Orang yang mengabdi pada Gusti Allah hanya bermodal khouf, maka akan jadi khowarij. Orang khowarij ini bisanya cuma menakut-nakuti aja, gak bakal kenal kasih sayang. Makanya gak bakal ditempeli rahmat Gusti Allah, karena sudah dikutuk sendiri oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, biar setelan khouf tiak terlalu kenceng, kita imbangi dengan harapan. Harapan ini berarti kita berhusnudzon kepada Gusti Allah. Bahwa selain punya siksa, Gusti Allah itu punya samudera ampunan yang sangat luas yang tidak akan keruh oleh sebesar apapun dosa kita.
Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh.
لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بربه
“Jangan menjumpai kematian satu dari kalian kecuali dia dalam keadaan berprasangka baik pada Tuhannya”
Artinya, kalo mau husnul khotimah, kita harus punya modal husnudz dzon kepada Gusti Allah. Dengan husnudz dzon, kita berarti punya syukur. Punya syukur berarti bertambah nikmat dan rahmat. Tambah nikmat dan rahmat berarti tambah barokah. Tambah barokah jadi modal beramal sholeh. Amal sholeh buat modal mengharap husnul khotimah.
Nah, masalahnya roja’ ini setelannya juga kudu imbang sama khouf. Biar kita gak malah meremehkan dosa karena terlalu kenceng roja’-nya.
Begini cara nyetelnya, mbah. Misal kita mau bertamu pada orang kaya. Kita pasti yakin bahwa di rumahnya bakal disuguhi makanan banyak. Tapi di satu sisi, kita juga gak boleh terlalu berharap disuguhi, nanti jadi tamak. Ya kalo beneran disuguhi, kalo nggak? Kita bakal kecewa sama tuan rumah.
Maka dari rumah, paling tidak, perut kita jangan kosong. Kita makan secukupnya, jangan terlalu kenyang. Sehingga andaikan tidak ada suguhan, kita tidak kecewa karena sudah kenyang. Andai ada pun, kita cukup makan suguhan secukupnya, tidak kemaruk. Itu baru tamu yang baik.
Seperti yg didawuhkan Sayyidina Umar bin Khothob RA
لو نودي ليدخلن الجنة جميع الخلق إلا رجل واحد لرجوت أن أكون أنا ذلك الرجل، ولو ندي ليدخلن النار جميع الخلق إلا الرجل واحد لخفت أن أكون أنا ذلك الرجل
“Andaikan semua makhluk dimasukkan surga kecuali satu orang, sungguh aku berharap jadi orang itu. Dan andaikan semua makhluk itu dimasukkan neraka kecuali satu orang, sungguh aku takut bahwa itu aku”
Jadi, walaupun sudah ada kepastian, kita harus tetap berpikir sebaliknya. Jangan pernah kepedean atau pesimis. Itu baru seimbang roja’ dan khoufnya.
Mugi manfaat.
No responses yet