Categories:

Kontributor: Susi Susanti  (Mahasiswa UIN Jakarta)

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita ketahui dulu apa itu “Manuskrip”. Manuskrip dalam KBBI artinya naskah tulisan tangan yang menjadi kajian Filologi. Menurut M. Nida Fadlan, seorang Filolog sekaligus Dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Manuskrip adalah tulisan tangan yang dibuat oleh manusia di masa silam, sebelum era printing atau era mesin cetak, dan ilmu yang khusus mengkaji tentang manuskrip tersebut dinamakan Kadikologi.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia banyak melahirkan para intelektual yang hebat, dan hal ini tidak terlepas dari peran para ulama yang mewariskan ilmunya melalui karya-karya yang kemudian dijadikan sebagai rujukan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan dengan karya-karya tersebut amanah dakwah akan tetap jalan.

Manuskrip ini hadir dengan judul Tafsir Al-Furq’an, terletak di suatu daerah di Provinsi Jambi yang ditulis tangan, namun tidak diketahui siapa penulis atau pengarangnya. Dengan ukuran tulisannya yang agak kecil dan sedikit buram sehingga menyulitkan untuk dikaji jika dibaca secara online. Tidak ada penjelasan lebih detail mengenai manuskrip ini apakah kondisinya masih utuh atau ada lembaran-lembaran yang hilang.

Pada halaman pertama manuskrip, terdapat kesalahan penulis dalam menyebutkan ayat Al-Qur’an pada surah Al-Furqan ayat 1. Kesalahan terletak pada kata “اَنْزَلَ” yang seharusnya ditulis “نَزَّلَseperti yang terdapat pada Al-Qur’an sebagai berikut:

تَبٰـرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْـفُرْقَا نَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ

“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia),” (QS. Al-Furqan 25: Ayat 1).

Surah Al-Furqan diturunkan di kota Mekah, termasuk golongan surah-surah makiyyah dengan jumlah ayat 77 ayat yang terdapat pada surah ke-25 pada Al-Qur’an. Al-Furqan artinya “pembeda”, kata Al-Furqan terdapat pada ayat pertama dalam surah ini. Yang dimaksud Al-Furqan dalam ayat ini adalah Al-Qur’an yang merupakan pembeda antara perkara yang haq dan perkara yang bathil. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt. sebagai pedoman bagi umat islam di berbagai belahan dunia, yang berisi perintah dan larangan Allah swt. agar bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Indonesia sangat kaya akan karya dan budaya. Dimana warisan berharga tersebut akan tetap hidup dan bisa dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya jika kita mampu untuk menjaga semua itu. Salah satunya adalah manuskrip atau naskah kuno. Manuskrip-manuskrip yang ada di Nusantara masih ada yang berceceran di berbagai tempat, tidak dirawat, dibiarkan begitu saja, dan bahkan dijadikan sebagai barang dalam kegiatan ekonomi. Maka dari itu, kita sebagai warga negara yang baik, marilah kita menjaga warisan berharga ini agar tetap lestari dan terus berkembang sepanjang zaman.

Tidak hanya menjaga tetapi juga menciptakan sebuah karya. Karya merupakan hasil dari sebuah pemikiran dan pengalaman seseorang. Seseorang itu akan tetap harum namanya dengan hasil pemikirannya yang memberi manfaat pada orang banyak dan akan tetap hidup walaupun raganya sudah tiada. Karya bisa diperoleh dari kegiatan membaca dan menulis, keduanya saling berkaitan. “Membaca membuatmu mengenal dunia dan menulis membuatmu dikenal oleh dunia”.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *