Banyak hal yang ingin saya bicarakan tentang Ulakan, Thariqat Syathari, dan surau-suraunya, namun sebab keterbatasan ruang dan waktu hanya sekilas yang saya utarakan dalam video ini. Dan video ini juga banyak kekurangan dari segi teknologi yang mendukung, pun performa di depan kamera. Apapun itu, walau hanya sepotong cerita, “dikoyai” juga.

Bermula tahun 2008 saya sudah berinteraksi dengan beberapa Surau Syathariyah, membahas intelektualitas ulamanya, karya intelektual, dan mengambil keberkahan nasehat-nasehat para tuanku. Ini tetap intens sampai tahun 2012, sebelum melanjutkan studi ke seberang. Setidaknya dalam rentang masa itu beberapa surau sudah dikunjungi, antara lain Surau Bintungan Tinggi, Surau Lubuak Ipuah, Surau Pondok Ketek, Surau Gadang Tanjuang Medan, Surau Syaikh Paseban al-Syathari, Surau Sidi Jumadi Koto Tangah, Surau Calau, Surau Tuanku Aluma Koto Tuo, Pesantren Ringan Ringan, Surau Tuanku Limopuluah Malalo, dan lain-lainnya, sampai juga menelusuri jejak Syaikh Puluik Puluik Bayang (Pesisir Selatan). Banyak hal yang menarik dari tradisi keilmuan di surau-surau tersebut, yang sangat layak untuk diceritakan.

Baca Juga : Berziarah Ke Syekh Burhanuddin Ulakan

Video ini merupakan serpihan riwayat tentang Tuanku Syaikh Ulakan, ulama besar yang berjasa terhadap Islam di Minangakabau, beserta karya tulisnya “Tadzkiratul Ghabi”. Hanya sederhana. Terdapat beberapa kesalahan (mudah-mudahan tidak substansial), karena saya terbiasa berbicara tanpa konsep, sekedar ingat saja. Seharusnya pakai konsep/ teks.

Video tentang Syaikh Burhanuddin sudah banyak. Saat itu saya berfikir apa hal baru yang tidak dibicarakan orang tentang sosok ulama ini. Maka teringatlah beberapa manuskrip terkait sosok Tuanku Syaikh, yang mungkin belum banyak diutarakan.

Ada beberapa hal yang saya lupakan dalam video ini:

  1. Tentang naskah Tadzkiratul Ghabi, sampai saat ini, setahu saya, baru ditemukan satu nuskhah saja, tidak ada naskah pembanding. Naskah ini kemudian telah dialih aksarakan oleh kawan-kawan dari IAIN Padang (sekarang UIN Padang). Alih aksara naskah ini juga diterbitkan Perpustakaan Nasional tahun lalu (Saya sudah menghubungi Zikra Fadhila, MA., sebagai pengalih aksara, untuk mendapatkan 1 eks cetakannya, namun belum dipenuhi)
  2. Indikasi yang kuat bahwa Surau Ulakan juga pernah menjadi basis ilmu al-Qur’an, kemungkinan tilawah dan hafalannya. Ini berdasarkan temuan beberapa manuskrip al-Qur’an perjuzu’ dalam koleksi Surau Pondok.
  3. Saya tidak mengutip ungkapan Syaikh Jalaluddin Cangkiang tentang Tuanku Ulakan. Padahal penting.

Semua foto dalam video ini ialah dokumentasi saya pribadi, termasuk foto naskah-naskah, surau, mesjid Tuanku Madinah, foto penziarah, dan lainnya yang hampir semuanya saya potret tahun 2012. Dalam dokumen juga bertemu foto saya bersama Buya Heri Firmansyah Tuanku Khalifah (khalifah pada Surau Pondok Ketek Ulakan). Foto tersebut diambil pada bulan November 2012, di Hotel Aryaduta, Kota Tangerang, dalam sebuah kegiatan Lektur dan Khazanah Keagamaan, Departemen Agama.

Suara tahlil dalam video ini merupakan Zikir Thariqat Samman, yang saya “comot” dari rekaman Buya Abdul Fattah 😃. Beliau, Buya Fattah, pernah merekam aktifitas zikir di surau ayah beliau, yang juga guru saya, Buya Edison Kasim di Surau Khalilullah Ketinggian.

Selamat menikmati!! Jangan lupa untuk selalu mendukung channel ini!

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *