Menggali Metode Habituasi Tahfidz ala Pesantren Hamalatul Qur’an Jombang

Al-Qur’an merupakan firman Illahi teragung yang diturunkan kepada hamba-Nya yang termulia. Al-Qur’an ialah kalam yang didalamnya terkandung segala ilmu di penjuru jagat raya. Al-Qur’an dapat menjadi sahabat setia yang akan membersamai setiap insan di dunia hatta akhirat.

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه (رواه مسلم) 

“Bacalah oleh kalian Al-Qur’an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang memberikan syafaat kepada orang yang bersahabat dengannya” (HR Muslim)

Tak ada kata kawan jika tiada mengenal. Tiada istilah teman jika tanpa mendekat. Nihil makna kerabat jika nihil pula upaya untuk mengakrabinya. Begitu juga dengan Al-Qur’an, jika kita menginginkan mukjizat terbesar Sang Pengemban Risalah akhir zaman ini menjadi sahabat kita maka sudah sepatutnya kita harus mengenalnya lebih dekat untuk mengakrabinya.

Dalam rangka menjalani relasi kuat antara muslim dengan pusaka terbesar peninggalan Sang Junjungan Rasulullah SAW, Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an (PPHQ)  Jombang menyusun metode Habituasi (Pembiasaan).

Metode ini disusun  untuk menjalin kedekatan santri kepada Al-Qur’an. Metode ini diperoleh Kyai Ainul Yaqin, pengasuh pesantren pesantren yang berada di dusun Sumberbendo, Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang terinsprasi dari guru beliau almaghfurlahu KH. Syadzili Muhdlor al-Hafidz, Pendiri Pondok Pesantren Sumberpasir, Pakis, Kabupaten Malang (Sekarang Pondok Pesantren Salaf Al-Qur’an Asy-Syadzili) dan pengalaman pribadi Kyai Ainul Yaqin saat mengaji kepada Kyai Wahid, Tebelo, Jabung, Kabupaten Malang yang konon saat itu kyai yang juga sempat menempuh studi di Madrasatul Qur’an Tebuireng, Jombang ini dapat menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz dalam waktu hanya tiga bulan saja.

Dalan metode ini santri dituntut untuk mengisi waktunya dengan memperbanyak  berinteraksi dengan Al-Qur’an. Setiap hari santri diwajibkan membaca atau mendengar  bacaan Al-Qur’an minimal 7 juz dengan pembagian sebagai berikut: Pertama Membaca Al-Qur’an bin-Nadhor (Melihat Mushaf) dengan berjamaah sebanyak lima juz mulai dari jam 07.00 sampai 10.00 dan kedua Membaca Al-Qur’an  secara bersama-sama selepas sholat duhur satu juz dan setelah ashar dengan jumlah juz yang sama.

“Metode membaca lima juz perhari awalnya merujuk pada metode khatam Al-Qur’an seminggu فمي بشوق (Fami Bisyauqin)” Tutur Kyai Ainul Yaqin dalam Workshop Metode Tahfidz JQHNU Jawa Timur di Pondok Pesantren Al-Chusnaini Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo (25/12).

Metode Fami Bisyauqin adalah metode membaca Al-Qur’an seminggu khatam dengan patokan surat-surat dengan urutan sebagai berikut:Al-Fatihah – An-Nisa’ (Jum’atAl-Maidah – At-Taubah (Sabtu)Yunus – An-Nahl (Ahad)Bani Israil – An-Naml (Senin)Asy-Syuara’ – Yasin (Selasa)Ash-Shaffat – Al-Hujurat (Rabu)Qaf – An-Naas (Kamis)

“Namun kemudian saya modifikasi dengan patokan juz yakni 5 juz yang diselesaikan dalam enam hari. Jadi ada hari yang memberi kesempatan santri untuk rehat” Begitulah ungkap pria yang akrab disapa Mbah Yaqin ini saat peletakan batu pertama Pesantren Hamalatul Qur’an di Bandung, Diwek, Jombang (27/12) silam.

Memang dirasa berat ketika santri harus ditempa membacakan Al-Qur’an dengan kuantitas cukup banyak terlebih yanh belum terbiasa. Rasa malas, kantuk pasti akan jadi halangan para santri untuk menjalaninya. Mungkin petuah almaghfurlahu KH. Masduqi Mahfudz, Mantan Rois Syuriah PWNU Jawa Timur sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono, Kedungkandang, Kota Malang patut dijadikan pegangan “Niat Ingsun Mekso Awak lillahi ta’ala” (Saya Niat Memaksa Tubuh (Nafsu) hanya kepada Allah Ta’ala)

Namun karena setiap hari dilakukan, maka problem tersebut seiring berjalannya waktu akan terpecahkan. Justru dengan metode ini akan membuat santri ketagihan dalam membaca Al-Qur’an. Habib Muhammad bin Hasan Jamalulail pernah berkata bahwa jika bersih hati seseorang maka tiada bosan dia membaca Al-Qur’an

إِِذَا طَهُرَ الْقَلْبَ لَمْ يَشْبِعْ قِرَاءَةُ الْقُرْأٓنَ”

Jika bersih hati seseorang maka tiada bosan dia membaca Al-Qur’an”

Dalam rangka memperkuat hafalan Al-Qur’an PPHQ juga menyelenggarakan sholat dengan hafalan Al-Qur’an yakni  dengan membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dalam sholat tahajjud dan sholat dhuha empat rokaat dengan membacakan Al-Qur’an masing-masing setengah juz dalam dua kali salam. 

Sang imam membacakan alqur’an secara bil ghoib (tanpa melihat mushaf) dengan rata-rata membaca dua sampai tiga halaman Al-Qur’an mushaf pojok per-roka’atnya. Disebut Mushaf pojok karena selalu mengakhirkan ayat di pojok mushaf. Mushaf Pojok hampir seluruhnya (kecuali juz satu dan tiga puluh) terdiri dari dua puluh halaman.

Sementara itu ma’mum dengan seksama bacaan sang imam dengan membawa mushaf. Memang cara inilah yang terbaik dalam melekatkan hafalan Al-Qur’an dan merupakan ibadah yang sangat mulia. Dalam hadist dikatakan 

أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ أُمَّتِيْ بَعْدَ الصَّلاَةِ قِرَاءَةُ الْقُرْأٓنَ

“Ibadah terbaik umatku setelah adalah membaca Al-Qur’an”Maka berapa besar pahala yang akan diraih jika seorang mampu membacakan Al-Qur’an dalam sholat? Wallahu a’lam.

Saat ini santri yang bermukim di pesantren yang berdiri pada 11 Juli 2011 ini berjumlah tak kurang dari 1100 santri putra bermukim di Desa Jogoroto sementara 90 santri putri ditempatkan di Desa Jarak Kulon, Jogoroto dan Desa Ringinagung, Puncu Kediri. Mereka berasal dari penjuru tanah air seperti Jawa, Palu, Aceh, Pontianak, Batam dan lain-lain. 

Banyak diantara santri yang dikirim dari berbagai pesantren untuk menghafal Al-Qur’an dengan durasi rata-rata satu tahun. Bahkan terdapat santri yang mampu menghafal Qur’an menghafal dalam tempo 2 bulan 10 hari Hal itu tak lepas dari Pengasuh dan Pengurus PPHQ yang mendrill santri agar semangat dalam menghafal. 

Dalam rangka meningkatkan kualitas santri untuk menyongsong era industri 4.0, PPHQ juga membekali santri dengan kemampuan berbahasa Inggris. Hal ini tak lepas dari kerjasama PPHQ bersama beberapa lembaga kursus di Kampung Inggris Pare. Dengan konsep Qur’an Village, santri PPHQ yang sudah menghafal 15 juz dikarantina di asrama khusus.  Setahun kemudian mereka akan dikirimkan ke Kampung Inggris, Pare untuk mendalami bahasa internasional ini dengan beasiswa full. Selengkapnya tentang progam Quranic Village bisa di link berikut https://youtu.be/1dmYj0xzodY

Seseorang mau mengakrabkan dirinya dengan Al-Qur’an, maka akan datang karunia Allah dari segala penjuru. Termasuk di PPHQ  yang berani menggratiskan biaya termasuk konsumsi semua santri (putra)-nya. Jaminan Allah SWT akan turun kepada siapa saja yang disibukkan dengan berdzikir kepadanya termasuk membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. Dia akan menurunkan rezeki tak terduga dari segala arah yang lebih dari mereka yang hanya sekedar meminta. Hal sebagaimana telah  difirmankan oleh Allah SWT dalam hadist Qudsinya:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ وَفَضْلُ كَلَامِ اللَّهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ

Dari Abu Sa’id berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman; “Barangsiapa disibukkan oleh Al Qur`an dan berdzikir kepadaku untuk memohon kepadaKu, maka Aku akan memberikan kepadanya sesuatu yang terbaik dari yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon, ” dan kelebihan kalamullah (Al Qur`an) dari seluruh kalam adalah seperti kelebihan Allah dari seluruh makhlukNya

Saat ini kader-kader PPHQ telah berkiprah di masyarakat luas. Beberapa santri telah mampu menembus persaingan tes masuk perguruan tinggi timur tengah seperti Maroko, Mesir, dan Turki. Alumni PPHQ juga banyak pula yang menjadi pemimpin di berbagai organisasi seperti Kang Afud Muhammad, Ketua Musa’id HTQ (Hai’ah Tahfidz Al-Qur’an) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakhrizal Rozaldi, Ketua Forum Mahasiswa Pecinta Al-Qur’an Mahasiswa Malang Raya. Belum lagi yang mengajar di pesantren, sekolah maupun lembaga-lembaga al-Qur’an di berbagai penjuru tanah air.

Semoga PPHQ selalu istiqomah dalam mencetak para penghafal Al-Qur’an sebagaimana misi besar pengasuh yang ingin memperbanyak populasi huffadz di Indonesia. Semoga Kyai Ainul Yaqin sekeluarga diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga dapat membina calon-calon penjaga kalam Illahi ini. Dan semoga akan lahir banyak Hamilul Qur’an yang mampu mengimplementasikan Al-Qur’an dengan lafdzan ma’nan wa amalan (lafadznya dibaca, maknanya diresapi dan isi kandungannya diamalkan).

Semoga Bermanfaat 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *