Kelompok yang menolak takwil, selalu mengatakan bahwa semua ayat yang berkaitan dengan Allah dan sifat-Nya tak boleh ditakwil sedikitpun. Semuanya harus dipahami apa adanya secara dzahir.
Apakah benar kaedah ini?
Mari kita uji dengan ayat-ayat Al Quran dan coba pahami secara dzahir.
1. Dalam surat Thaha, Allah berfirman:
الرحمن على العرش استوى
“Allah di atas arsy’ bersemayam”
2. Dalam surat Az Zukhruf, Allah berfirman:
وهو الذي في السماء إله وفي الأرض إله
“Dan Dia adalah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi”
3. Dalam surat Al Baqarah, Allah berfirman:
فأينما تولوا فثم وجه الله إن الله واسع عليم
“Maka dimanapun kalian menghadap, disanalah ada wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Mengetahui”
4. Dalam surat Al Hadid, Allah berfirman:
وهو معكم أينما كنتم
“Dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada”
5. Dalam surat Al Mulk, Allah berfirman:
أأمنتم من في السماء أن يخسف بكم الأرض
“Apakah kalian merasa aman kepada Dzat yang di langit dari Ia akan membalikkan bumi pada kalian?!”
6. Dalam surat At Tahrim, Allah berfirman:
وضرب الله مثلا للذين آمنوا امرأة فرعون إذ قالت رب ابن لي عندك بيتا في الجنة
“Dan Allah menjadikan permisalan bagi orang-orang yang mempercayai istri Firaun saat ia berkata, “‘Tuhanku, bangunkan untukku di sisi-Mu rumah di surga!”
7. Dalam surat At Taubah, Allah berfirman:
إذ يقول لصاحبه لا تحزن إن الله معنا
“(Ingatlah) ketika ia (Nabi) mengatakan pada sahabatnya (Abu Bakar), ‘Jangan sedih! Sesungguhnya Allah bersama kita.”
Secara dzahir teks Al Quran, ketujuh ayat ini bermakna:
1. Allah bersemayam di atas arsy
2. Allah ada di langit dan ada di bumi
3. Allah ada di semua arah
4. Allah ada di setiap tempat
5. Allah ada di langit
6. Allah ada di surga
7. Allah ada di gua
Jadi, menurut akidah bahwa semua ayat yang berkaitan dengan Allah harus dimaknai secara dzahir tidak boleh ditakwil sama sekali, sebenarnya Allah ada dimana sih?
No responses yet