Oleh : Muhammad Hilmi

KH. Syafi’i adalah seorang prajurit yang piawai dalam peperangan strategi perang sekaligus ahli agama, maka kerajaan Mataram waktu itu menugaskan beliau untuk melawan tentara Belanda, beliau adalah prajurit pangeran Diponegoro sebagai banteng pertahan didaerah semarang dan sekitarnya berdomisili di Mangkang kedondong, tepatnya di sebelah selatan jalan raya dan timur pasar mangkang.

Beliau memulai mengajar agama dengan mendirikan pondok pesantren, dilanjutkan putra beliau yang bernama KH. Abu Dardak sampai pada masa ke emasannya pesantren Luhur di pimpin oleh KH.Bulqin.

KH. Bulqin yang tabakhur dan wara’ dalam membimbing santri sampai pada waktunya para santri dapat mengembangkan ke Ilmuaanya pada daerah masing2 seperti KH. Hasan Poncol salatiga, KH. Abd Rosyid Bugen Semarang, mbah waliyullah.Musyafa’ Kaliwungu Kendal, bahkan konon KH. Sholeh Darat pernah berguru pada KH. Bulqin terbukti putra pertama KH. Bulkin yang bernama KH. Thohir Abdullah dititipkan untuk didik KH. Sholeh Darat.
KH. Bulqin adalah teman dari Syaikh Nawawi Al-Bantany.

Selanjutnya pesantren ini berjalan stabil dengan penerus KH. Ahmad dan KH. Thohir Abdullah kedua pengasuh ini sangat piawai membimbing santri dan berbagi waktu untuk kelangsungan Pesantren.

Pada generasi ke lima yang di pimpin oleh KH. Maskon dan KH. Atfal terjadi perubahan drastis seiring dengan perubahan global dari masyarakat agraris dan mulai tergesernya budaya mengaji lambat laun pesantren mulai surut dan berkurangnya santri yang mukim, maka KH. Atfal dan KH Maskon menyuguhkan pesantren terpadu dengan sekolah formal SMP Kedondong Mts Kedondong MA Kedondong.

Mungkin minimnya fasilitas dan kurang profesional dalam pengelolaan Mts dn MA yang di didirikan tumbang tidak bertahan dengan terpaan zaman.

Pondok pesantren Luhur kedondong mangkang sebagian bangunan rubuh diterjang banjir bandang pada tahun ’75 an dan direnovasi sebagian pada tahun 2012 an sampai saat ini belum terselasikan.

Generasi ke enam yang di asuh oleh KH. Makmun merupakan generasi salafiyyah yang nengembalikan Pondok Pesantren Luhur kembali pada asal didirikan adalah Tafaquh fiddin, dengan materi kitab2 salafiyyah dan santri2 dari berbagai penjuru jawa menimba Ilmu kutubussittah, karena KH. Makmun yang menjadi menantu KH. Atfal disamping menimba Ilmu di PP API Tegalrejo Magelang dan PP Al Falah Ploso Kediri, beliau juga menimba Ilmu di Sayyid Al-Maliki Makkah mukarromah.

Namun Allah berkehendak lain KH. Makmun yang ahli hadist kembali ke hadirat Allah pada usia yang relatif masih muda.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *