oleh: Habibur rahman (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Ilmu mantiq merupakan salah satu cabang ilmu agama Islam yang membahas tentang logika dalam beragama agar kita tidak salah dalam memikirkan suatu hal yang ada dalam agama. Mungkin tidak banyak orang yang mempelajari ilmu mantiq secara khusus karena ilmu mantiq merupakan ilmu yang sakral dan memiliki nilai tersendiri untuk mempelajari dan memahaminya. Bahkan Sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari ilmu mantiq itu tidak diperbolehkan jika bertujuan untuk melakukan hal yang tidak dibenarkan atau untuk menghindar daripada takdir Allah ta’ala. Logika dalam berpikir harus dibangun dengan cara yang benar dan pemikiran yang lurus sehingga kita tidak salah untuk menghukumi suatu masalah atau membuat keputusan untuk melakukan sesuatu dengan pemikiran kita sendiri, di dalam mantiq kita akan dididik kita akan diarahkan kan kita akan dibawa untuk menentukan pemikiran yang benar dalam segala aspek sehingga ketika kita membuat hukum ataupun ketika kita menelaah suatu kalimat atau suatu bacaan dari teks Arab atau dari teks yang lain kita memiliki modal untuk memahami secara benar dan tidak lari dari kebenaran yang ada pada teks tersebut. Karena jika kita tidak mempelajari ilmu mantiq Maka potensi dalam kesalahan membaca dan memahami kita akan besar karena ketika kita membaca suatu teks Arab ataupun kitab-kitab kuning selain Nahwu Shorof yang berperan pada bacaan tersebut Ilmu mati pun harus dibangun pada pemikiran ketika kita menginterpretasikan suatu hal yang mungkin dapat digolongkan kepada masalah yang kompleks.
Pada mulanya ilmu mantiq tersebut diambil dari pemikiran pemikiran Yunani kuno yang masih sesuai dengan ajaran Islam atau tokoh yang diambil seperti Plato atau Aristoteles yang merupakan pemikir pemikir yang luar biasa pada zamannya pemikiran keduanya terkadang dapat di diserap pahamnya ketika kita belajar mantiq seperti di dalam Kitab as Syamsiah atau ditab ibrohimi yang kebanyakan kita mengambil teori atau mengambil suatu pemikiran daripada pemikiran Plato dan Aristoteles. Dengan kita membangun logika yang jernih dan logika yang benar kita akan memiliki pemahaman yang kuat dan dalil-dalil yang dapat kita jadikan sebagai argumentasi agar kita tidak salah dalam menanggapi suatu hal Terutama ketika kita menanggapi perkara yang terdapat di dalam urusan agama, karena pada pengamalan ilmu mantiq biasanya berkaitan dengan ilmu tauhid dan ilmu kalam Allah ta’ala, karena ilmu mantiq sangat berperan ketika kita mempelajari ilmu tauhid dan ilmu kalam sehingga kita dapat berpikir secara jernih dan tidak keluar dari koridor agama lalu Mengapa Apa ada kubu-kubu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam Ketika memaknakan suatu tauhid atau suatu ilmu dari ilmu kalam logika yang dibangun atau dengan dalil-dalil yang tidak konkrit dengan pembahasan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam menanggapi suatu masalah, bahayanya jika kita salah menanggapi pada suatu hal dalam agama kita kita akan salah dalam bertingkah dan dan tidak diterima segala amal yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu.
Karena itulah Perlunya kita untuk mempelajari ilmu mantiq untuk menjernihkan dan membersihkan Logika dan pikiran kita agar tidak salah menanggapi pada Urusan Agama, sampai-sampai Imam al-ghazali berkata من لا منطق له فلا يثاق بعلمه yang artinya = bagi orang yang tidak dapat menguasai ilmu mantiq maka tidak diakui atau maka tidak dipercaya tentang keilmuannya.
No responses yet