Menziarahi Syaikh Muhammad Sa’ad Selakau (w. 1922), Murid Syaikh Ahmad Khatib Sambas
Jum’at (30/10/2020) menjelang siang hari ini saya menziarahi masjid tua, rumah dan makam Syaikh Muhammad Sa’ad di Selakau (w. 1922), Sambas, Kalimantan Barat.
Syaikh Muhammad Sa’ad Selakau adalah mursyid Tarekat Qadiriah Naqsyabandiah (TQN) yang juga murid langsung dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas di Makkah (w. 1875), ulama besar Nusantara di Tanah Suci yang juga inisiator TQN.
Dalam catatan riwayat hidup yang diterima dari ahli keturunan, didapati informasi jika Syaikh Muhammad Sa’ad lahir pada tahun 1807 di Selakau, wilayah Kesultanan Sambas. Saat usia 13 tahun (1920), beliau pergi haji ke Makkah dan menetap di sana untuk belajar.
Di antara guru beliau di Makkah adalah Syaikh Dawud Pattani (w. 1847), Syaikh Abdul Ghani Bima (w. 1853), Syaikh Ahmad Khatib Sambas (w. 1875) dan lain-lain.
Tampaknya, Kesultanan Sambas dan beberapa kesultanan lainnya di Kalimantan Barat memiliki kedekatan dengan para ulama Pattani. Di Sambas, misalnya, ada Syaikh Abdul Jalil Pattani yang menjadi ulama besar wilayah itu pada abad 19 M. Demikian halnya di Kesultanan Mempawah, ada Syaikh Muhammad Ali b. Faqih Pattani, yang menjadi mufti Mempawah kedua, menggantikan Syarif Husain al-Qadri (w. 1771), mufti pertama Mempawah dan ayah dari Syarif Abdurrahman al-Qadri (w. 1808), pendiri Kesultanan Pontianak.
Syaikh Ahmad Khatib Sambas adalah salah satu ulama besar Nusantara yang legendaris. Sesuai dengan nama yang melekat di belakangnya, beliau berasal dari Sambas. Jaringan murid-murid Tarekat Qadiriah Naqsyabandiah yang diinisiasinya menyebar di banyak wilayah Nusantara.
Baca Juga : Tarekat Qadiriyyah wa Naqshbandiyyah – Shaykh Ahmad Khatib al-Sambasi
Di antaranya adalah Syaikh Abdul Karim Banten di Makkah (yang menurunkan Syaikh Asnawi Caringin, Syaikh Tubagus Falak Bogor, Syaikh Arsyad Thowil Banten-Minahasa, Syaikh Ibrahim Brumbung Demak), Syaikh Thalhah Kalisapu Cirebon (yang menurunkan Abah Sepuh Suryalaya, lalu Abah Anom Suryalaya), Syaikh Abdurrahman Bali (penghimpun materi ajaran Syaikh Ahmad Khatib Sambas dan menkodifikasikannya menjadi “Fath al-‘Arifin), Syaikh Ahmad Hasbullah Madura (yang menurunkan Syaikh Tamim Peterongan) dan lain-lain.
Terkait jaringan murid-murid Syaikh Ahmad Khatib Sambas juga jaringan literatur TQN, sila disimak dalam tautan berikut: DITEMUKAN! Kitab Karya Syaikh Abdul Karim al Bantani dan Syaikh Ibrahim Brumbung Demak tentang TQN
Ternyata, murid-murid Syaikh Ahmad Khatib Sambas asal daerahnnya sendiri terbilang cukup banyak. Di antara mereka adalah Syaikh Nuruddin Teukarang (Sambas) yang berasal dari Mindanau (Filipina), juga Syaikh Muhammad Sa’ad Selakau yang kita bicarakan di muka.
Sepulang dari Makkah, Syaikh Muhammad Sa’ad Selakau terlebih dahulu singgah dan mengajar di Kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan) selama kurang lebih 11 tahun lamanya. Setelah itu, beliau baru kembali ke kampung halamannya yang terletak di tepi Sungai Selakau, Sambas.
Di kampung halamannya itu Syaikh Muhammad Sa’ad kemudian mendirikan masjid dan madrasah. Dalam catatan yang terdapat di pintu masuk, dikatakan masjid tersebut selesai dibangun pada tahun 1340 Hijri (1921 Masehi).
Di Selakau pula Syaikh Muhammad Sa’ad menyebarkan ajaran TQN yang beliau warisi dari Syaikh Ahmad Khatib Sambas, sekaligus mentalqin dan membaiat murid-muridnya. Hingga saat ini, di kecamatan Selakau dan kecamatan Sambas lainnya, masih dapat kita jumpai para pengamal TQN yang jalur transmisinya (sanad) berasal dari Syaikh Muhammad Sa’ad ini.
Selepas shalat Jum’at nanti, saya berencana untuk menjumpai manuskrip-manuskrip peninggalan Syaikh Muhammad Sa’ad. Semoga diberi kemudahan.
Wallahu A’lam
Sambas, 14 Rabiul Awwal 1442 Hijri
-] Saya mengucapkan terima kasih yang takterhingga kepada al-Mukarram KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Aswaja Center Jawa Timur) yang telah bermurah hati membawa saya untuk pergi ke Kalimantan Barat dalam rangkaian program muhibbah maulid beliau.
Terima kasih juga kepada para sesepuh PWNU Kalimantan Barat yang juga para akademisi IAIN Pontianak, KH. Dr. Wajidi Sayadi, Dr. Erwin Mahrus, Dr. Faizal Amin yang dalam diskusi kemarin di kantor PWNU memberikan banyak limpahan informasi mengenai jaringan keilmuan ulama Kalbar.
Juga terima kasih kepada kawan-kawan PW Ansor Kalbar, Hisaniah (Himpunan Santri dan Alumni Kiyai Yahya Sabrawi Malang) Kalbar dan Himasal (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) Kalbar yang telah bebaik hati menemani saya dalam ziarah ini.
No responses yet