Untuk mewujudkan perdamaian dunia, setiap warga NU diharamkan melibatkan diri dalam gerakan politik atas nama dakwah Islam yang bertujuan menegakkan khilafah islamiyah internasional, sebagaimana yang terus menerus diperjuangkan oleh para tokoh ex-HTI.  Karena (1) umat manusia di dunia ini tidak akan menyepakati siapa khalifahnya, (2) tidak satu pun negara bangsa yang dengan suka rela menyerahkan kedaulatan dan sejengkal tanah airnya kepada mereka, dan (3) hingga kini tidak ada satupun contoh negara yang berbentuk khilafah islamiyah.

Setiap upaya untuk merekrut sebagian umat Islam agar turut serta menegakkan khilafah islamiyah adalah gerakan makar dan radikal. Gerakan yang berpotensi besar membawa bangsa ini ke dalam mafsadah, pertikaian, pecah belah, dan tidak mustahil pada saatnya menimbulkan perang saudara yang amat sulit didamaikan.

NKRI adalah negara yang didirikan atas dasar perjanjian dengan kesepakatan bersama para pendirinya. NKRI bukanlah negara bagi penganut agama tertentu, namun rumah besar bersama bagi setiap semua warganya sebagai kaum beragama yang berbeda-beda. Tidak boleh ada dari sebagian warganya yang egois, meskipun atas nama dakwah agama tertentu, yang boleh merusak keharmonisan rumah tangganya atau  rumah besar yang dihuninya itu, lebih-lebih dengan meminta bantuan pihak asing untuk menghancurkannya.

Kewajiban setiap kita hanyalah menjaga dan merawat rumah bersama kita dari kerusakan dan perusakan. Memperbaikinya jika terlihat ada kerusakan, menyempurnakannya jika ada kekurangan, memperindahnya jika tampak kurang indah. Tugas kita sebagai warga bangsa besar ini bukan membongkar fondasi-fondasi kokoh yang telah dibangun dengan biaya amat mahal dari sumbangan  para pahlawan bangsa ini berupa pikiran, tetes keringat, tetes darah, hingga nyawa mereka. 

Hendaklah setiap kita mencintai tanah air Indonesia ini dengan cinta yang sesungguhnya, cinta yang tanpa dusta, cinta yang tanpa pemaksaan kehendak, cinta yang mengalahkan kehendak diri sendiri, demi terwujudnya kepentingan bersama dari setiap anak bangsa. Kita semua perlu bergotong royong untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Kita semua bersaudara, tetapi musuh bersama kita hanyalah setiap kezaliman, siapapun pelakunya, para syetan pemecah belah persatuan bangsa, dan hawa nafsu dalam diri kita sendiri yang membuat kita rakus,  lupa atau pura-pura lupa kepada nasib buruk–kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan–yang menimpa saudara-saudara kita sendiri.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *