Salah satu sifat buruk manusia adalah tergesa-gesa,  berharap segala ‎keinginannya terwujud seketika. Hal ini seperti ditegaskan dalam Q.S. Al-Isra’ ‎‎: 11,  “Dan manusia mendo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk ‎kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. ” (QS. al-Isra’: 11)‎

Ayat di atas menegaskan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki sifat ‎tergesa-gesa. Dia selalu ingin segala yang dicita-citakannya segera terwujud. ‎Ketika berdoa memohon suatu kebaikan atau kesenangan, dia berharap ‎permohonannya langsung dikabulkan oleh Allah saat itu juga. Pun, ketika ‎tengah ditimpa kemalangan, kekecewan, dan rasa putus asa, dia memohon ‎agar keburukan menimpa dirinya, dia berharap agar Allah segera ‎memperkenankan permintaannya.‎

Rasulullah Saw. pernah mengingatkan dalam salah satu sabdanya, “Akan ‎diterima permohonan kalian selama kalian tidak bertindak tergesa-gesa ‎dengan mengatakan: Aku telah berdo’a kepada Tuhanku namun Dia tidak ‎memperkenankan do’a permohonanku”. (HR. Muslim)‎

Sikap tergesa-gesa, pada hakekatnya adalah wujud rasa tidak sabar ‎menjalani proses. Padahal, di dunia ini tidak ada yang instan, semua butuh ‎proses. Bahkan, Allah Swt yang mahakuasa atas segala sesuatu pun ketika ‎menciptakan kita, manusia, serta alam seisinya butuh proses. Ada tahapan ‎yang harus dilalui melalui rentang waktu tertentu. ‎

Apakah Allah tidak mampu menciptakan segala sesuatu langsung jadi ‎tanpa melalui proses? Sangat mampu. Tetapi, Allah ingin mengajarkan kepada ‎manusia tentang pentingnya proses. Ya, proses adalah suatu tahapan demi ‎tahapan dalam kehidupan, yang akan mengantarkan seseorang pada tujuan ‎yang hendak dicapainya.‎

Proses juga akan menguji kita seberapa besar energi kesabaran yang kita ‎miliki. Proses akan melatih kedewasaan kita dalam berpikir dan bertindak. ‎Proses, jika dijalani dengan baik penuh kesabaran, dihayati tahap demi ‎tahapnya, akan menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa. Meskipun ‎hasil akhir seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetapi proses yang ‎sudah dilalui dengan baik pada hakekatnya adalah sebuah prestasi yang luar ‎biasa.‎

Yakinlah, segala sesuatu yang kita dapatkan melalui proses yang panjang ‎nan melelahkan, disertai berbagai ujian dan cobaan, akan terasa jauh lebih ‎nikmat daripada sesuatu itu kita dapatkan dengan instan, tiba-tiba, apalagi ‎secara cuma-cuma. Ada kepuasan batin yang tidak dapat kita lukiskan dengan ‎kata-kata, ketika kita mencapai sesuatu yang kita inginkan melaui proses ‎panjang penuh kesabaran.‎

‎***‎

Suatu ketika seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar ‎melihat sebuah kejadian yang menarik perhatiannya, yaitu seekor kepompong ‎yang tengah bermetamorfosis untuk menjadi kupu-kupu. Si anak yang masih ‎polos tadi mengamati penuh perhatian gerak-gerik kepompong yang masih ‎terus berusaha untuk keluar dari tempurungnya.‎

Setelah cukup lama dia perhatikan dan belum ada tanda-tanda ‎kepompong tadi untuk segera keluar dari tempurungnya kemudian menjadi ‎kupu-kupu, si anak bermaksud membantunya untuk bisa segera keluar dari ‎tempurungnya dan kemudian menjadi kupu-kupu. Maka, si anak itu pun ‎akhirnya menarik secara paksa kepompong tadi sampai akhirnya dia keluar ‎dari tempurungnya. Dia berharap seterah kepompong berubah menjadi kupu-‎kupu akan bisa segera terbang.‎

Tetapi kenyataan yang terjadi, setelah berhari-hari kepompong itu keluar ‎dari tempurungnya dan menjadi seekor kupu-kupu, dia sama sekali tidak bisa ‎terbang. Si anak penuh bergumam penuh keheranan, “kenapa yah, ‎kepompong ini yang sudah keluar dari tempurungya dan kemudian menjadi ‎kupu-kupu tidak bisa terbang?”‎

Peristiwa ini menunjukkan kepada kita, bahwa si anak tadi tidak sabar ‎menjalani proses. Dia ingin segera melihat sesuatu yang dia inginkan secara ‎instan, saat itu juga. Padahal belum saatnya kepompong tadi menjelma ‎menjadi kupu-kupu. Sehingga ketika dipaksakan, hasilnya pun tidak maksimal ‎sebagaimana mestinya.‎

Kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari peristiwa tersebut, bahwa ‎segala sesuatu harus melalui proses alamiah sebagaimana mestinya. Ketika ‎sudah tiba saatnya, maka sesuatu itu akan terasa indah dan menyenangkan. ‎Sekali lagi, tidak ada yang instan, semua ‎

Untuk bisa menikmati sesuatu yang kita inginkan dengan sepenuh hati, ‎dibutuhkan kesabaran dalam menjalani proses. Sekali lagi, tidak ada yang ‎instan, semua butuh proses. ‎

* Ruang Inspirasi, Rabu, 1 September 2021.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *