Seorang jamaah pendukung khilafah mendatangi Paijo dan berujar:”Kang! Apa sampeyan pernah membaca hadist bahwa sebaik-baik kamu (ummat/generasi) adalah yang hidup di zamanku, dan generasi sesudah mereka, serta generasi yang datang  sesudah mereka. Jadi kalau sekarang kami mencoba untuk meniru ummat di ketiga zaman itu, kenapa kami harus selalu dicurigai ? Bahkan kami ditolak dan dilarang di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim sendiri?” 

Paijo tersenyum dan kemudian menimpali: “Maaf akhi, saya memang pernah dan bahkan sering mendengar  hadist itu. Tetapi menurutku ada yang “aneh”dengan pemahaman kalian terhadap hadist itu.  Yuk Tin pernah menjelaskan maksud hadist itu. Menurut Yuk Tin ummat di zaman nabi adalah ummat terbaik kalau dilihat dari sisi saat itu Nabi masih hidup, ahlaq para sahabat yang begitu patuh kepada Allah dan rasullullah, mereka melihat langsung wahyu Al-Qur’an turun kepada nabi dan merasakan mukjizat-mukjizat nabi lainnya. Demikian juga ummat sesudah beliau, dimana masih sangat banyak sahabat beliau yang hidup mempraktekkan, mengajarkan dan menjelaskan bagaimana nabi ber-Iman, ber-Islam dan ber-Ihsan kepada para tabi’in. 

Menurut Yuk Tin kita tidak bisa menjadikan standar “keunggulan” ummat di ketiga zaman itu sebagai pembanding dengan zaman-zaman sesudahnya. Atau sebaliknya, menjadikan standard kemajuan di zaman kita untuk mengukur kekurangan di zaman-zaman itu.  Misalkan soal kemajuan ilmu dan teknologi. Dimana keduanya berkembang pesat ketika nabi Muhammad, para sahabat dan tabi’in sudah tidak ada. Saat itu justru Islam berkembang sangat massif dan meluas ke seluruh pelosok dunia, dimana Islam meng-‘inspirasi’ lahirnya peradaban modern ummat manusia dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang di zaman nabi belum ada. 

Tahukah kamu akhi ada hadist yang berarti : “umatku bagaikan hujan , tidak diketahui awalnya, tengahnya, atau akhirnya yang lebih baik”.  Kalau kamu memahami bahwa kualitas ummat Islam terus menurun sejak zaman nabi, itu sama saja kalian menurunkan semangat untuk ber-Iman, ber-Islam dan ber-Ihsan. Padahal nabi tidak pernah meganjurkan hal itu. Karena Allah dengan Ke-Maha Bekehendak-Nya” bisa saja membuat suatu kaum di zaman tertentu menjadi kaum terbaik. Sebab kata Yuk Tin Allah sendiri berfirman; “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling bertaqwa.” Bahkan konon dalam satu hadist Nabi kita sangat mengagumi ummatnya yang tidak pernah bertemu dirinya tetapi tetap teguh patuh dan menjalankan perintahnya dan perintah Allah.” Sang jamaah kemudian berujar: “Jadi saya salah lagi ya kang?” Paijo tersenyum dan berujar: “Manusia memang tempat salah dan lupa akhi”  #SeriPaijo

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *