Bagi kalangan awam, nama KH. Ahmad Dahlan selalu dikaitkan dengan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Padahal itu nama gurunya saat Muhammad Darwis, nama kecil KH Ahmad Dahlan, masih mondok di Darat, Semarang, di bawah asuhan Kiai Shaleh dan menantunya, KHR Ahmad Dahlan Al-Falaki Al Tarmasi.

Adik kandung Syeikh Mahfuzh Al Tarmasi ini memang dikenal sebagai pakar di bidang ilmu astronomi/falak. Beberapa kitab karangannya hingga kini menjadi rujukan bagi para ahli untuk memperdalam pengetahuan seputar ilmu falak.

Salah satu karya beliau adalah kitab Natijah Al Miqat. Kitab ini merupakan rangkuman dari pemikiran guru-guru beliau, baik sewaktu belajar di Al-Azhar, seperti Syeikh Husain Zaid Mesir, Syekh Abdurrahman bin Ahmad al-Misri, maupun saat berada di Mekah, dengan Syekh Muhammad bin Yusuf al-Makki, dan juga dengan mertuanya sendiri, Kyai Soleh, Darat.

Kitab ini menjelaskan tentang penggunaan rubu’ mujayyab, sejenis alat hitung tradisonal yang didesain dalam bentuk seperempat lingkaran sehingga membetuk sudut siku-siku. Dalam pengertian yang lain, rubu’ mujayyab adalah alat hitung astronomi untuk memecahkan permasalahan segitiga bola dalam astronomi, atau suatu alat berbentuk seperempat lingkaran ( 900 ) yang digunakan menghitung fungsi geniometris yang sangat berguna untuk memproyerksikan peredaran benda-benda langit pada lingkaran vertikal. Fungsi utama dari rubu’ mujayyab ini sebagai instrumen penting dalam penentuan awal waktu salat dan arah kiblat.

Pada tahun 1930 kitab ini diberi anotasi/komentar ( syarah ) oleh Kyai Ihsan, Jampes, Kediri (wafat 1952) dalam kitabnya Tashrihu-l-Ibarat.

Kitab Natijah Al Miqat dalah satu dari tiga kitab karya beliau di bidang falak, selain kitab Bulughul Wathar dan Risalah Tadzkirah Al-Ikhwan fi Ba’dhi Al Tawarikh.

Bila Anda menyukai dunia ilmu astronomi, kitab-kitab karya beliau pantas menjadi koleksi perpustakaan Anda.


Ket. Gambar :

  • Salahsatu lembar manuskrip kitab Natijah Al-Miqaat karya KHR Ahmad Dahlan bin Abdullah Al-Falaki Al-Tarmasi.
  • Dalam kolofon tertulis naskah ini selesai pada malam Iedul Fitri tahun 1317 H atau Febuari 1900 M di Darat, Semarang.
Rubu’ Mujayyab peninggalan KHR Ahmad Dahlan yang ada di salahsatu cucu beliau di sebuah pesantren di Pulau Bali.

 

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *