Oleh: Bimo Akbar Setiawan
Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam waktu 1 tahun. Tingginya tingkat inflasi di Amerika Serikat sebesar 9,1% sejak 2022 tepatnya di bulan Juni dikarenakan negara tersebut mengalami gangguan rantai pasok (supply chain) akibat pandemi covid 19, dan perang antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan kelangkaan terhadap komoditas energy global di Amerika Serikat. Hal tersebut menyebabkan negeri paman sam mengalami pertumbuhan ekonomi minus sebesar 1,5% pada quartal 1 tahun 2022 . Dengan inflasi yang tinggi tentunya sangat berhubungan dengan Indonesia karena mata uang rupiah mengalami penurunan, juga berdampak pada kenaikan suku bunga sebesar 75 bps (basis point), dan pencabutan modal investor asing dari bursa saham Indonesia.
Tidak seperti pada negara umumnya seperti eropa dan amerika yang tingkat inflasinya sangat tinggi, tingkat inflasi Indonesia masih dapat dikendalikan yaitu di angka 5,42% secara year on year. Yang menjadi penyebab utamanya adalah kenaikan harga BBM dan kenaikan harga bahan pangan, namun hal tersebut dapat diatasi oleh pemerintah dengan kenaikan suku bunga sebesar 50 bps menjadi sebesar 5,25%. Adapun teori yang berkaitan antara inflasi amerika serikat dengan indeks harga saham gabungan, nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat, dan suku bunga bank Indonesia yaitu:
Teori Kepercayaan Ekonomi: Teori ini mengatakan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi tingkat kepercayaan ekonomi dan harapan investor tentang prospek ekonomi di masa depan. Inflasi yang tinggi di AS dapat membuat investor lebih optimis dan mempengaruhi IHSG positif. Namun, jika inflasi terus berlanjut pada tingkat yang tidak sehat, hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan ekonomi negatif dan memperlemah IHSG.
Teori Nilai Tukar: Teori ini mengatakan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi nilai tukar suatu negara. Inflasi yang tinggi di AS dapat memperkuat dolar AS dan memperlemah nilai tukar mata uang negara lain, termasuk rupiah.
Teori Moneter: Teori ini mengatakan bahwa tingkat inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga. Dalam upaya untuk mengendalikan inflasi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga. Jika inflasi di AS terus berlanjut pada tingkat yang tidak sehat, Bank Indonesia mungkin akan mengambil tindakan seperti menaikkan suku bunga untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan menjaga nilai tukar rupiah
Menurut Hana Fathina melalui bisnis.com (2022) inflasi adalah penurunan nilai uang kertas karena banyak dan cepatnya uang kertas yang beredar sehingga mengakibatkan naiknya harga barang dan jasa.
Menurut Badan Pusat Statistik (2022) menyatakan pengertian inflasi merupakan keadaan perekonomian negara di mana kecenderungan kenaikani harga barang dan jasa dalam jangka panjang disebabkan oleh tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Menurut Bank Indonesia (2018) inflasi adalah naiknya harga harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan inflasi kecuali kenaikan itu meluas atau mengakibatkan harga naik pada barang lain.
Menurut Sadono Sukirno (2016) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan harga harga yang berlaku dalam perekonomian suatu negara.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu negara secara terus menerus dalam hitungan pertahun atau perbulan yang di sebabkan karena banyak dan cepatnya uang beredar yang membuat masyarkat menjadi lebih sering menggunakan uang untuk berbelanja dan terjadinya banyak permintaan terhadap barang dan jasa melebihi ketersediaan yang ada, sehingga membuat harga barang dan jasa menjadi naik dari sebelumnya. Selain itu dampak dari inflasi tersebut mempengaruhi perekonomian di suatu negara, sehingga pemerintah harus
memperhatikan inflasi dengan cara menaikan suku bunga agar uang yang beredar bisa ditarik kembali dengan pemerintah, dengan naiknya suku bunga membuat masyarkat yang sebelumnya suka berbelanja akan menjadi suka menabung dikarenakan tingkat pengembalian yang dijanjikan oleh pemerintah cukup besar, seperti contoh pada tahun 2022 pemerintah Indonesia mengambil keputusan menaikan suku bunga sebesar 25 bps untuk menurunkan tingkat inflasi yang dikhawatirkan akan tidak terkendali seperti negara Eropa dan Amerika Serikat.
Indikator Inflasi
Menurut OCBC NISP (2022) indikator inflasi sebagai berikut,yaitu:
1.Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga perdagangan besar dari suatu komoditas merupakan harga transaksi yang terwujud antara pedagang/penjual besar pertama dengan pedagang/pembeli besar selanjutnya dalam jumlah yang besar pada suatu komoditas.
2.Deflator Produk Domestik Bruto. Indikator ini menggambarkan besarnya perubahan harga barang akhir dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi negeri.
3.Indeks Harga Aset. Indikator ini menunjukan pergerakan harga asset, mulai dari saham dan property yang dapat dijadikan indikator adanya tekanan terhadap harga secara menyeluruh.
Jenis Jenis Inflasi
Menurut M. Natsir (2014) jenis jenis inflasi sebagai berikut yaitu:
1.Inflasi secara umum terdiri dari:
A.Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi umum adalah inflasi dari seluruh barang dan jasa yang dimonitor harganya secara periodik. Inflasi IHK
adalah penggabungan antara inflasi inti, inflasi harga administrasi dan inflasi gejolak barang (volatile goods).
B.Inflasi Inti (core inflation) adalah inflasi barang dan jasa yang kenaikan harganya dikarenakan berkembangnya ekonomi di suatu negara secara umum (fundamental). Faktor faktornya seperti aksestasi inflasi, nilai tukar, dan ke stabilan permintaan dan penawaran yang berdampak pada perubahan hara harga secara umum yang sifatnya permanen.
C.Inflasi Harga Administrasi (administered price inflation) adalah inflasi yang diatur sepenuhnya oleh pemerintah, misalnya kenaikan harga bbm, kenaikan harga angkutan kota, dan kenaikan tariff jalan tol.
D.Inflasi Gejolak Barang (volatile goods) adalah inflasi dari kelompok komoditas atau barang dan jasa yang pergerakan harganya sangat bergejolak. Misalnya harga bahan pangan yang bergejolak terjadi pada bahan minyak yang dipengaruhi oleh faktor kelangkaan bahan dikarenakan masyarakat melakukan panic buying dan beberapa oknum menimbun minyak yang menyebabkan kelangkaan pada bahan tersebut.
A.Hubungan Antara Inflasi Amerika Serikat Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Inflasi merupakan variabel penting yang dimana inflasi perlu mendapatkan perhatian khusus bagi para investor di bursa saham Indonesia. Inflasi di Amerika Serikat adalah sentimen makro ekonomi yang ada setiap tahun dapat menyebabkan respon pelaku pasar / investor menjadi negatif bagi bursa saham Indonesia jika angka inflasi tersebut sangat tinggi dari prediksi.
B.Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).
No responses yet