Beliau merupakan Hoofd Penghulu Palembang yang terakhir. Nama lengkapnya ialah Kiagus Haji Nang Toyib bin Kgs.H.M. Azhari Khotib Imam bin Kgs.H. Makruf Khatib Penghulu bin Kgs.H.M. Hasyim Khatib Penghulu bin Kgs.H. Hasan bin Kgs.M.Soleh bin Kgs.H. Hasanuddin bin Khalifah Jakfar bin Khalifah Gemuk bin Ki.Bodrowongso bin Pangeran Fatahillah Gunung Jati. Dilahirkan oleh ibunya, Nyayu Solhah binti Kgs.Soleh, dalam tahun 1880 di Guguk Pengulon, lingkungan Masjid Agung 19 ilir Palembang.

Ia merupakan putera ke 2 dari 7 bersaudara kandung, yakni: Kgs. Umar, Kgs.H. Nang Toyib, Kgs. Abdul Hamid, Ny. Latifah, Kgs. Hasanuddin, Kgs. Usman, dan Kgs. Ali.

Dasar-dasar ilmu keagamaannya didapat dari abanya sendiri, selanjutnya berguru pula kepada para ulama Palembang terkemuka lainnya waktu itu, di antaranya: Kgs.H. Makruf, Syekh Kms.H.M. Azhari bin Abdullah, Kgs.H. Nanang Siroj, Datuk Aman, dll.
Dalam usia 10 tahun ia melanjutkan studinya ke Tanah Suci Makkah selama sekitar 35 tahun kepada para ulama Arab maupun komunitas ulama Nusantara lainnya dan sekaligus berulang kali menunaikan ibadah haji.

Dalam tahun 1923, ia telah kembali ke Palembang bersama keluarganya. Banyak sekali jabatan dan amanat yang diembannya, seperti:

  • Hoofd Penghulu Palembang (1923-1954).
  • Ketua Pengurus Masjid Agung.
  • Mufti Palembang.
  • Penasehat Landraad. Palembang (1923-1954).
  • Beheer Commissie Masjid Agung (1923-1948).
  • Komisaris Majelis Ulama Pertimbangan Igama Islam/MPII Palembang (1930-1934)
  • Pengurus Lujnah Tanfiziyah MPII Palembang.
  • Anggota BPNSS (1947).
  • Guru Agama Islam.
  • dll.

Ia menggantikan Kepala Penghulu sebelumnya, yakni Hoofd Penghulu Kgs.M. Yusuf (1916-1923) yang memasuki masa pensiun. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai Hoofd Penghulu (Kepala Penghulu) periode 1923-1954, yang mengurus segala masalah keagamaan, Nang Toyib dibantu oleh keempat anggota Khatib Penghulu, mereka adalah:

  1. Kms.H. Hasan
  2. Kms.H. Umar (kakekku)
  3. Abdullah
  4. Kgs.M. Hasyim

Di rumahnya yang sekaligus berfungsi sebagai kantor sekretariat Hoofd Penghulu di 19 ilir guguk Pengulon, ia bersama staffnya anggota Khatib Penghulu serta para alim ulama kerap mengadakan musyawarah, bersidang mengeluarkan fatwa dan menyelesaikan kasus-kasus atau permasalahan keagamaan yang timbul di tengah masyarakat.

Sampai akhir hayatnya, ia memiliki dua orang isteri, yaitu Nys. Maryam binti Syekh Kms.H.M. Azhari bin Abdullah, dari pernikahan ini memperoleh 7 putera-puteri: Ny.Hj. Tolha, Kgs.H. Manshur, Kgs.A. Thaib Idris, Kgs. Muksin, Kgs. Ya’cub Dani, Kgs. Mahyuddin, dan Ny.Hj. Fatmah.
Sedangkan isteri muda bernama Ma’ani, dari perkawinan ini memperoleh seorang putera bernama Kgs. Dun Ishak.

Hoofd Penghulu Kgs.H. Nang Toyib wafat pada hari Kamis, tgl 2 Pebruari 1961. Jenazahnya dishalatkan di Masjid Agung dan selanjutnya dimakamkan ke ungkonan jambangan Candi Walang 24 ilir Palembang.

Kgs.H. Nang Toyib adalah Hoofd Penghulu Palembang terakhir, yang setelahnya urusan keagamaan selanjutnya berobah menjadi Departemen Agama atau Kementerian Agama.
Wallahu a’lam…

Palembang, 11/4/2020
Sumber buku:
Mufti Palembang, 2018, Kms.H.Andi Syarifuddin dkk, Rafah press, Palembang.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *