(Mungkinkah Ada Skenario “kudeta” Terselubung)

Sudah hukum alam jika ada ambisi, obsebsi dan sudah menjadi halusinasi kemudian terhalang ditengah jalan, pasti orang tersebut berada dalam goncangan yang dahsyat

Dalam teori psykologi, stres akan terjadi saat kejiwaan seseorang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan. Ketidak-mampuan seseorang mengadopsi perkembangan membuatnya terombang ambing dalam ketidak-pastian. 

Inilah yang terjadi dengan HTI saat ini (saya istilahkan stres-komunal). Para pengasong khilafah tahririyah ini menghalalkan segala cara untuk memuluskan halusinasinya sekalipun harus berbohong dan menipu umat. 

Berikut beberapa catatan kecil saja:

  • Khialafah tahririyah versi HTI bukan khilafah Islamiyah. Dalam Islam, masalah khilafah adalah masalah ijtihadi. Kajiannya ada dalam rumpun ilmu fiqih yaitu fiqih siyasah. Tapi ditangan HTI masalah ini ditarik menjadi qoth’iyah dan dipaksakan masuk dalam rumpun akidah. 

Buktinya mereka menganggap negara Republik kita ini sistem toghut, sistem kafir. Undang-undang kita adalah produk toghut karena didasarkan kesepakatan demokratis padahal menurut mereka, mestinya cukup pakai syariat Islam. 

Dari sini kelihatan pemahaman mereka yang dangkal bin sempit akan syariat. Destorsi dan penyempitan makna syariat disebabkan cara mereka memahami agama yang instan serta doktrinal. Kalau saja mereka mau belajar ushul fiqih, HTI akan sedikit cerdas dan tahu bahwa instinbathul ahkam (penggalian hukum) digali dari nash-nash dzanni, bahkan bisa juga melalui pendekatan istihsan, maslahah mursalah, urf dan lain-lain. Produk hukumnya, bisa saja bahasanya adalah bahasa kultural tapi substansinya adalah norma agama.

Belakangan tokoh-tokoh HTI membuat klarifikasi bahwa mereka tidak menolak Pancasila, tidak menggugat demokrasi dan lain sebagainya. Tapi  sejarah tidak pernah berbohong dan menipu. Fakta menunjukkan; mereka selalu memboikot Pemilu karena dianggap sisten kufur, mereka mengatakan kalau nasionalisme tidak ada dalilnya, pancasila tidak syar’i. Orang yang hidup di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai detik ini kalau meninggal, mati kafir. Ini disampaikan secara terbuka dalam pertemuan mereka disekitar kawasan Cikampek beberapa tahun yang lalu.

Semua ini terekam jelas dalam narasi-narasi mereka sebelum pemerintah membubarkan. Masihkah percaya tipu-tipu dan pemutar balikkan fakta mereka???

  • Umawiyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah itu dinasti. Karena itu kitab-kitab shirah menyebutnya Dawlah Umawiyah, Dawlah Abbasiyah, Dawlah Utsmaniyah. Kalau dalam beberapa referensi fiqih disebut kata “kholifah” itu tidak lain bermakna “pemimpin” atau “karakteristik pemimpinnya”. Tapi HTI menggiring makna khilafah sebagai sistem pemerintahan tunggal dan global.

Tidakkah kita melihat bahwa ulama-ulama terdahulu menyebut model pemerintahan yang ada dalam Islam dengan sebutan: mulkiyah, sulthoniyah, imamiyah, khilafah, dawlah. Itu menunjukkan ijtihadinya model pemerintahan dalam Islam. 

Mengapa kita masih percaya pada HTI yang justru mau menjadikannya model pemerintahan dalam Islam menjadi qoth’ie ala ideologi mereka? Yang tidak kalah lucunya, HTI kadang menyandarkan argumennya pada pemikiran Al-Mawardi saat memasarkan rumus khilafahnya. Padahal kitab Al-Mawardi yang membahas sistem pemerintaham Islam bernama : Al-Ahkam as-Sulthoniyah bukan al-Ahkam al-khilafatiyah. Tapi masih saja banyak yang kena tipu-tipu paham khilafah tahririyah. Tipu-tipu sepertinya biasa ya bagi HTI atau mungkin bagian dari uslub mereka. Wong sejarah Walisongo aja dimanipulasi hanya berdasar novel. Bahkan diantara mereka pernah menganggap walisongo adalah fiktif!!!

  • Bagaimana cara HTI memaksakan ambisi politiknya? Pernah dengar doktrin Tholabun Nusroh HTI? Dalam kitab doktrin mereka ditegaskan bahwa : Tholabun Nusroh adalah aktifitas politik bukan militer. Tapi bagi HTI, kudeta militer marupakan salah satu uslub (cara) dalam perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh ahlun nushroh (ahlul quwah). Jadi peralihan kekuasaan tergantung sepenuhnya pada situasi, boleh jadi dengan kudeta militer, atau dengan cara lain. (Hazim ‘Ied Badar, Thoriqoh Hizb at-Tahrir fi at-Taghyir, hal 18).

Disini kita jangan tertipu dengan jargon gerakan damai HTI. Harus paham juga bagaimana mereka merancang tholabun nushroh atau pengambil alihan kekuasaan. Fase-fasenya antara lain : A). Mereka akan merekrut ‘ahlun nusroh’. Ahlun nusroh adalah para petinggi pemerintahan, utamanya yang punya kekuatan dan pengaruh. Semaksimal mungkin akan infiltrasi ke tentara atau kepolisian. Juga bisa pejabat tinggi. Semuanya akan dikondisikan dan didoktrin bahwa khilafah adalah wajib, walaupun tentu khilafah versi HTI (khilafah tahririyah). Dan siapa yang tidak berbai’at pada kholifah mereka, akan mati berstatus yahudi…. hhmmm ngeri-ngeri sedap..

Juga mereka akan masuk ke perguruan tinggi dan bidikan utamanya adalah para pakar baik doktor, profesor dan lain-lain yang awam dan muallaf ilmu-ilmu keislaman. Ini efektif untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa barisan mereka adalah barisan terdidik.

Dari sayap lain akan bergerak jaringan syabab hizb tahrir yang sel-selnya masuk ke berbagai lapisan termasuk ke rohis-rohis sekolah. Mereka akan bersinergi membangun propaganda. Biasanya isi propagandanya, ya seputar kegagalan pemerintah, fitnah terhadap ideologi tertentu, yang kalau di Indonesia sasaran empuknya adalah memainkan isu komunis. Juga isu kegagalan pemerintah akan terus digoreng sampai pada opini kegagalan sistem.

Langkah ini akan dimassifkan lewat media-media mereka seperti buletin al-Islam, Media Umat dan situs-situs online lainnya. 

Propaganda ini tentu bertujuan penggiringan opini, pemutar balikkan fakta sampai fitnahan-fitnahan keji tertentu.

Dan tidak menutup kemungkinan akan diikutin aksi-aksi jalanan atau istilah mereka Masyiroh Kubro.

Dan jangan lupa, HTI akan memproduksi ustadz-ustadz instan serta membangun lembaga-lembaga pendidikan, majlis taklim dan lain-lain dengan tujuan : 1) wadah menyebarkan paham mereka, 2) merekrut peserta jika ada agenda aksi-aksi jalanan (masyiroh kubro), maupun halaqoh dan pertemuan-pertemuan akbar, 3) untuk membangun opini, mereka akan mengadakan pertemua rutin yang mereka istilahkan “multaqo ulama ahlussunnah pendukung khilafah”.

Untuk yang terakhir ini kita harus berterima kasih kepada Banser Bangil yang telah menggeruduk salah satu majlis/lembaga Islam yang sebenarnya adalah pusat penyebaran propaganda HTI. Semoga pemerintah segera menyisir lembaga-lembaga mereka di tempat lain.

  • Ketika semua sudah terkondisi dan terkonsolidasi, ditambah mulai melemahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dilakukanlah pengambil alihan kekuasaan oleh Ahlun Nusroh yang nota-benenya para inohong, petinggi, dan yang punya kekuatan plus kekuasaan. Bisa lewat cara damai bisa juga kudeta sebagaimana doktrin dalam kitab resmi HTI diatas.
  • Betikutnya kekuasaan yang sudah beralih ke Ahlun Nusroh (kadang disebut juga Ahlul Quweh), harus diserahkan ke Amir HTI sebagaimana penyerahan kepemimpinan Madinah kepada Rosulullah oleh suku Aus dan Khozroj pasca Bai’at Aqobah ke 2. Hehehe memangnya Abu Rusthoh amir HTI sederajat Rosul ya… padahal Abu Rusthoh itu sarjana teknik sipil dan ahli dalam tata bangunan dan jalan lho….. oh ya, Abu Rusthoh (Amir HTI) domisili di London Ingris karena memang Markas Besar HTI itu di Inggris lho, bukan disalah satu negara Islam……upz, sori

HTI (HT) berharap tholabun nusroh (penyerahan kekuasaan dari ahlun nusroh) ke amir HTI itu dimulai dari Indonesi. Sebab Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia tersukses melaksanskan konferensi internasional khilafah di GBK. Dan di Indonesia mereka bebas (terutama pasca reformasi). Padahal tidak kurang 20 negara muslim di dunia sudah melarang mereka jauh sebelum Indonesia melarang. 

Dan mereka berhalusinasi tahu 2024 pas satu abad runtuhnya Dinasti Utsmaniyah Turki, mimpi mereka  bisa terwujud.

Hhhmmmm apa lacur. Keburu dibubarkan, dan itu gegara Banser dan Ansor lho, kata mereka…..

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *