Kontributor: Nizar Destio R (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Naskah Manuskrip Arba’una Hadisan
Naskah Arba’una Hadisan ini terdaftar dengan nomor kode W 279 yang disimpan di Perpustakaan Nasional atau biasa di sebut Perpusnas. Manuskrip ini dimasukan kedalam kategori Hadis yang di tulis oleh H. Van De Wall. Naskah ini disalin dengan kode Rol 390.30. Naskah ini menggunakan penanggalan dengan penanggalan Hijriyah dan menggunakan bahasa melayu.
Jika dilihat secara langsung naskah ini memiliki ukuran Manuskrip P20 cm, L16 cm, dan ukuran teks P15 cm, L0,5 cm. naskah ini memiliki halaman sebanyak 66 dan didalamnya memiliki 5 halaman kosong dengan berjumlah 10 baris/ halaman. Dalam setiap halaman diberi nomor dengan angka Arab dan ia menggunakan kertas eropa dalam pembuatan naskah nya. Naskah tersebut di sampul dengan hard cover berwarna coklat dan memiliki corak macan dengan dasar warna merah hati dan di jilid dengan menggunakan lem karena sudah termasuk dalam naskah modern
Dalam menuliskan teks H. Van De Wall ia mengunakan tinta hitam dan tinta merah sebagai pembeda antara Hadis dan penjelasan penulis itu, karena ia menggunakan aksara Arab dalam menuliskan naskah tersebut. Di dalam naskah tersebut terdapat 40 hadis pilihan. Dalam naskah tersebut di awali dengan kalimat, Bismillahi Rahman Raahim i(ng) sun Ami/mi (wi) tian (y) embut, nama ning Allah kang murah. Dan di akhir dengan kalimat, tamat Al-Kitab Hadis Arba,in Wallahu‘Alam. Naskah ini sudah bisa di temukan dalam katalog yang di tulis oleh Ahmad Budi Wahyono,S.S, Yeri Nurita,S.S, Didik Purwanto,S.S, Mardiana,S.E. Katalog naskah nelayu. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I data katalog dalam terbitan (DKT). 2017.
Pada hadis tentang berdiam diri setelah shalat yang terdapat didalam manuskrip dihalaman 10:
حدثنا عبد الله بن معاوية الجمحى البصرى حدثنا عبد العزبز بن مسلم حدثنا أبو أنس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمش ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة و عمرة
Artinya:
“Telah menceritakan pada kami Abdullah bin Mu’awiyah Al Jumahi Al Bashri telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muslim telah menceritakan kepada kami Abu Zhihal dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah Saw. Bersabda: “Barang siapa yang shalat subuh berjamaah kemudiam duduk berdzikir sampai matahari terbit yang dilanjutkan shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.”
Dari matan hadis diatas, bila kita telusuri melalui lafazh, maka kitab yang diperlukan adalah kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fazh Al-Hadits Al-Nabawi. Dan lafal-lafalnya yang dapat ditelusuri adalah : قعد terdapat dalam jilid 5 halaman 435:
- Bahwasanya hadis diatas yang di riwayatkan oleh ibnu majah juga terdapat dalam kitab musnad Imam Ahmad bin Hambal yang berada di jilid 5 halaman 91
حدثنا عبد الله حدثني خلف بن هشام البزار المقري حدثنا أبو الأ حوص عن سماك عن جابر بن سمرة كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا صلى الفجر قعد في مصلّاه حتى تطلع الشمش
Hadis tersebut juga terdapat dalam kitab Muwatha Imam Malik
أخبرنا قتيبة بن سعيد قال حدثنا أبو الأ حوص عن سماك عن جابر بن سمرة كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا صلى الفجر قعد في مصلّاه حتى تطلع الشمش
Hadis tersebut dapat ditemukan pula dikitab sunan ibnu majah
حدثنا ابن نفيل و أحمد بن يونس قالا حدثنا زهير حدثنا سماك قال قلت لجابر بن سمرة أكنت تجالس رسول الله صلى الله عليه و سلم نعم كثيرا فكان لا يقوم من مصلاه الذي صلى فيه الغداة حتى تطلع الشمش فإذا تطلعت قام صلى الله عليه و سلم
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah sebagai mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Jika wanita duduk di tempat shalatnya setelah shalat Shubuh lalu berdzikir pada Allah, membaca Al-Qur’an, sampai matahari meninggi, lalu ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia mendapatkan pahala yang dijanjikan dalam shalat isyraq, yaitu akan dicatat mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna.”
Ulama lain seperti Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menyatakan wanita yang shalat di rumah tidak mendapatkan pahala yang dijanjikan, namun yang dilakukan dinilai baik. Ternyata ada kemudahan bagi ibu-ibu untuk mendapatkan pahala haji dan umrah dengan shalat isyraq asalkan tidak melalaikan aktivitas wajib di rumah.
Kata “Isyraq” memiliki arti terbit. Dari kata ini dapat diambil kesimpulan bahwa shalat Isyraq adalah shalat yang dilakukan saat terbitnya matahari. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ
“Sungguh kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Nabi Daud) pada waktu petang dan pagi.” (QS Shad: 18)
Jumlah rakaat shalat Isyraq hanya terbatas dua rakaat saja, sesuai dengan hadits riwayat imam turmudzi di atas, sehingga saat seseorang telah melaksanakan shalat Isyraq dua rakaat, lalu ia menambahkan dua rakaat lagi dengan niat shalat Isyraq, maka shalat yang ia lakukan dihukumi tidak sah. (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-Jamal, juz 4, hal. 311).
Dibawah akan di tampilkan skema sanad
Berikut adalah lampiran manuskrip dari Arba’una Hadisan
Daftar pustaka
- Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qozwaini.2005.Sunan Ibn Majah.Beirut. Daar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah.
- Ahmad bin Hambal.1978. Musnad Ahmad bin Hambal.Beirut.Al-Maktab Al-Islami.
- Malik bin Anas.2005. Al-Muwatho’.Cairo.Daar Al-Hadits.
- Wensik,A.J.1936. Al-Mu’jam Al-Mufahras Lialfadzh Al-Hadits Al-Nabawai.Leiden.Maktabah Barel
No responses yet