hal ini selaras dengan rukun Islam pertama yakni mengucapkan dua kalimat syahadat dengan disertai pemahaman atas makna di dalamnya yang kemudian terpecah ke dalam 6 rukun iman. Sehingga, pendalaman Islam tidak hanya sekadar bersumber dari teks terjemahan yang cenderung membimbing ke arah taklid, melainkan melalui tahapan rasional dan bimbingan guru dengan berbagai literasi yang ada dalam kitab-kitab babon tauhid.

Pentingnya Memahami Tauhid

Dalam Islam, ihwal mengenal Allah termasuk dalam bagian pokok (ushul). Sedangkan, memohon ampunan merupakan bagian cabang (furu’). Secara nalar sehat, tentunya yang pokok akan didahulukan sebelum yang cabang. Hal ini didukung dengan argumen kuat bahwa seorang hamba tidak dapat melakukan ketaatan dan pengbdiannya ketika ia tidak mengetahui Tuhannya.

Problem ini semakin berkembang dan “membludak” dengan hadirnya pemahaman Islam (ranah tauhid) yang cenderung membentuk persepsi bahwa mempelajari atau menyelami makna dua kalimat syahadat merupakan suatu hal yang sulit dan tidak semua orang bisa. Untuk itu, tingkat kesadaran untuk menyelami makna dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam sangat rendah, didukung dengan berkembang pesatnya kajian-kajian ilmiah yang cenderung memberikan ajaran yang sifatnya eskatologis dengan disertai janji-janji perihal eskatologis. Sehingga, memberikan dampak buruk pada rendahnya tingkat kesadaran pada muslim untuk mempelajari dan mendalami maka dibalik dua kalimat syahadat.

Menyelami Tauhid; Meneladani Rasul Ibrahim

Ada beberapa rekam jejak dalam al-Qur’an yang memperlihatkan pentingnya pemahaman akan suatu makna, terkhusus perihal dua kalimat syahadat dan pemahaman akan subtansi yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, Nabi Ibrahim cenderung memprioritaskan perihal kemakrifatan atau hakikat dalam suatu eksistensi. Adapun ayat al-Qur’an yang menjadi rujukan dari hal ini ialah Q.S. al-Syu’ara ayat 83 yang berbunyi:

“Wahai Tuhan, berikan kepadaku hikmah dan masukkan aku ke dalam golongan orang yang saleh”

Dari ayat di atas, jika diamati bersama, Nabi Ibrahim mengawali do’anya dengan meminta diberikan hikmah kepadanya. Hal ini memperlihatkan kesungguhan beliau untuk mendapatkan hikmah agar supaya dapat menyempurnakan pemahamannya akan suatu hakikat dari segala sesuatu. Setelah mendahulukan perihal kemarifatan yang ia minta pada Allah, ia melanjutkannya dengan meminta supaya dimasukkan ke dalam golongan orang yang saleh.

Dari Nabi Ibrahim dapat kita ambil pelajaran bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang penting dan perlu didahulukan. Dalam hal ini, dikhususkan pengetahuan perihal hakikat tentang segala sesuatu yang ada atau perihal pokok yakni pentingnya menyempurnakan pemahaman akan kemakrifatan kepada Allah. Meskipun demikian, Nabi Ibrahim juga melanjutkan permintannya perihal amal. Sehingga, dapat dipahami bersama bahwa Nabi Ibrahimpun lebih mendahulukan perihal pengetahuan akan Allah daripada amal.

Menyelami Tauhid; Meneladani Rasul Musa

Selanjutnya, perihal ini juga ditegaskan pada kewahyuan Nabi Musa dalam Q.S. Thaha ayat 13-14. Juga ditegaskan pada kewahyuan Nabi Isa dalam mukjizatnya berbicara kepada Allah diwaktu kecil dalam Q.S. Maryam ayat 30. Sehingga, dari berbagai peristiwa di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa Nabi dan Rasul terpilih diperintahkan oleh Allah untuk mendahulukan perihal pokok sebelum cabang. Selain itu, adapun argumen rasional yang mengungkap bahwa mendahulukan pengetahuan tentang ketuhanan lebih utama daripada perihal lain. Hal ini dapat diawali dengan pertanyaan seperti berikut:

“Siapa tujuan pertama seorang muslim beribadah?”

Dari pertanyaan di atas, maka akan dapat ditemukan jawaban yakni Allah. Namun, Allah sendiri merupakan Tuhan yang disembah bukan hanya dari golongan muslim saja, melainkan yang lainnya. Lalu, pertanyaan ini akan terus mengakar menuju pada dua kalimat syahadat dengan diawali pertanyaan:

Pentingnya Menalar Tauhid

“Apa yang engkau saksikan ketika engkau menyatakan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah?”

“Bagaimana bisa, engkau menemukan tiadanya Tuhan dan adanya Allah?”

“Allah yang mana yang sedang engkau sembah?”

“Bukankah umat lain juga menyembah Allah, lalu bedanya dimana?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pijakan awal dalam menyelami dua kalimat syahadat sebagai suatu perihal yang pokok (ushul) dalam Islam, dapat dilihat dari beberapa ayat yang telah disebutkan di atas dengan berbagai kisah istimewanya perihal tauhid. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan di atas juga menuntut logika manusia sebagai makhluk yang diistimewakan oleh Allah untuk berfikir menemukan Tuhannya yakni Allah.

Di samping itu, hal ini juga dapat mempertegas bahwa Islam merupakan agama yang logis, terkhusus perihal ketuhanan seperti dalam ulasan ini. Sehingga, mau tidak mau seorang muslim dianjurkan untuk memberdayakan fitrah berfikirnya untuk mengingat Tuhannya dengan cara apapun, mengingat hal ini juga merupakan salah satu jalan meniru para Nabi dan rasul terpilih yang juga mengedepankan atau mendahulukan perihal ketauhidan sebelum lainnya.

Dari sini dapat kita ambil hikmahnya, bahwa para Nabi dan Rasul pilihan Allah sudah terlebih dahulu memperlihatkan pentingnya pengetahuan akan Tuhan. Bahkan perihal ketauhidan selalui didahulukan daripada perihal lainnya. Disamping itu, perihal katauhidan menjadi perintah yang diutamakan oleh Allah daripada lainnya. Sehingga, sebagi generasi yang hidup jauh masanya sepeninggal Nabi dan Rasul pilihan, sudah sepatutnya kita mengembil hikmah untuk dipelajari dan dijadikan pembelajaran bagi siapapun, termasuk penulis dan pembaca.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *