إِنَّمَا ٱلصَّدَقَـٰتُ لِلۡفُقَرَاۤءِ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡعَـٰمِلِینَ عَلَیۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِی ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَـٰرِمِینَ وَفِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِۖ فَرِیضَةࣰ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِیمٌ حَكِیمࣱ

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk 1) orang-orang fakir, 2) orang miskin, 3)amil zakat, 4) yang dilunakkan hatinya (mualaf), 5)untuk (memerdekakan) hamba sahaya, 6) untuk (membebaskan) orang yang berhutang, 7) untuk jalan Allah, dan 8) untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Q.S. At Taubah: 60)

Dalam kitab Al Majmu’ Syarh Al-Muhadzab, Imam Nawawi meriwayatkan;

قَالَ الشَّافِعِيُّ وَالْأَصْحَابُ رحمهم الله : إنْ كَانَ مُفَرِّقُ الزَّكَاةِ هُوَ الْمَالِكُ أَوْ وَكِيلُهُ سَقَطَ نَصِيبُ الْعَامِلِ ، وَوَجَبَ صَرْفُهَا إلَى الْأَصْنَافِ السَّبْعَةِ الْبَاقِينَ إنْ وُجِدُوا , وَإِلَّا فَالْمَوْجُودُ مِنْهُمْ” انتهى

Imam Syafi’i dan ulama pengikutnya mengatakan; Jika pembagi/penyebar Zakat itu adalah Sang Pemilik Harta (al-malik) atau Orang yg mewakilinya, maka gugur status Amil yg (mestinya) mendapat bagian Zakat. 

Dan, Zakat tersebut diberikan hanya untuk Tujuh Golongan selebihnya, jika bisa ditemukan.

Nah, bila tidak bisa ditemukan tujuh golongan tersebut, sehingga yang ada hnya mereka itu, maka baru zakat diperbolehkan untuk mereka.

Dalam Kitab Asy Syarh al-Mumti’, Syeikh Shalih al Utsaimin mengatakan; 

العاملون على الزكاة هم الذين يوليهم ولي الأمر المسلم على الزكاة، فيقومون بجمعها، وحفظها، وتوزيعها، ونحو ذلك. انتهى .الشرح الممتع. .

Amil Zakat itu adalah mereka yang DIANGKAT dan DI-SK-kan oleh Pemerintah Moslim, untuk urusan Zakat, seperti; mengumpulkan zakat, menjaga zakat, membagi zakan, dan seterusnya.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *