Tadarrus surat an-Nisa ayat 26-28.
بسم الله الرحمن الرحيم
يريد الله ليبين لكم ويهديكم سنن الذين من قبلكم ويتوب عليكم والله عليم حكيم (٢٦) والله يريد أن يتوب عليكم ويريد الذين يتبعون الشهوات أن تميلوا ميلا عظيما (٢٧) يريد الله أن يخفف عنكم وخلق الإنسان ضعيفا (٢٧)
Ayat ini masih ada korelasi dengan ayat-ayat sebelumnya di mana Allah telah menjelaskan berbagai hal tentang seluk beluk pernikahan sekaligus tindakan-tindakan preventif dan edukatif agar semua kehidupan kekeluargaan berjalan harmonis dan langgeng. Begitu juga Allah menjelaskan hal-hal yang meski dilaksanakan oleh semua orang yang beriman agar lebih matang keimanannya dan lebih siap menghadapi segala dinamika dan perkembangan zaman.
Manakala manusia ingin mencapai tujuannya justru Allah swt telah memberikan ketetapan-Nya yang terbaik untuk mereka.
Nah ayat ini, Allah swt memberikan keputusan yang strategis kepada Hambanya agar menjadi hamba yang mulia dan bermartabat.
Pertama: Iradatul bayan minallah.
يريد الله ليبين لكم
Al-Bayan wa al-Tabyiin: Penjelasan, keterangan yang datang dari Allah untuk kita adalah anugerah tertinggi yang kita terima dari Allah. Bisa dibayangkan saat masa-masa sulit yang tak mampu kita mengerti dan memahami sesuatu dengan baik, kemudian sang guru atau siapa sajalah yang memberikan penjelasan tentang persoalan tersebut kemudian kita fahami dengan baik, alangkah bahagianya dan puasnya kita. Lantas bagaimana kalau yang menjelaskan langsung itu Allah sang maha pemberi pemahaman, sang pemberi ilmu pengetahuan takkan lebih berharga dan berbahagia.
Inilah iradah Allah yang pertama berupa keinginan Allah untuk memberikan penjelasan atas segala problematika kehidupan manusia.
Al-Bayan: Bisa bermakna argumen logika berpikir. Allah menghendaki manusia agar terus menerus menggunakan logika fikirnya dalam mencerna semua urusan kehidupan menuju kehidupan yang jelas (al-bayan),kehidupan yang sesungguhnya (attabyiin).
Al-bayan: Bukti otentik. Segala persoalan terutama terkait dengan hukum, mesti harus dibuktkan dengan bukti yang jelas dan otentik. Allah ingin memberikan contoh dalam perkara hukum harus dibarengi dengan bukti otentik (al-bayan)
Kedua: ويهديكم سنن الذين من قبلكم
Al-hidayah ila fi’li al-Sunnah.
Al-Hidayah: Petunjuk -arah – bimbingan, konseling, terapi, rambu-rambu, peta jalan, jalur, jalan yang ditenpuh, ajaran totalitas, keselamatan, dunia akhirat, Agama, Akal Pikiran, kebahagiaan. Itulah sekelumit makna dari kata al-hidayah.
Dengan demikian Hidayah Allah itu mengandung makna bahwa petunjuk, arah, bimbingan sekaligus terapi dan konseling dari Allah agar ditempuh sebagai rambu-rambu dalam jalur di peta jalan yang harus ditempuh dengan mengedepankan ajaran totalitas agama dan ditopang oleh akal pikiran sehat menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.
Allah swt masih terus berkenan memberikan petunjuk-Nya untuk terus dapat mengikuti jalan-jalan Hamba Allah yang sukses. Hamba Allah yang bergelimang dengan keredhaan Allah karena amal shaleh yang diperbuatnya.
Amal saleh orang-orang yang jadi pilihan Allah swt menjadi orientasi pilihan hidayah Allah untuk hamba-Nya yang beriman.
Ketiga: ويتوب عليكم
Allah menghendaki untuk menganugerahkan taubah kepada Hamba-Nya.
Attaubah: bermakna banyak, bisa berarti kembali, menyesal, pasrah, rizki, bahagia, suci bersih, merenung diri.
- Allah saking sayangNya kepada Hambanya tak pernah berhenti untuk memberikan pengampunan kepada siapa saja yang ingin kembali kepadanya.
- Allah selalu memberikan ruang waktu dan kesempatan untuk terus bertaubah dalam setiap waktu. Allah selalu siap siaga membuka pintu taubah-Nya kepada semua hamba-Nya.
- Allah dengan sifat at-Tawwab
Intinya adalah taubat dari Allah semata-mata ingin mengembalikan hakikat manusia ke dimensi rizki kebahagiaan dan kesucian karena sebab dia menyesali, merefleksi diri, merenungi diri penuh kepasrahan untuk kembali kepada Allah swt.
Keempat: والله يريد أن يتوب عليكم
Pengulangan penyebutan Taubah oleh Allah dalam ayat ini memiliki hikmah dan tujuan, antara lain:
- Allah selalu membuka pintu taubah bagi siapa saja yang ingin kembali kepada hakikat kehidupan dirinya.
- Allah swt memberi ruang bagi hambanya untuk terus refleksi diri untuk mencapai keberhasilan dan kebaikan
- Allah swt membuktikan kemahaberterimanya atas segala khilaf dan noda dosa hamba-Nya.
- Allah swt dengan berbagai macam cara untuk hambanya bisa kembali kepada Allah swt guna meraih keselamatan hidup di dunia dan akhirat sebagai bukti kasih sayang Allah terhadap hambaNya.
Kelima:
ويريد الذين يتبعون الشهوات أن تميلوا ميلا عظيما
Allah membukakan pintu taubah dan sekaligus Allah swt menghendaki agar manusia menghindari segala macam hawa nafsu syahwat duniawi dengan secara totalitas.
Allah swt memberikan ruang kebermanfaatan atas hawa nafsu agar manusia mengerti akan eksistensi hawa nafsu itu. Namun yang Allah kehendaki adalah mengekangnya jangan biarkan hawa nafsu itu tak terkendali. Hawa nafsu yang tak terkontrol,hawa nafsu yang negatif, hawa nafsu yang rakus duniawi. Inilah yang Allah ingin ajarkan kepada HambaNya agar jangan menuruti hawa nafsunya dengan tanpa kontrol dan kendali.
Siapa saja yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dialah hamba Allah yang dikehendaki-Nya.
Keenam & Ketujuh:
يريد الله أن يخفف عنكم
Attakhfiif: Keringanan-tidak ada pembebanan yang terlalu berlebihan, mengurangi beban tugas. Tidak ada yang dibebankan secara langsung namun secara bertahap.
Iradah Allah swt untuk memberikan keringanan (dispensasi) semata-mata karena Allah maha mengetahui kadar kemampuan dan keterbatasan Hambanya.
Allah memberikan kelonggaran untuk tidak dilaksanakan jika ada uzur, ada sebab musabbabnya.
Allah swt tak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya dalam setiap detik dan gerak gerik hambanya meskipun itu masalah ibadah pokok yang harus ditunaikan oleh hambanya. Allah masih berkenan memberikan keringanan dan pengurangan.
Itulah Allah swt yang maha kasih sayang atas hamba-Nya. Semoga kita selalu dalam kasih dan sayang Allah swt. Amin ya robb.
No responses yet