Categories:

Oleh; Thoriq Muhammad Yusuf

            Nabi Sulaiman AS adalah nabi yang kaya, sudah sewajarnya sang raja (nabi Daud AS) menurunkan tahta nya kepada anaknya (nabi Sulaiman AS), seperti halnya anak Kyai yang menjadi Kyai merupakan hal yang wajar, anak pengusaha menjadi pengusaha, anak walikota menjadi walikota merupakan hal yang wajar. Dan dalam ayat 32 menjelaskan bahwa nabi Sulaiman AS lupa diri, dan Allah SWT mencabut kenikmatan milik nabi Sulaiman AS, dan Allah SWT menguji nabi Sulaiman AS dengan hilangnya tahta dan harta. Dan dalam kondisi tanpa harta dan tahta nabi Sulaiman AS berdoa kepada Allah dijelaskan di QS 38 ayat 35.

Biasanya ketika pedagang  besar mengalami bangkrut dan dia berdoa “ ya Allah berikan modal untuk membangun usaha lagi walaupun usaha kecil, dan seperti orang yang berhutang yang meminta seperti “ya Allah tidak masalah saya tidak punya apa-apa , yang penting hutang saya lunas”, seperti seorang pelajar yang akan lanjut universitas berdoa seperti “ya Allah tidak masalah tidak dapat negeri yang penting kuliah”, nabi Sulaiman AS, dalam kondisi kekurangannya nabi Sulaiman AS tidak meminta untuk dikembalikan lagi kerajaannya, tetapi nabi Sulaiman meminta dalam QS 38 ayat 35 yaitu meminta yang lebih dari kerajaan yang dimiliki sebelumnya.

Maka disitulah terjadinya Spirit of sulaiman dan Allah mengkabulkan permohonan nabi Sulaiman AS. Dan disini lah salah satu perilaku yang bisa kita ikuti dari utusan Allah nabi Sulaiman AS yaitu dijelaskan dalam QS 38 ayat 34 bahwa nabi Sulaiman tidak memiliki tahta dan harta, dan disinilah kita bisa menemukan peluang untuk bercita-cita tinggi, jangan sampai kita sebagai santri hanyalah memiliki cita-cita yang kecil, tapi buatlah cita-cita besar seperti yang Nabi Sulaiman AS katakan,  disaat nabi Sulaiman AS kehilangan harta dan tahta, apalagi kita yang masih memiliki harta dari orangtua kita bukanlah hal yang mustahil bagi Allah SWT.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *