Banyak sekali yang bisa diambil dari dialog Habib M Quraish Shihab (MQS)dan Gus Baha’. Namun ada sisi menarik dari beliau berdua yaitu sisi ‘manusiawi’- kedua mufassir itu. Ini penting saya utarakan (meminjam ibarah gus Baha’, ). Dengan keilmuan yang diakui ulama sekaliber Habib MQS, gus Baha’ – dalam video itu – cerita bahwa beliau tidak jadi lewat ketika ada beberapa santri yang sedang asyik bercanda, karena takut mengganggu kesenangan santri tersebut dengan lewatnya beliau yang membuat mereka sungkan. Ini sederhana tapi sangat manusiawi sekali! Gus Baha juga menyebutkan kalau Nabi itu juga diguyoni sama sahabat. Nabi juga memanggil sahabat beliau dengan panggilan akrab. Sisi manusiawi beliau tinggi sekali.

Demikian, juga Habib MQS. Beliau selalu menemukan cara agar kawan-kawan tidak canggung dengan beliau, salah satunya dengan menanyakan hal-hal yang membuat orang tertawa. Ketika kunjungan ke Kairo, beliau tidak bertanya tingkat berapa kuliah, udah khatamin buku berapa, beliau justru menanyakan hal yang remeh-temeh kepada kawan-kawan: “Kalian udah punya pacar?” Yang cepat lulus, supaya cepat nikah! Kami yang mendengar hanya tertawa terbahak-bahak. Candaan ringan itu manusiawi sekali untuk orang-orang langit sekelas beliau. Mau membumi dengan menanyakan hal remeh, tapi akhirnya membuat orang tidak canggung dan merasa dekat dengan beliau. Saya merasakan sisi manusiawi di balik gunung keilmuan beliau yang tinggi.

Ketika pengajian di ndalem Habib MQS, beliau cerita kurang lebih begini redaksinya:

“Saya pernah ditanya bagaimana hukum menikah dengan Jin?” Habib MQS tidak menjawab haram, makruh, dan seterusnya. Beliau menjawab

“Saya tidak tahu, karena saya tidak pernah mengikuti resepsi pernikahannya!”

Orang-orang di dalam dhalem beliau tersenyum setengah ketawa.

Gaya penyampaian Habib MQS dan gus Baha ini manusiawi sekali hingga menarik perhatian orang untuk mempelajari Islam dengan benar. Kalau bahasanya syaikh Ali Jumah; Lafitatu Linnadhar: Unik nan menarik perhatian.

Semoga Habib MQS dan Gus Baha dijaga oleh Allah dari keburukan.

Madinatul Buuts, 1 Agustus 2020

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *